"Mau bagaimana pun kau tidak boleh berteriak seperti tadi pada eomma mu Kim." ujar Aera menasehati, Aera tidak tau Hyungtae bisa sekeras itu pada ibunya sendiri. Apalagi yang membuat Hyungtae seperti itu karena mencari dirinya.
Hyungtae yang merebahkan kepalanya di pangkuan Aera hanya diam membisu sambil merapatkan matanya. Hyungtae memang tidak dekat dengan ibunya, tapi biasanya ia tidak pernah sampai sekasar tadi hingga berteriak padanya. Ia begini karena benar-benar tidak ingin kehilangan Aera.
"Cepat jawab aku." Aera menepuk pelan pipi Hyungtae karena kesal tidak mendapat respon darinya. Padahal Aera sudah sangat menghawatirkan dirinya sendiri karena membuat anak orang menjadi durhaka pada ibunya. "Iya.. iya.. aku kan takut kau pergi meninggalkanku. Seharian aku menahan rindu karena tidak bisa melihatmu, malah pulang-pulang kau tidak ada kan aku jadi emosi."
