Pukul 08.15, semua orang sudah berkumpul di meja makan dan sudah duduk di sana. Sementara Ramadhani dan Nabila baru saja keluar dari dalam kamarnya. Mereka berdua berjalan dengan santai menuju ruang makan besar tersebut. Tetapi saat mereka tiba di ruangan itu semua mata menatap kearah yang sama. Semua mata menatap kearah kedua wanita yang baru tiba. Tatapan itu begitu tajam hingga membuat Ramadhani dan juga Nabila merasa takut. Mereka pun menundukkan kepala kemudian berjalan menuju meja makan di mana makanan sudah disediakan.
Untuk beberapa saat keadaan hening tidak ada satu orang pun yang bersuara karena di situlah kebiasaan dari keluarga Azhari. Tidak ada yang boleh memulai aktivitas makan sebelum kakek azhari memulainya. Nabila merasa heran sambil menundukkan kepalanya dia mencoba melirik tekanan dan ke kiri. Mencoba melihat apa sebenarnya yang mereka lakukan mengapa semua orang hanya diam saja tanpa melakukan aktivitas apapun sementara makanan lezat terhidang di hadapan mereka.
"Saya tidak ingin ada keterlambatan di dalam acara makan selanjutnya!" terdengar suara kakek Azhari berkata di hadapan semua orang. Lalu semua mata menatap kearah ramadhani dan juga Nabila. Gadis belia itu terkejut, dia hanya terlambat 1 menit tetapi kemarahan pemilik rumah itu benar-benar tampak sangat jelas. Nabila berkata di dalam hatinya keluarga ini benar-benar aneh.
Di ruang makan itu juga duduk seorang pemuda tampan yaitu Zafran. Zafran berada di sana bersama dengan istrinya. Nabila melirik kakaknya namun saat mendapatkan tatapan dari sang adik zafran justru memalingkan wajahnya. Dia sudah membuat janji dengan kakek Azhari bahwa dia tidak akan berkomunikasi dengan keluarganya di rumah itu. Karena jika itu terjadi pakai azhari pasti akan memberikan hukuman kepada siapa saja yang dia kehendaki. Demi melindungi adik dan ibunya, Zafran terpaksa berdiam diri dan tidak merespon tatapan adiknya.
'Kakak kenapa? Apakah memang ketika seseorang berubah menjadi orang kaya dia kan berubah?' nabila bertanya di dalam hati. Makan malam itu dimulai dengan pimpinan rumah memulai acara makannya. Lalu dilanjutkan dengan anggota keluarga lainnya. Setelah makan selesai kakek Azhari makan menyampaikan petuah seperti biasa.
"Ini adalah ruang makan, dan orang-orang yang akan makan di ruangan ini harus mengikuti semua peraturan. Jika ada yang terlambat maka sebaiknya dia tidak perlu datang. Aku tidak mau mendengarkan alasan!" Kakek Azhari berbicara kepada semua orang yang ada di ruangan makan. Dan semua orang hanya bisa terdiam mendengarkan kata-kata itu seraya melakukan kepalanya.
Nabila masih merasa bingung dengan sikap dan perlakuan orang-orang kaya ini. Tadinya dia begitu bersemangat untuk menikmati semua makanan yang dihidangkan di sana. Karena terlihat sangat jelas makanan itu begitu menggugah selera. Namun setelah melihat keadaan semua orang dan merasakan atmosfer yang berbeda membuat gadis belia itu kehilangan nafsu makannya. Dia mendapatkan satu pelajaran bahwa keadaan lingkungan sangat berpengaruh kepada nafsu makan seseorang. Buktinya sekarang dia bahkan tidak bisa menikmati makanan itu.
Zafran segera melakukan tugasnya sebagai seorang suami. Dia mengangkat tubuh istrinya kemudian membawanya menaiki tangga untuk kembali ke dalam kamarnya. Nabilah berusaha memanggil sang kakak tetapi sang ibu menghentikannya.
