Chereads / Akhirnya Badriyatun Nashifah / Chapter 7 - Bismillah, pasti bisa!

Chapter 7 - Bismillah, pasti bisa!

Awal mulanya gw menjalankan perkuliahan, terdapat banyak mahasiswa/i di dalam kelas dari berbagai macam negara seperti Palestina, Prancis, dan masih banyak lainnya. Membuat gw merasa gugup karena belum kenal satu sama lain dan teman sebangku gw itu berasal dari Brunei."Bismillah... Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap salah seorang dosen asli dari Turki itu dengan penuh semangat dan ceria dalam mengajar para muridnya.

Lalu, kamu pun menjawabnya dengan penuh bahagia melihat wajah beliau yang amat berseri dan dimulailah pelajaran di kampus itu. Beliau mengajar pelajaran 'uluumul qur' an bernama syekh Ahmadi dan meminta kepada kita untuk memperkenalkan diri satu demi satu. Menunggu dan menunggu, saat gw maju ke depan...

" kemarilah, nak." Ucapan itu terdengar jelas dekat, perlahan gw menghampiri syekh Ahmadi. Semua merasa bingung dan terkejut apa maksud dari beliau? beliau berkata," Alhamdulillah ustadz masih bisa ketemu sama kamu di tempat yang kamu impikan ini." Jujur, gw bener- bener gak paham mengenai perkataan beliau karena melihat dan mengingat wajahnya membuat gw ingat semua bahwa beliau adalah guru yang mengajar di kelas program CIISP dan sangat terkejut sudah lama tak bertemu dalam jangka waktu yang lama. " Ya Allah... saya baru ingat, anda adalah ustadz Ahmadi yang dulu mengajari saya. Astaghfirullah, saya hampir lupa dengan anda, ustadz." Percakapan itu membuat para mahasiswa/i ikut senang melihat gw bisa bertemu dengan guru yang selama ini gw cari keberadaannya. Beliau sempat menangis di depan mata gw hingga tak bisa berhenti menangis," maaf ustadz. Ustadz kenapa menangis?" Tanya gw sambil menatap wajahnya." Tidak, nak. Saya bukan menangis karena sedih melainkan ustadz bahagia bisa ketemu salah satu dari murid yang ustadz ajari dulu. Amel, kamu baru datang kemaren ya ?" itu membuat gw heran," iya, ustadz. Ustadz tau darimana?" Tanya gw. " Ustadz tau info itu dari pak Hasan karena itulah ustadz tau."

Akhirnya, syekh Ahmadi mempersilahkan gw untuk duduk usai perkenalkan diri di depan banyak orang. Pada pukul 10.00, selesai sudah tema untuk hari ini dan bersiap-siap untuk pulang ke rumah pak Hasan karena masih takut dengan kejadian sebelumnya dengan kak Alex. Saat itulah, gw baru tau kalau dia adalah kakak sepupu dari kak Angga.

"AMEL! TUNGGU!!" Ada suara orang yang berteriak dari arah belakang, gw pun menolehkan kepala ke belakang dan suara itu ialah suara kak Angga. " oh, kak Angga kenapa?" Tanya gw dengan membawa tas berisi buku-buku dari kampus. " kamu mau pulang?" Tanya kak Angga mengantungkan kedua tangannya ke dalam saku jasnya. " iya." Tiba-tiba saja, ia menarik lengan baju gw hingga sampai di parkiran mobil.

" kamu mau duduk di depan atau di belakang?" Tanya kak Angga sedang berdiri di sebelah mobilnya. " em... di belakang aja deh," jawab gw dengan to the point. " di depan aja ya, soalnya kalo kamu di belakang kasihan sendiri," Jelas kak Angga membukakan pintu mobil. Hanya bisa menuruti perkataannya dan masuk ke dalam mobil," Amel kenapa? dari tadi liat ke jendela mobil mulu... santai aja kali," Jelas kak Angga dengan rasa santai dan tetap saja gw tidak menjawab omongannya dan tidak menoleh sedikit pun padanya. Hingga pada akhirnya gw tertidur, tapi belum terlelap dalam tidur gw.

