Chereads / Flowers of Battlefield / Chapter 13 - Daffodil

Chapter 13 - Daffodil

"Setelah ini, apa yang mau kau lakukan?" Tanya Rashuna pada Alvaros.

"Entahlah, aku juga tidak tahu." Jawab Alvaros.

"Aku selama ini hanya bergerak berdasarkan perintah. Aku sudah melalaikan satu perintah yang diberikan padaku, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan." Lanjutnya.

"Kalau begitu, mau temani aku?" Tanya Rashuna.

"Ke mana?" Balas Alvaros.

"Di mana kalian menahan keluarga bangsawan yang mencuri artefak kami?" Tanya Rashuna.

"Itu... Memangnya kau mau ke sana?" Balas Alvaros.

"Kurasa aku akan membantumu menyelesaikan salah paham di antara dua negara kita." Kata Rashuna.

"Maksudmu? Kau berarti setuju kalau perang ini memang tidak beres?" Tanya Alvaros.

"Aku hanya berpikir... Kalau orang Dragnite memang sejahat itu, tidak mungkin mereka merawatku hingga seperti sekarang." Kata Rashuna.

"Oh iya, kemarin sepertinya Robert mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Alvaros.

"Dia cuma berpesan padaku untuk tidak macam-macam di kamp ini. Aku bebas berkeliaran tapi jangan sampai mengganggu warga." Jawab Rashuna.

"Meski bebas berkeliaran, ia juga berpesan agar aku tidak terlalu banyak di luar, itu karena semua orang di sini sangat membenci orang Ceres atas apa yang telah kami lakukan terhadap kota mereka." Tambahnya.

Alvaros manggut-manggut mendengar jawaban Rashuna.

"Bukankah dia itu sangat baik? Merawat orang yang setanah air dengan orang-orang yang menghancurkan kotanya?" Tambah Rashuna lagi.

"Maka dari itu kau berpikir untuk membantuku menuntaskan perang ini?" Tanya Alvaros.

Rashuna mengangguk.

Alvaros lalu berpikir, sebenarnya bukan pilihan yang buruk untuk menyelidiki kasus ini sendiri. Malah ia bisa lebih bebas melakukannya tanpa terikat dengan posisinya. Toh juga kemungkinan semua orang mengira dirinya sudah mati karena tidak kembali dari Castella.

"Baiklah, aku ikut. Bangsawan itu ditahan di kediamannya di Doveport. Kalau berjalan, sepertinya akan memakan waktu sekitar.... err.... Berapa ya? Ini daerah mana sih?" Kata Alvaros.

"Apa yang kalian rencanakan?" Kata Robert yang tiba-tiba masuk.

Alvaros dan Rashuna terkejut melihat Robert.

"Aku tanya kalian, apa yang kalian rencanakan?" Tanya Robert.

"Kami mau ke Doveport, kira-kira berapa hari untuk sampai ke sana?" Balas Alvaros.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, aku juga tidak akan menjawab pertanyaanmu." Kata Robert dengan tatapan tajam.

"Kami berniat untuk menyelidiki sendiri mengenai kejanggalan perang ini. Aku merasa orang Dragnite tidak mencuri artefak kami." Jawab Rashuna.

"Memangnya kalian bisa melakukannya? Kalian memangnya bisa tanpa bantuan dari siapapun?" Kata Robert lagi dalam logat Ceres.

"Sial, ini orang sama sekali nggak mirip anaknya, menyeramkan." Pikir Alvaros.

"Kami yakin!" Jawab Rashuna.

"Apa yang membuatmu begitu yakin? Kalau kau yakin pelakunya bukan Dragnite, berarti kau telah mengkhianati negerimu sendiri." Kata Robert lagi.

"Aku memang tidak sudi untuk mengkhianati negeriku, tapi bukankah sebuah tindakan yang amat memalukan bagi sebuah negeri yang terlalu gegabah dalam mendeklarasikan perang pada negeri lain yang belum terbukti bersalah? Aku rasa, dengan menyelidiki hal ini akan mengembalikan kehormatan negeriku." Jawab Rashuna dengan tatapan tajam pula.