"Sudahlah! Kakak mau pasti sedang sibuk," Ramadhani membuat alasan. Meski kecewa tetapi Nabilah tidak bisa memaksakan kehendaknya. Apalagi dia menyadari bahwa dia hanyalah menumpang tinggal di rumah besar itu. Sambil berjalan menaiki tangga, Zafran mencoba melirik ibu dan adiknya. Alangkah menyedihkan nya nasib Zafran, karena meski ibu dan adiknya ada di sana namun dia tidak bisa walau hanya sekedar menyapa.
Nabilah kembali ter heran melihat orang-orang yang ada di meja makan mulai meninggalkan meja makan. Meninggalkan makanan yang begitu banyak, bahkan ada beberapa diantara mereka yang tidak menyentuh makanan sama sekali. Hal ini membuat Nabila marah kepada sikap orang orang kaya. Karena mereka dengan mudah membuang makanan begitu saja sementara di luar sana masih banyak orang-orang yang membutuhkan makanan. Sementara di luar sana masih banyak orang-orang yang kelaparan. Tetapi di rumah ini seakan makanan tidak bernilai.
***
Ketika Nabila dan ibunya ingin meninggalkan ruangan makan tiba-tiba seorang wanita berpakaian hitam menghampiri mereka.
"Dia adalah asisten pribadi Anda. Mulai hari ini anda akan diantar dan dijemput oleh nya, semoga anda merasa nyaman!" Veronica memperkenalkan Diana kepada Nabila. Diana adalah sisen pribadi yang dipilih langsung oleh Veronica untuk menjaga dan mengawasi Nabila. Gadis belia itu sangat senang mendengar kata-kata sang sekretaris tersebut.
"Apa? Benarkah? Apakah mulai sekarang aku akan pergi dan pulang sekolah menggunakan mobil?" Nabila bertanya kepada wanita itu. Kedua matanya berbinar karena bahagia. Veronica mengangguk kan kepalanya. Nabilah segera memberikan pelukan kepada sang ibu, tampak sangat jelas jika wanita itu begitu bahagia. Namun berbeda dengan ibunya yang terlihat murung. Wanita paruh baya itu sama sekali tidak merasa bahagia meski melihat putrinya bahagia. Karena Ramadhani mengetahui bahwa kebahagiaan itu semu. Wanita itu tidak tahu harus berbuat apa.
"Bu, aku berangkat sekolah sekarang ya bu!" Nabila berpamitan kepada ibunya. Meraih tangan wanita itu kemudian meletakkannya ke kening. Dengan gembira dia melangkahkan kaki, saat berada di dekat mobil Diana membukakan pintu mobil untuk dirinya dan mempersilahkan gadis belia itu untuk masuk. Nabilah semakin senang dengan perlakuan mereka, dia merasa bahwa dirinya seperti seorang putri. Ada pengawal dan juga sopir pribadi. Nabila tidak menyangka jika dia bisa mengalami perubahan kehidupan yang luar biasa.
'Mulai sekarang tidak akan ada lagi orang-orang yang bisa menghina aku. Tidak ada lagi orang-orang yang bisa merendahkan aku. Aku bukan lagi lelucon bagi mereka, aku bukan lagi gadis yang bisa dihina dan di rendah kan begitu saja. Aku adalah seorang putri yang kayak raya. Ternyata ibu salah, pernikahan kak Zafran bukankah hal buruk bagi keluarganya. Buktinya aku bisa pindah ke rumah besar dan sekarang bahkan memiliki mobil. Aku benar-benar bahagia,' Nabilah berkata di dalam hatinya sendiri. Dia begitu bahagia sehingga dia menikmati perjalanan itu dengan penuh rasa bangga. Meski ada sudut hatinya yang sedikit penasaran dengan raut wajah yang ditunjukkan oleh ibunya. Bahagian hatinya yang lain bertanya-tanya mengapa ibunya terlihat begitu bersedih. Mengapa wanita itu tidak terlihat bahagia. Tetapi kemudian saya menyadari bahwa dia berada di dalam mobil mewah dengan seorang supir pribadi gadis belia itu membuang semua rasa sedihnya.
"Nona, mulai sekarang aku akan menjaga Anda. Aku akan menemani anda ke manapun anda pergi. Tetapi ada beberapa peraturan yang harus anda ikuti," Diana mulai melakukan tugasnya. Nabila mengerutkan kening karena tidak mengerti kata-kata wanita itu.