Tasmania dan juga putranya selalu melakukan berbagai upaya untuk bisa menghancurkan Zafran. Dia pun mulai menyelidiki latar belakang Zafran agar bisa menghancurkan nya.
"Aku sudah menemukannya, Ma!" Zefri menghampiri ibunya yang sedang duduk di ruangan kantor tempatnya bekerja.
"Apa? Apa yang sudah kamu temukan?" tanya Tasmania penasaran. Dia tidak yakin jika putranya mampu melakukan sesuatu yang berguna. Wanita paruh baya itu merasa bersalah karena telah mendidik putranya dengan cara yang salah. Dia berfikir bahwa memanjakan anaknya adalah cara terbaik. Namun nyatanya, Jefri tidak mampu hidup mandiri. Dia sudah terbiasa hidup bergelimang harta. Selama ini apapun yang ia minta selalu dikabulkan. Semua itu sudah tumbuh menjadi karakter yang tertanam di dalam kepribadiannya. Sehingga Jefri tumbuh menjadi pemuda yang tidak bertanggung jawab dan juga tidak bisa diandalkan. Dia selalu mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan masalah yang ia buat. Berulang kali Tasmania berusaha memberi pelajaran kepada Jefri, putranya. Namun, karakter itu sudah tertanam di dalam kepribadian Jefri, sehingga sangat sulit bagi pria itu untuk bisa berubah.
"Ma, Zafran memiliki calon istri." Jefri mengatakan hal itu dengan mata yang ber binar. Dia ingin menunjukkan kepada ibunya bahwa dia juga mampu melakukan sesuatu. Kedua mata Tasmania terbelalak saat mendengar penjelasan dari putranya. Ini adalah kabar yang sangat penting bagi mereka. Masa lalu Zafran akan membuat pria itu ditendang dari keluarga tersebut dengan sendirinya.
"Apakah kamu yakin?" tanya Tasmania sangat bersemangat. Dia ingin memastikan bahwa laporan yang disampaikan oleh sang putra bukan rekayasa semata. Jefri mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan beberapa data tentang kebenaran rahasia dibalik masa lalu Zafran. Tasmania pun akhirnya bisa meyakini bahwa kali ini putranya telah melakukan hal yang luar biasa. Betapa bangga wanita paruh baya itu kepada putra satu-satunya.
Tasmania sudah banyak mengalami kesedihan di dalam hidupnya. Dia bahkan harus bisa berjuang sendirian untuk membesarkan putra semata wayangnya. Ayah dari Jefri menghilang begitu saja ketika dia menyampaikan tentang kandungannya. Pria itu tidak bertanggung jawab. Dia tidak ingin terbebani dengan anak yang ada dalam kandungan Tasmania. Saat itulah kehancuran Tasmania dimulai. Keluarga Azhari bahkan tidak mau menerima wanita itu. Mereka menganggap bahwa Tasmania sudah mempermalukan mereka. Namun demi putra satu-satunya, Tasmania harus rela membuang semua rasa malu dan gengsi nya. Dia mendatangi sang ayah yaitu kakek Azhari. Dia siap melakukan apapun yang diperintahkan oleh ayahnya asalkan dia tetap bisa tinggal di rumah itu.
Meski pada awalnya pria tua tersebut terus berusaha menolak keinginan dari putrinya. Tetapi akhirnya diapun menerimanya. Walau dia tidak pernah berbincang dengan Jefri sama sekali. Kakek Azhari menganggap bahwa Jefri adalah ke sialan di dalam keluarganya. Pria tua itu bahkan tidak pernah menganggap Jefri ada. Pada awalnya, bukan hanya Jefri yang diabaikan oleh kakek Azhari. Tasmania yang merupakan ibu Jefri juga mendapatkan perlakuan yang sama. Namun Tasmania adalah wanita yang keras kepala. Karena itulah dia masih bertahan di rumah besar tersebut. Berharap waktu menjadi obat terbaik dalam mengatasi semua masalahnya.
Dia benar, perlahan sang ayah mulai membangun komunikasi dengan dirinya. Kakek Azhari juga membiarkan putrinya untuk terjun langsung di perusahaan. Kemampuan Tasmania dalam mengelola perusahaan memang tidak bisa dianggap sebelah mata. Kecerdasan kakek Azhari ternyata menurun kepada putrinya.
