Chereads / dear my boy (Bahasa Indonesia) / Chapter 23 - 23. Lotte world

Chapter 23 - 23. Lotte world

••

Cuaca siang ini masih secerah pagi tadi. Hyungtae dan aera yang telah memiliki planning pergi ke lotte world tengah berada di toserba pinggir jalan. Ulah siapa ini? tentu saja Aera, saat baru berangkat menggunakan mobil ia mengeluh ingin membeli minum. Meskipun cuaca tidak seoanas itu, tetap saja terik matahari mengeringkan tenggorokannya. Mungkin karena banyak hal yang terjadi pagi tadi sehingga ia mengeluarkan energi ekstra sehingga membuatnya dehidrasi.

"Kim Kim.. kemari sebentar." Aera sedang memilih camilan, padahal bisa saja ia membeli camilan lotte world nanti. Saat Hyungtae menyuruhnya menahan agar beli kudapan disana, Aera malah mengelak. Katanya mahal, perutnya juga sudah sangat ingin bertemu dengan makanan-makanan lezat yang berjejeran di depan matanya sekarang. Tidak salah lagi, Aera memang pecinta makanan yang tidak ada tandingannya.

Hyungtae juga tau Aera hanya beralasan saja saat berkata makanan di lotte world mahal. Sudah pasti ia tetap mau jika dibelikan makanan disana nanti. Hyungtae sampai di tempat Aera memanggilnya tadi. "Ada apa? coba tahan sebentar kangenmu itu, aku kan hanya pergi sebentar" jawab Hyungtae di belakang Aera. Yang diajak bicara bergidik ngeri mendengar jawabannya. "Ahh, jijik sekali. Jangan nodai pendengaran ku dengan kalimat konyol seperti itu." Aera menatap ngeri mata Hyungtae, dengan mendongakkan kepalanya sedikit keatas pastinya. Tinggi Hyungtae kadang menyindir Aera, apalagi saat bicara dengan jarak dekat begini.

Meskipun Aera tidak termasuk pendek di kalangan para gadis, tapi kalau bersanding dengan Hyungtae sudah pasti ada perbedaan jauh. Tidak jarang Hyungtae menjahilinya, mengambil barang yang sedang Aera di pegang lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. Sudah pasti Aera tidak akan sampai jika harus meraihnya, meskipun sudah melompat-lompat pun tetap saja tidak sampai. Dan berakhir Aera meninju perut Hyungtae agar segera menyerahkan benda curiannya dari Aera. Sudah sering dipukul pun Hyungtae tetap mengulanginya, memang tidak punya rasa kapok.

"Ini lihat, menurutmu enak yang biru atau yang merah?" kedua tangannya memegang camilan kripik beda rasa. Hyungtae berpikir keras, kira-kira Aera akan menyukai yang mana. Hingga pilihannya jatuh pada kripik di tangan kanan Aera. Ia memilih secara random saja sebenarnya karena menurutnya semua sama-sama enak. "Yang biru." jawab Hyungtae mantap. "Kalau begitu aku pilih yang merah." dengan watadosnya Aera menjawab. Lalu untuk apa ia bertanya pendapat pada Hyungtae kalau malah memilih yang sebaliknya.

Hyungtae hanya melongo saja melihat tingkah Aera, lalu mengikuti kearah manapun Aera berjalan. Lalu kejadian tadi pun berulang lagi. "Yang kanan atau yang kiri?" tanya Aera sambil membawa milk shake di tangannya. "Yang kiri." karena tadi Hyungtae pernah menjawab yang di kanan tangan Aera dan ditolak, kemungkinan Aera juga akan memilih yang kiri bukan?

Ternyata benar, Hyungtae dibuat melongo lagi. Jika saja Aera laki-laki, jika saja Aera tidak cantik dan imut seperti ini pasti sudah habis di tangannya.

"Kau sengaja ya mempermainkan ku?" ujar Hyungtae protes, kakinya di hentak-hentakkan di lantai. Sekali lagi Hyungtae mengeluarkan sifat kekanakan nya, jika saja tuan Park menyaksikan ini pasti ia akan terhibur karena lebih sering melihat sosok Hyungtae yang keras kepala dan emosian. Tapi juga ingin sekali mengelus dada karena perbedaan sikap Hyungtae yang jauh seperti ini sedikit menyakiti hatinya.

