"Amel, ada barang yang kurang gak? coba kamu cek dulu takutnya ada yang ketinggalan." kata- kata itu keluar dari mulut bunda tersayang yang selalu aja menyuruh buat gw mengingat kembali semua barang bawaan untuk kebutuhan selama berada di Turki. walaupun sudah seribu kali mendengarnya, tidaklah bosan dalam mendengarkannya." aduh, iya Bun. sebentar lagi kakak ke teras rumah." kedua tangan gw penuh dengan barang bawaan berupa tas dan sebuah koper, keringat terus keluar hingga membasahi dahi gw. Dengan sigap, supir andalan ayah langsung turut membantu memasukkan semua barang gw ke dalam bagasi mobil. " sampai jumpa ya, nak. Ayah sama bunda percaya sama kakak. Kakak gak keberatan kan ke Turki sendirian?" Tanya ayah yang mulai merasa cemas dan belum siap ditinggalkan anak pertamanya. Memang, dari gw masih kecil hingga sekarang hubungan gw dengan ayah serasa semakin dekat, seolah-olah tidak bisa dipisahkan.
Tangan gw berada di atas tangan ayah dihiasi senyum lebar karena ingin menyembunyikan rasa sedihnya akan pergi jauh dari keluarga sendiri." Ayah gak usah khawatir. Sekarang anak ayah udah dewasa, udah bisa jaga diri di lingkungan luar. gak perlu cemas, yah. Doain aja semoga kakak selalu baik di sana ya." Menatap mata sang ayah, terlihat jelas kedua matanya sudah tak mampu menahan air matanya sendiri di depan anaknya. Ayah memeluk gw dengan pelukan erat sambil mengeluarkan seluruh air matanya, sedikit demi sedikit menetes hingga kedua mata menjadi bengkak karena tangisannya sendiri. Rasanya ingin sekali membalas tangisan dari sang ayah, tapi gw gak bisa menangis di depan kedua orang tua gw karena gw gak mau mereka menangis. semua barang telah tersusun rapi di bagasi mobil, pamit dengan mencium tangan mereka serta memeluk mereka dengan penuh kehangatan antara orang tua dan anak, " sampai ketemu lagi yah, bunda." mereka melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal.
Seiring melakukan perjalanan menuju Bandara, gw sempat mengeluarkan buku album berisi semua foto keluarga dari kecil hingga sekarang. Bagi gw, kenangan yang paling terindah di dunia ini ialah karena kita tidak akan bisa hidup tanpanya. Tanpa disadari, mengeluarkan air mata dari kedua mata gw dan menangis terisak-isak rindu dengan cerita keluarga." Loh, Amel kenapa nangis? kangen ayah bunda ya? " Mendengar pertanyaan pak supir dengan rasa sedih disertai malu dan hanya bisa diam dan tidak menjawab sama sekali.
"iya, bapak paham perasaan Amel karena belum bisa lepas dari orang tua. Tapi, Amel kan mau kuliah masa masuk kuliah sambil nangis?" Ujar pak supir dan gw sempat tertawa karena cara bicaranya yang lucu. Menambah suasana hiburan dengan memutarkan beberapa lagu, hati menjadi ceria kembali dan semangat kembali Yeay!
Tepat pada pukul 09.45, gw sampai di Bandara lebih awal 15 menit sebelum pesawat datang. " mel, bapak pulang duluan ya. Intinya, jaga diri baik-baik karena kan Amel sekarang merantau ke luar negeri jadi harus lebih semangat kuliahnya." pesan itu gw selalu ingat tuk motivasi belajar. Saat itu, gw sedang duduk di kursi sambil menunggu."Mohon perhatian, untuk para penumpang segera memasuki pesawat berikutnya, terima kasih." Ternyata, penumpangnya lumayan banyak dan seperti biasa, gw duduk di sebelah jendela pesawat. Duduk dengan santai ditemani dengan segelas teh hangat dan beberapa kue dan biskuit di depan mata dan memakannya secara perlahan menikmatinya selama perjalanan. Cahaya masuk ke dalam pesawat menjadi cerah, mendengarkan suara kicauan burung yang merdu.
Pesawat pun mendarat ke Bandara Turki pada pukul 13.00 karena ada perbedaan waktu, ada seorang bapak tua menanyakan identitas gw." oh, jadi kamu yang namanya Amelia dari Indonesia. Bapak menunggu kamu dari tadi, ayo! bapak antar kamu ke apartemen. Tenang, tempatnya gak jauh kok dari sini."
Akhirnya, gw berjalan di belakang bapak itu dan banyak sekali masyarakat yang menyapa beliau dengan senyum dan ramah. " bapak, maaf sebelumnya. Saya mau nanya disini status bapak apa ya?" Tanya gw ke bapak tersebut." oh, disini status bapak sebagai pendiri kampus perkuliahan internasional, Turki. " Oalah, wajar aja bapak ini terlihat tidak asing bagi gw dan tak terasa sampai di depan apartemen, walaupun merasa lelah melakukan perjalanan jauh, tapi itu sama sekali tidak melenyapkan rasa senang gw sama sekali tuk menjalani hari-hari yang bahagia.