Manusia yang semula tidak mendapatkan apa-apa menjadi memiliki sebuah keinginan. Namun ketika dia mendapatkan keinginannya dia justru membuat keinginan baru. Manusia sering kali dikuasai oleh keserakahan. Sebegitu juga dengan Tasmania. Pada awalnya dia hanya berharap bahwa dirinya dan juga putranya bisa hidup layak dan tinggal di rumah itu. Setelah keinginan tersebut terkabul, keinginan baru muncul di dalam hatinya. Dia ingin agar dirinya diterima di perusahaan dan memiliki andil dalam perusahaan keluarga. Keinginan keduanya juga terwujud. Namun wanita itu kembali menginginkan impian baru. Sebagai anak kedua dari kakek Azhari dia merasa bahwa dirinya lah yang paling berhak mengawasi perusahaan Azhari. Dia pun mulai kembali dikuasai oleh keserakahan yang ada di dalam hatinya. Menginginkan perusahaan itu jatuh ke tangan nya. Karena itulah kehadiran Zafran merusak semua rencana yang sudah iya atur. Dia yang telah membuat kecelakaan terjadi kepada kedua orang tua Zafira. Dia melakukan segala cara dan menghalalkan semuanya demi keinginan yang tersimpan di dalam hatinya. Setelah kakak dan kakak ipar nya meninggal dunia, Tasmania mulai berada di atas angin. Keputusan besar dari perusahaan keluarga itu ada di tangan Tasmania. Wanita itu merasa sebentar lagi kekuasaan sepenuhnya akan berada di tangannya. Apalagi sang ayah mulai menderita sakit sakitan.
Saat semuanya berjalan lancar, tiba-tiba sebuah masalah terjadi di dalam keluarga Azhari. Sang ayah menikahkan Zafira dengan anak dari mantan sopir pribadi mereka. Tasmania tidak tahu rencana apa yang sedang disembunyikan oleh sang ayah. Tetapi dia mendapat firasat buruk dengan kehadiran Zafran ke rumah itu.
Semua itu juga didukung dengan perubahan sikap ayahnya. Pada awal pernikahan itu pakai Azhari menyampaikan bahwa pernikahan tersebut hanyalah hukuman kepada Zafran atas kesalahan yang sudah dilakukan oleh ayahnya. Namun hari demi hari perubahan terjadi sangat jelas. Kasih sayang kakek Azhari kian bertambah besar kepada Zafran. Bahkan cucu menantunya sudah menduduki jabatan manager umum. Semua itu adalah ancaman bagi Tasmania. Dia pun memiliki rencana untukku menjauhkan Zafran dari keluarga itu. Dia bahkan berencana untuk mengusir semua orang dari rumah tersebut. Agar dirinya bisa menguasai perusahaan dan menguasai semua aset yang dimiliki oleh perusahaan itu.
"Apakah kamu juga sudah menemukan alamatnya?" wanita paruh baya itu bertanya kepada sang putra.
"Iya, Ma. Aku tahu!" jawab Jefri.
"Baiklah. Kita akan segera menemui wanita itu." jawab Tasmania.
***
"Terimakasih, Ibu." Zafira sangat senang dengan kehadiran Ramadhani di kamarnya. Keadaan semula yang terlihat canggung berubah menjadi keakraban. Zafira tidak pernah merasa dekat dengan siapapun kecuali dengan kedua orang tuanya. Dan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, dia bahkan tidak ingin berbincang dengan siapapun. Zafira tidak bisa percaya kepada siapapun. Atau dirinya takut percaya kepada orang lain. Pengalaman berharga telah memberikan pelajaran kepada gadis itu.
Tasmania adalah orang yang paling dekat dengan ayahnya. Sang ayah juga sangat menyayangi adiknya. Ayahnya lah yang menjadikan alasan mengapa kakek Azhari masih memberikan izin kepada Tasmania untuk tetap tinggal di rumah besar itu. Kasih sayang selalu ayah Zafira begitu nyata. Tetapi lihatlah balasan yang diberikan oleh Tasmania. Setelah begitu banyak pengorbanan yang dilakukan oleh kakaknya, dia bahkan membunuh kakaknya sendiri dengan cara yang paling sadis. Mulai saat itu, Zafira menatap diri dan memutuskan untuk tidak percaya kepada siapapun.