" saya janji bakal perjuangin kamu sampai di hari bahagia kita, Mel. Bismillah, saya pasti bisa." Suara kecil itu terdengar jelas dan jantung ini berdebar kencang dalam pejaman mata, sementara itu sampailah di rumah pak Hasan. " Assalamu'alaikum.." Salam meluas tersebar hingga lantai atas dan terdapat dari atas, Chelsea berlari turun ke bawah melalui tangga, " kak Amel.." Gw berhenti dan berdiri dekat tangga. " kenapa Chelsea? sampe lari-lari gitu." Chelsea menarik tangan gw menuju ke kamarnya dan di atas kasurnya terdapat minuman Boba membuat penasaran, " ini dari siapa?" Tanya gw dengan heran. Chelsea pun menyuruh gw duduk dan menceritakan soal Boba itu. Gw baru sadar kalo Boba itu ternyata dari pacarnya di sekolahnya dan meminta gw tuk minum setengah darinya, rasanya senang sekali karena sebenarnya sudah sekian lama gw gak minum minuman Boba. " Kak Amel dah punya pacar belum ?" Pertanyaan itu membuat minuman yang baru saja gw teguk seketika tersedak kaget dan menggelengkan kepala padanya. " oh, gw kira kakak dah punya... kenapa kakak gak sama kakak gw aja, kak Angga." Terdiam sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa.

PRANG...

Seperti suara piring jatuh dan asal suaranya berasal dari dapur, tepatnya di lantai bawah. Secepat mungkin, gw keluar dari kamar Chelsea dan menuju ke dapur melalui tangga, " Apaan itu? " Tanya gw setelah sampai di depan dapur dan melihat pak Hasan merintih kesakitan karena pecahan piring, tangannya pun penuh dengan darah. " Ya Allah, pak Hasan... sebentar, saya ambil kotak P3K dulu," Ujar gw mengambil kotak tersebut yang tak jauh dari dapur dan segera mengantarkannya ke kamar. Baru saja selesai mengobati, gw mengambil sapu dan pengki tuk membersihkan pecahan tersebut, " Argh..." Tak sengaja tangan gw tertancap dengan salah satu pecahan piring itu dan berusaha menahan rasa sakitnya, tetap meneruskan dalam membersihkan hingga tak ada satupun pecahan tersisa di lantai. Keluar dari dapur, ingin membuang pecahan-pecahan itu dan kebetulan kak Angga ingin ke dapur mengambil beberapa cemilan kesukaannya, " Eh, Amel kamu ngapain?" Tanya kak Angga masih menggunakan kemeja yang sama. " Gak, cuma mau buang ini," Jawab gw sambil menunjukkan pecahan-pecahan piring itu padanya dan ia sempat melihat tangan gw yang berdarah itu membuatnya kaget, kak Angga menarik tangan gw dan menyuruh gw tuk duduk di atas sofa ruang tamu.

" Apaan sih, kak. Tau bukan mahrom juga," ketus gw merasa kesakitan. " Iya, maaf. Soalnya saya kaget pas liat tangan kamu berdarah. Sini, saya obatin lukanya," ucapnya mengeluarkan kapas dan alkohol dari tas kecilnya yang biasa ia bawa. " Makanya kalau bersihin pecahan piring atau apapun itu kamu hati-hati ngambilnya biar gak luka kayak gini nih," ucapnya sambil mengobati tangan gw serta berceramah depan gw. Menunggu dan menunggu hingga selesai, " Makasih, kak." Beranjak dari sofa untuk segera membuang pecahan piring ke tempat sampah luar rumah, tapi kak Angga justru melarangnya. " Udah, itu biar saya aja yang buang. Btw, makasih karena kamu dah obatin ayah saya," ucapnya dengan membawa pengki tersebut.

Gw pun kembali ke kamar chelsea, ia sempat mengajak gw pergi ke taman belakang. Taman dengan penuh bunga yang tersusun rapih serta kursi panjang dan rerumputan yang segar dipandang oleh kedua mata, " sebentar ya kak, gw mau ambil cemilan di kulkas buat makan disini," jelas Chelsea sambil berlari menuju dapur, sedangkan gw hanya melihat pemandangan sekitar yang begitu menyejukkan hati, " Chelsea mana ya? kok belum Dateng juga ya." Terkadang, gw dan Chelsea seperti kakak dan adik kandung meskipun belum lama bertemu namun entah kenapa ikatan persaudaraan muncul begitu saja. " Amel..." Ada seseorang yang memanggil gw dari belakang dan disertai suara langkah seperti ingin menuju ke arah gw. Tiba-tiba, mata gw tertutup oleh kain dan gw merasa ada yang menuntun tuk jalan, " siapa sih ini? kok mata gw ditutup segala," ketus gw pada orang yang menuntun gw itu. Anehnya, ia hanya diam dan tidak berkata sedikit pun hingga tidak bisa mengetahui siapa dia sebenarnya.

