Seina duduk sedirian di taman sekolahnya, Seina bersantai tanpa gangguan apapun, terlintas Elina yang berjalan melewati Seina.
"Na," seru Seina memanggil nama Elina.
Elina hanya meliriknya saja kemudian tidak mendekati Seina. Seina terjekut oleh lirikan Elina yang seperti kesal padanya.
"Apa salah aku?" lirih Seina pada dirinya sendiri.
Seina mengejar Elina dan menepuk punggung Elina dari belakang, "Na, kamu kenapa? Dari tadi aku panggil-panggil nama kamu tapi kamu diem aja nggak ngejawab, kamu marah sama aku?" pekik Seina menatap mata Elina sayu.
"Sey, aku selalu kesel sama kamu," ucap Elina dengan terus terang. Elina tidak malu pada Seina apa yang ingin diucapkannya.
"Kenapa bisa? Aku punya salah apa sama kmau?" Seina masih tidak mengerti kenapa Elina selalu berubah-ubah sikapnya.
