Kata - kata terakhir yang di ucapkannya adalah sebuah ancaman.
Aku tidak menghiraukan ancamannya dan segera menutup kotak bekal makan siangku.
Aku sudah tidak ada Mood lagi untuk makan di kelas ini, jam makan siangku terganggu oleh para cecunguk rendahan yang setiap harinya selalu menggangguku. Aku berpikir kenapa mereka sampai melakukan perbuatan yang seperti itu? Sudah jelas dia hanya ingin mempermainkanku untuk kesenangan diri mereka.
Yang membuatku semakin kesal adalah tindakan mereka yang sudah diluar batas. Jika mereka dibiarkan melakukan seenaknya, nanti mereka akan menjadi jadi.
Dan yang paling anehnya, sekolah menutupi masalah tersebut. Perbuatan yang dilakukan geng Rio ditutupi oleh pihak sekolah, mungkin itu semua ada hubungannya dengan Yoshida. Itu benar, ketua dari biang kerok dari geng tersebut adalah Yoshida.
Yoshida adalah putra dari kepala sekolah di sekolah ini, Ayahnya dengan sengaja menutupi kesalahan dari anaknya, sudah pasti kalau Ayahnya bukan orang yang baik juga.
Pasti dia dengan sengaja ingin menyingkirkan ku karena aku dekat dengan Meika, dia pasti yang merencanakan target pembullyan untukku.
Selagi aku melamun, aku beralih dan melihat wajah Meika yang berada di sampingku. Dia sedang duduk di lantai dengan menutupi kedua kupingnya. Sedih, marah, rasa bercampur aduk itu berada dalam dirinya. Wajahnya sepertinya kesal dengan ku, dengan air mata yang mengalir di wajahnya, rasa haus akan balas dendam sepertinya ada di dalam dirinya.
"Kau...! Kau! Aku akan melaporkan ini kepada Orang tua 'ku!."
Wanita murahan ini ingin membalas dendam dengan cara melaporkanku dengan orang tuanya. Mendengar perkataannya itu aku melangkah ke arahnya aku menarik dagunya dan mengangkatnya.
"Aku sama sekali tidak takut dengan ancamanmu!"
Aku melepaskannya mengambil bekalku dan memasukannya ke dalam tas, lalu segera pergi dari ruang kelas.
Terus berada tempat yang seperti ini sangat tidak cocok denganku, jadi aku mengambil tasku dan segera pergi dari ruang kelas.
Aku membolos untuk kelas selanjutnya. Mendengar perkataan Sensei yang tadi diucapkannya, hari ini tidak ada pembelajaran jadi aku pergi untuk menenangkan diriku.
Hatiku entah mengapa tidak bisa dikendalikan setelah bertemu dengan Meika.
Itu benar sekali, hati manusia yang rapuh akan menjadi sebuah kelemahan di masa depan.
Walaupun jiwaku bukanlah seperti manusia yang dulu lagi, tetapi tubuhku tetaplah manusia.
Rasa sakit, penderitaan, dan rasa acak yang ada di hatiku terus bergejolak di dalam diriku.
Aku tidak bisa menahannya.
Tolong tenanglah diriku.
Aku harus bisa menahannya.
Melewati Koridor sekolah, aku bertemu siswa dan siswi kelas lain di sepanjang perjalanan.
Tatapan mereka sama dengan siswa yang ada di kelasku.
Kebencian, dan rasa takut yang menyelimuti mereka saat ini.
"Apakah orang itu yang dirumorkan baru - baru ini?"
"Lihatlah dia, memakai tas, padahal belum waktunya pulang sekolah"
"Dia pasti bukanlah orang yang baik"
"Sttt... Jangan keras - keras, nanti bisa terdengar olehnya"
Mereka semua menjauhiku ke samping koridor ketika aku melewati mereka.
Berbisik dan Bergosip membicarakan hal buruk tentangku dengan teman lainnya.
Bahkan di sekolah ini pun sama saja, mereka semua menindasku. Di sekolah manapun tempatku berada, pasti ada saja kejadian buruk yang menimpaku.
Hidupku bahkan semakin buruk setelah kejadian itu, sudah bertahun - tahun lamanya aku tidak melihat gadis itu.
Walaupun aku masih tidak bisa menghilangkan rasa sakit ini. Sudahlah, aku sudah tidak memperdulikan masa lalu lagi, yang berlalu biarlah berlalu. Semakin aku memikirkannya, semakin bertambah beban di kepalaku.
"Aku menemukannya."
Setelah melewati mereka dan menuruni tangga, aku mencari ruangan tempat yang pas untuk mengaktifkan sihir teleportasi, kebetulan Lab yang berada di sebelah tangga ini kosong, aku melihat isi dalam lab ini dari luar ruangan kaca jendela ini yang hordengnya terbuka sedikit di bagian sampingnya.
Ruangan itu adalah tempat Praktek Laboratorium biologi. Terlihat tidak ada orang didalamnya, untuk itu aku segera membuka pintunya, ternyata terbuka, sepertinya ruangan ini tidak terkunci.
Untuk pergi meninggalkan sekolah ini, aku harus menggunakan Teleportasi. Tidak mungkin aku berjalan melewati gerbang sekolah, pasti satpam yang tadi pagi akan menegurku dan menyuruhku untuk kembali ke kelas, yang paling buruknya melaporkannya ke walikelasku, habis itu pasti memanggil orang tuaku, permasalahan ini pasti akan menjadi panjang dan tidak ada habisnya.
Mencari jalan yang tepat dan aman itulah tujuanku.
Aku segera memasuki ruangan Laboratorium biologi. Ruangan ini terlihat seperti ruangan pada umumnya, terdapat patung kerangka manusia yang terbuat dari plastik, Mikroskop yang terpajang di lemari, Kaca pembesar dan tensimeter. Aku juga melihat alat yang berserakan di atas meja, sepertinya baru saja habis dipakai, mungkin Guru yang berada di tempat ini sedang pergi entah kemana.
Setelah selesai melihat sekeliling, aku mencoba memeriksa panel sistem.
Benar saja, semua barang yang berada di MAL semuanya terkunci. Bahkan para NPC Bos karakter yang berada di dalam Game, semuanya terkunci kecuali karakter Asgard Emperor King.
Tidak ada pilihan lain, aku mencoba memakai karakter Asgard ini.
Cahaya putih menyelimuti seluruh tubuhku...
12 detik berlalu.... Cahaya putih itu menghilang dengan sekejab.
Apakah aku sudah berubah....?
Melihat lengan dan baju yang dikenakanku, semuanya telah berbeda dari pakaianku sebelumnya, dan saat ini aku tidak memakai baju sekolahku, melainkan berganti memakai Pakaian Asgard Emperor King.
Setelah selesai melihat kondisiku, aku mengarahkan tanganku ke depan sambil berkonsentrasi, Membayangkan tempat yang ingin aku tuju. Mengucapkan Mantra [Teleportasi]
Lingkaran sihir menyelimuti di bagian bawah kakiku, dan dalam sekejab pemandangan di depanku berubah.