Mendengar jawaban Rashuna, Robert melunak, ia tersenyum.

"Baiklah kalau itu yang menjadi keputusanmu. Kurasa aku salah menilaimu. Kalau kau sungguh-sungguh ingin melakukannya, kau mendapat dukungan dariku." Kata Robert.

Rashuna tersenyum lega mendengar perkataan Robert.

"Dan kau, prajurit. Dengan mulainya kau menjalani ini sebagai tindakan pribadi, itu sungguh sudah menyalahi kode etik kita sebagai prajurit. Apakah kau yakin dengan hal ini?" Tanya Robert.

"Untuk apa lagi aku ragu? Toh dari awal itu adalah tujuanku. Selain itu, orang-orang juga mungkin juga mengira kalau aku sudah mati." Jawab Alvaros penuh keyakinan.

Robert tersenyum pada Alvaros.

"Baiklah kalau begitu. Dengan ini kau, Prajurit Alvaros dibebaskan dari seluruh tugas dan kewajiban prajurit Dragnite." Kata Robert.

Mendengar perkataan Robert, Alvaros menjadi bingung.

"A...Apa maksudmu?" Tanyanya.

Robert tertawa.

"Aku ini adalah prajurit Dragnite tingkat IV, yang juga disebut ksatria Dragnite. Aku memiliki hak untuk memberhentikan seorang prajurit dengan tingkat di bawahku." Kata Robert.

"He...? Jadi... Kau ini... Bukan walikota biasa?" Tanya Alvaros kebingungan.

Robert kembali tertawa.

"Kaupikir kota pertahanan seperti Castella bisa dipimpin oleh seorang walikota yang tidak mengerti tentang militer?" Kata Robert.

Alvaros merasa dibodohi, seharusnya ia lebih sopan terhadap Robert sebelumnya.

"Hahaha, Tak apa, aku orangnya tidak terlalu kaku. Kalau begitu, kapan kalian akan pergi?" Tanya Robert.

"Setelah kami membereskan semua barang-barang kami." Kata Rashuna.

"Seenaknya saja memutuskan. Tapi yah, tak apa. Aku juga berniat pergi dari sini secepatnya." Kata Alvaros.

"Baik kalau begitu. Kalau kalian sudah siap, temui aku di tendaku. Aku punya sesuatu untuk kalian." Kata Robert.

Robert lalu meninggalkan mereka berdua.

Alvaros dan Rashuna kemudian memberesi barang-barang milik mereka yang tidak terlalu banyak. Rashuna belum bisa berjalan dengan baik, ia juga membawa tongkat untuk berjalan miliknya.

"Kau siap?" Tanya Alvaros.

"Harusnya aku yang tanya." Kata Rashuna sambil tersenyum.

"Heleh..." Kata Alvaros tersenyum juga padanya.

Mereka berdua lalu berjalan ke tenda Robert.

"Permisi..." Kata Alvaros.

"Wah, cepat sekali. Kalian yakin barang-barangnya hanya itu?" Tanya Robert.

"Memangnya kami membawa apalagi?" Balas Rashuna.

"Benar juga, kalian kan tidak membawa apapun ketika sampai di sini." Gumam Robert.

"Jadi, apa yang hendak kau sampaikan?" Tanya Alvaros.

Robert menepuk pundak mereka berdua.

"Alvaros, Rashuna. Kalian akan menjalani suatu hal yang berat. Apa yang akan kalian lakukan saat ini mungkin akan mengancam nyawa kalian."

"Maksudnya?" Tanya Alvaros.

Robert tersenyum.

"Perang antara Dragnite dan Ceres ini bukanlah sesuatu yang sederhana, aku bisa memastikan suatu saat kalian akan kebingungan menentukan pilihan untuk melakukan sesuatu. Kalian juga akan berjalan sendiri, tidak ada pihak yang menopang kalian dari manapun juga." Lanjut Robert.