Ketika berhenti, sementara kain yang telah menutupi kedua mata gw pun perlahan terbuka. Kagetnya bukan main, di depan mata terdapat sebuah tikar dan diatasnya ada beberapa dan minuman. Perlahan gw menghadap ke belakang, kak Angga lah yang membawa gw ke tempat itu dan hati menjadi bingung tak karuan, " ini dalam rangka apa, kak?" tanya gw dengan menatap mata kak Angga. " Saya cuma pengen ajak kamu makan bareng disini sama saya karena kebetulan saya juga belum makan dari tadi," jelasnya dan duduk diatas tikar itu yang diteduhi dengan pohon yang cukup besar dan rimbun dedaunannya, " sini, duduk disebelah saya." Hati ini merasa deg-degan usai duduk disebelahnya, tanpa disengaja gw sempat salah tingkah. " Kamu kenapa? senyum gitu.." Tiada hentinya kak Angga terus saja melihat gw, " gak, kapan gw senyum?" usaha dalam menyembunyikannya dari kak Angga, tapi itu semua percuma aja.

" yaudah, makan yuk! kamu juga belum makan kan?" kak Angga membuka wadah yang berisi salad buah dengan campuran mayonaise dan parutan keju yang menggugah selera makan, sedangkan gw makan burger dan segelas susu coklat yang dingin. Gw sempat melihat ia sedang mengacungkan jari jempolnya ke arah belakang dan tentunya gw penasaran pada siapa ia memberikan isyarat. " Kakak ngomong sama siapa ya?" tanya gw dalam hati. Lalu, gw pun bangkit berdiri dan memeriksa ke belakang pohon dan tak ada siapapun yang gw temukan.

" kamu cari apa sih? sampe ke belakang pohon segala," ledeknya melihat tingkah laku gw. Diri semakin bertanya-tanya mengenai orang yang bersembunyi di balik pohon rimbun ini. Tidak mempedulikannya dan kembali duduk tuk melanjutkan makan makanan yang tersisa. " Amel, kamu mau salad gak? ini saya suapin." Semakin dekat, gw menutup mulut dengan kedua tangan dan ia malah memegang kedua tangan gw dan meletakkannya di atas paha gw. Kemudian, ia memasukkan suapan tersebut ke dalam mulut gw, " makasih, kak. " Mulai tersadar bahwa gw terlalu sinis dengannya yang perhatian dan harmonis, senyum pun ikut menyertai sambil mengunyah makanannya.

Selesai sudah berpiknik dengan kak Angga, gw kembali masuk ke dalam kamar Chelsea. Saat itu, Chelsea sedang memeriksa foto di kameranya, " lu lagi apa?" Chelsea tampak kaget dan langsung menyembunyikan kameranya dari gw, " oh, gak ada apa-apa kok." Ya.... karena itu juga bukan urusan gw and it's ok, gw berwudhu terlebih dahulu tuk melaksanakan sholat Dzuhur. Saking lelahnya, selepas sholat Dzuhur gw langsung mengganti pakaian dengan piyama dan tidur siang. Sekitar satu jam gw tidur, ada suara langkah dan berhenti di sebelah gw dan sangat takut untuk membuka mata dan meneruskan tidur hingga benar-benar terlelap.

Adzan ashar berkumandang dari masjid yang letaknya tak jauh dari rumah pak Hasan membuat jiwa ini bangun dan segera melaksanakan sholat dengan segera. Alhamdulillah, sudah lunas akan kewajiban dan gw memiliki waktu tuk istirahat, " loh, ini apa ya?" gw sempat menemukan sebuah kotak dan gw pun mencoba untuk membukanya, dalamnya adalah kumpulan foto gw dan kak Angga dari awal bertemu hingga saat kegiatan piknik tadi. " Gw yakin ini pasti Chelsea," gumam dalam hati memiliki rasa yakin dengan pernyataan yang diduga. " Kak Amel..." Suara yang berasal dari tangga itu terdengar jelas khasnya akan suara Chelsea dan secepatnya gw menutup kotak itu, membaringkan diri di atas kasur.

