"Mau menyangkal lagi kalau kau sedang tidak melamun? benarkan?"
Aera yang sejenak berhenti memasukkan cheesecake, makanan penutup yang baru saja dibawakan oleh pelayan. Matanya bergetar saat ia ketahuan lagi.
"Kau terlalu mudah dibaca ra. Ahh, aku benar-benar pandai membaca keadaan. Apa yang tidak ku tau tentangmu." Sela Hyungtae sebelum Aera menyanggah kalimatnya. Ekspresi menyebalkannya muncul lagi, rasanya Aera ingin sekali menusukkan garpu yang sedang ia pegang tepat di tengah dahi Hyungtae.
"Gerak kan lagi alismu keatas Kim, sedikit saja alis itu bergerak, aku tidak tau akan sedalam apa garpu ini menancap manis di tengah-tengah kedua alismu." Aera tidak ingin melihat Hyungtae menggodanya sehingga muncullah kata-kata mutiara nya lagi.
Hyungtae terkekeh geli saat mendengarnya, ia tau hal itu tak akan pernah benar-benar terjadi sehingga membuat suara kekehan yang berat khas suaranya.