Tuan Park yang sudah bertahun-tahun mengenal dan melayani Hyungtae meskipun tidak berharap banyak Hyungtae akan manja padanya tapi cukup menggugah hatinya, bahwa seorang yang keras kepala sepertinya bisa berubah atau memang di dalam dirinya sudah ada sifat halus dan manja seperti itu tapi tidak di perlihatkan ke kebanyakan orang termasuk tuan Park.

Aera tertawa puas telah menjahili Hyungtae, rasakan saja siapa suruh Hyungtae menjahili Aera habis-habisan pagi ini. Kakinya melenggang dengan ringan keluar toserba membawa belanjaan favorit nya. Hyungtae yang melihat dari belakang ikut tersenyum senang Aera tampak ceria seperti itu. Yah, meskipun dirinya harus berkorban sedikit emosinya tadi.

Tanpa siapapun sadari, seorang gadis dari dalam mobil berwarna putih telah mengamati mereka berdua. Di seberang jalan tepatnya kanan jalan, gadis itu menyaksikan gerak-gerik Hyungtae dan Aera yang terlihat sedang bersenang-senang bersama. Setelah mobil Hyungtae berjalan mobil putih tadi mengikuti dari belakang, sedikit jauh sebab tak ingin ketahuan.

Kedua insan yang sedang saling bercanda di dalam mobil sama sekali tidak merasakan hawa aneh maupun kecurigaan sedikitpun. Terutama Aera ia sangat bersemangat bernyanyi sambil menggerak-gerakkan badannya, niatnya dance ala girl band k-pop meskipun terlihatnya tidak begitu. Hyungtae ikut bernyanyi bersama Aera, mulai dari musik rock hingga berganti genre sedih. Lalu mereka akan berakting seakan sedang berada dalam scene drama.

••

"Wahh, tinggi sekali. Apa aku berani naik itu." Aera bergumam sendiri, sedikit terdengar oleh telinga Hyungtae. Tangan Hyungtae mengusap acak rambut Aera. "Kenapa? takut? tidak apa-apa kau bisa memelukku nanti." tawar Hyungtae berharap. Tidak seperti biasanya Aera mengabaikan kalimat geli dari Hyungtae, mungkin saking gugupnya. Sepertinya Aera memang gugup, buktinya saat tangannya dirangkul kan ke tangan Hyungtae ia dism saja. Hyungtae sampai terkikik sendiri, siapa tadi yang terlihat bersemangat seperti sedang kejatuhan uang tapi setelah tiba malah ketakutan begini.

"Kemari sebentar." Hyungtae mengajak Aera mampir di tempat bando-bando lucu di jual. Kebanyakan pasangan maupun antar teman juga akan memakai bando seperti ini saat liburan kesini. "Kau mau yang mana?" tanya Hyungtae sambil memilih beberapa model kartun yang berjejer pada rak di depannya. "umm, kau pakai ini." Aera bukannya memilih untuk dirinya sendiri malah mengambil bando untuk Hyungtae. Sebuah bando telinga harimau bertengger di kepala Hyungtae, setelah berkali-kali Aera menyocokkan pilihannya dan pilihan nya bershir pada telinga harimau.

"Lalu kau yang ini." Sebenarnya Hyungtae ingin memasangkan bando berbentuk bunga pada Aera tapi karena menurutnya ada yang lebih cocok makan pilihannya pun berpindah pada bando berbentuk bayi itik di kedua sisinya. Benar-benar sangat lucu dan pas jika di pakaikan pada Aera, seperti melihat bocah SD sedang berkeliaran di taman hiburan. "Yang ini? coba aku mau lihat." Aera penasaran dengan penampilan nya, disana disediakan sebuah kaca yang berukuran sedang di samping rak.

Aera setuju dengan pilihan Hyungtae, dirinya merasa bando itu juga cocok untuknya. Setelah mereka bersenang-senang dengan bando inilah saat yang di tunggu Hyungtae.

"Apakah ini benar? bagaimana jika pengamannya tidak bekerja dengan benar." Aera merengek takut. Disebelahnya Hyungtae hanya bisa tertawa gemas sambil meyakinkan Aera bahwa wahana yang mereka naiki sepenuhnya aman. Lucu sekali melihat Aera ketakutan, terlebih tangannya yang memegang erat telapak tangan Hyungtae.

Baru kali ini Aera memegang tangan Hyungtae dengan benar. Biasanya menarik-narik tangannya karena ingin Hyungtae bergegas, bahkan tak jarang juga jaketnya yang ditarik. Untung saja baju Hyungtae mahal dan terbuat dari bahan berkualitas kalau tidak pasti bajunya banyak yang molor karena Aera.