"Tapi, kalian mendapat dukunganku. Mungkin saat ini aku tidak bisa banyak membantu kalian karena keadaan rakyatku. Tapi, setidaknya aku ingin membantu sedikit."

Robert mengangkat tangannya dari pundak mereka.

"Nah, sekarang ikut aku." Kata Robert.

Alvaros dan Rashuna dengan pikiran yang bingung atas perkataan Robert berjalan mengikutinya.

Mereka berjalan melewati hutan hingga mereka sampai di sebuah tempat yang agak luas. Di situ terdapat seekor kuda yang diikatkan pada sebuah pasak.

"Bawalah kuda ini bersama kalian. Aku yakin kuda ini akan sangat berguna. Ini adalah kuda yang paling kusayangi, kuharap dia bisa membantu kalian dalam transportasi." Kata Robert sambil menyerahkan tali kekang kuda pada Alvaros.

"Tunggu... Katamu tidak ada kuda di sini?" Kata Alvaros.

"Aku menyembunyikannya darimu. Kalau kau tahu ada seekor kuda di sini kau akan nekat pergi ke Arcto kan?" Kata Robert.

"Tapi... Kalau aku bisa menggunakannya, bukankah..."

Robert menggeleng.

"Di sini adalah wilayah utara Dragnite. Untuk sampai ke Arcto, kau tetap membutuhkan waktu lama meski menggunakan kuda sekalipun.

Alvaros memasang raut kecewa.

"Apa kau masih belum paham dengan kata-kataku kemarin?" Kata Robert.

Alvaros berpikir, mungkin memang benar apa kata Robert. Meski ia menggunakan kuda sekalipun, Ceres sudah punya waktu lebih dari cukup untuk sampai di Arcto.

"Aku mengerti..." Kata Alvaros.

"Baguslah. Sekarang, kalau kalian mau pergi, pergilah. Doveport sekitar 3 hari perjalanan dari sini. Semoga Dewa Naga selalu memberkati kalian." Kata Robert melepas kepergian mereka.

Alvaros dan Rashuna naik ke atas kuda itu. Kuda yang begitu kuat, sehat dan terlihat perkasa.

"Baiklah kalau begitu, kami pergi dulu." Kata Alvaros berpamitan pada Robert.

Robert melambaikan tangannya lalu Alvaros memacu kudanya pergi.

"Kau dengar kan, Lisa? Sekarang kau bisa tenang sekarang..."

Saat mereka sudah cukup jauh dari kamp...

"Rashuna, aku hendak menyampaikan satu hal." Kata Alvaros.

"Apa itu?" Tanya Rashuna penasaran.

"Namaku... Bukan Aranel." Kata Alvaros.

"Hah?" Rashuna kebingungan.

"Aranel hanya nama samaranku ketika aku berada di Ceres, aku mendapatkannya secara asal ketika melihat seekor laba-laba di Irenbelle ketika kau bertanya namaku."

Rashuna tertawa mendengar perkataan Alvaros.

"Seekor laba-laba? Hahahaha, pantas namamu agak aneh begitu." Katanya sambil tertawa.

Alvaros merasa malu sekaligus kesal mendengar suara tertawa Rashuna.

"Aduh... Maaf, maaf. Jadi, siapa namamu sebenarnya?" Tanya Rashuna sambil mengelus perutnya.

"Namaku Alvaros." Kata Alvaros.

"Hei... Itu nama yang bagus." Kata Rashuna.

"Kau nggak lagi mengejekku lagi kan?" Kata Alvaros kesal.

"Aku serius. Menurutku namamu terdengar seperti seorang ksatria." Kata Rashuna.

Alvaros tersenyum.

"Salam kenal, Alvaros. Namaku Rashuna." Kata Rashuna lalu lanjut tertawa.