" Oalah... kirain masih tidur, mandi gih kak soalnya gw mau ajak kakak ke resto. Ya.... jalan-jalan dikit sambil makan malem di luar hehe..." Jujur aja gw mau ikut, namun sayangnya ada tugas kuliah dan harus selesai hari ini juga dan mau tidak mau harus merelakan waktu hingga larut malam tuk menyelesaikan tugas yang ada. Chelsea juga sempat sedih karena gw untuk acara malam ini dengan keluarganya tidak bisa ikut karena berhalangan, namun apa boleh buat.Waktu terasa cepat, gw mengerjakan tugas itu di kamar tamu berada di sebelah kamar Chelsea hingga larut malam, " assalamu'alaikum.." Ucap seseorang dan membuka pintu kamar, sementara gw sudah tertidur meletakkan tangan dan kepala di atas meja. " Amel... Amel.. saking capeknya dia sampai ketiduran disini. " Ia pun mengangkat dan menggendong gw sampai terbaring di atas kasur, mengambilkan selimut dan menyelimuti gw karena memang malam itu cuacanya lagi hujan deras, " mungkin saat ini kamu belum bisa mencintai saya, tapi saya yakin jika seseorang mencintainya dengan tulus dari hati yang dalam pasti ia perlahan akan memberikan hatinya pada orang itu." Ucapan itu diungkap dengan mengelus tangan kanan gw. Agar tidak diketahui siapapun, kak Angga mencoba tuk menutup pintu secara perlahan tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. " Angga..." Pak Hasan menepuk pundaknya hingga ia merasa kaget karena ada ayahnya. " Loh, ayah kok ada disini?" ia takut kalo ayahnya mendengar apa yang baru saja katakan, namun bukanlah rasa amarah dari ayahnya malah memberikan senyuman pada kak Angga, " nak, dari awal ayah sudah tahu kalau selama ini kamu memiliki rasa dengan Amel. Sejak ia hadir di rumah ini ayah merasa ada kebahagiaan yang hadir di rumah ini dan di kehidupan ini, ingin rasanya agar Amel bisa tinggal lebih lama disini. Tapi, ayah ingin Amel mandiri dan kemungkinan Amel akan tinggal di apartemen kita bulan depan," jelas pak Hasan. " Ayah, kalau dia tinggal di apartemen lagi Angga khawatir kalo dia akan mengalami kejadian yang sama seperti sebelumnya dengan kak Alex karena itu Angga belum siap kalo dia tinggal disana lagi." Wajah pak Hasan seketika mengerut seperti baru tau akan hal itu, " Alex?apa hubungannya dengan Amel?" barulah ia menceritakan semuanya.

" Astaghfirullah... Ayah gak tau soal itu. Terus Amel gimana waktu itu?" lalu, kak Angga menjelaskannya, " nah, kebetulan ada polisi yang mang sedang mengincar keberadaan kak Alex atas dasar penyalahgunaan narkoba. Lihat dari berita, dia dijatuhkan hukuman penjara selama 2 tahun begitu, " jelas kak Angga dan pergi ke kamarnya untuk tidur, " Chelsea, kamu belum tidur?" Kak Angga kaget melihat adiknya yang belum tidur dan duduk di atas kasur kakaknya. " Belum bisa tidur, kak. Oh ya, ini semua foto kakak dengan kak Amel." Ia memberikannya padanya dan terlihat jelas tersenyum usai melihat semua foto itu.

" Chelsea bakal terus dukung kakak biar kalian bisa menyatu karena Chelsea sendiri kayak seneng banget semenjak kak Amel hadir disini. Kalo boleh Chelsea tahu apa kakak sampai detik ini belum ada keseriusan?" pertanyaannya membuat rasa semangat kak Angga menjadi cerah kembali tuk memperjuangkan cintanya. " Makasih ya," ucap kak Angga dan ia merasa sangat bersyukur pada Allah telah menghadirkan adik yang senantiasa mendukungnya apapun itu asalkan tujuannya tidak lain untuk kebaikan.

Allahu akbar.... waktu sholat shubuh pun tiba, kedua mata ini terbuka bangun dari tidur. " Kok gw ada di kasur? perasaan semalem gw abis kerjain tugas kuliah terus ketiduran." Gw terus saja memikirkan apa yang terjadi semalam, tak sengaja tercium bau parfum da. cukup asing bagi gw. Tapi, belum lama meneliti itu seperti parfum lelaki dan itu menjadi pertanyaan bagi gw. Khawatir waktunya habis, gw turun ke kamar mandi dan segera melaksanakan sholat shubuh. " Amel..." Rupanya, pak Hasan memanggil berdiri di belakang gw, " oh, pak Hasan... Saya kira siapa." Sempat kaget, tapi itu semua hanya sementara. " Pak, saya mau nanya kira-kira siapa yang sudah memindahkan saya ke kasur? padahal saya masih ingat kalau saya tertidur di atas meja itu."

" iya, semalem bapak liat kalau Angga menggendong kamu dan membaringkan kamu di atas kasur. Lalu, ia menyelimutimu karena Angga gak mau kalau kamu kedinginan," jelas pak Hasan pada gw. Apakah ini sebuah mimpi bagi gw? atau ini adalah kenyataan?

pak Hasan pun meninggalkan kamar itu dan tidak berkata apa-apa.

- cinta itu bukanlah dari pikiran melainkan

dari hati yang tulus -