"Dan aku punya ide lain untukmu soal Karen-san."
Touko-senpai mengangkat jari telunjuknya.
Terkesan sedikit misterius.
"Apa idenya?"
"Tahukah kau kalau wanita adalah makhluk berkelompok. Terutama tipe wanita seperti Karen-san."
"Makhluk berkelompok? Apa maksudmu?"
Manusia memang makhluk yang hidup berkelompok, dan apa hubungannya itu dengan Karen jatuh cinta padaku?
"Jika kau tidak mengerti kata-kataku, kau mungkin sudah keliru besar tentang sesuatu."
"Keliru besar, ya?"
Aku bingung mendengar kata-katanya dan bertanya ulang padanya lagi.
"Ya, atau mungkin pria pada umumnya-lah yang menganggap dirinya sendiri tidak menarik."
Aku sama sekali tidak mengerti apa yang Touko-senpai katakan.
"Menurutmu, apa syarat yang diperlukan untuk menjadi pria populer?"
Melihatku seperti itu, Touko-senpai menanyakan pertanyaan itu padaku.
"Yah, itu bisa tampan, atletis, atau tinggi. Selain itu, jika itu sesuatu yang ada di dalam diri, mungkin pintar atau baik hati?"
"Itulah yang pria pikirkan tentang 'laki-laki populer', kan?"
"Apakah menurut perempuan berbeda?"
"Aku tidak bilang kalau syarat-syarat yang kau sebutkan tadi salah, tapi aku tidak berpikir kalau itu penting. Menurutku ada faktor lain yang lebih penting yang berperan di sini."
"Faktor penting?"
"Misalnya, kau tadi bilang, 'tampan, atletis, tinggi, pintar, dan baik hati'. Jika semua itu adalah syarat-syarat penting, bukankah aneh bagi seorang komedian yang tidak terlalu keren untuk dapat menikahi seorang penyiar wanita berbakat?"
"Tapi, bukankah itu karena komedian punya banyak uang? Dan tampaknya mereka juga pandai bicara."
"Bahkan, meskipun mereka tidak terlalu sukses, ada cukup banyak komedian yang menikah dengan penyiar wanita atau aktris terkenal, kan?"
"Yah, mungkin kamu benar."
"Jadi, salah satu faktor penting yang aku sebutkan tadi adalah 'pandai bicara' yang sebelumnya kau bilang."
"Apakah itu artinya kamu harus pandai menggoda cewek-cewek atau semacamnya?"
"Tidak, bukan begitu. Pertama-tama, itu artinya kau harus jadi pendengar yang baik, memahami maksud orang lain, dan pandai menciptakan suasana."
Pendengar yang baik, mengerti maksud orang lain, dan pandai menciptakan suasana.
Kurasa aku mengerti apa yang dia katakan, tapi hanya samar-samar.
"Cewek tidak suka orang yang 'pandai bicara' yang hanya berbicara dengan mereka. Mereka cenderung menyukai seseorang yang merupakan pendengar yang baik dan dapat memahami perasaan mereka."
"Apakah itu berarti aku harus 'mendengarkan Karen dengan seksama'?"
Kupikir aku sudah mendengarkan Karen selalu.
Bagaimanapun juga, Karen selalu menjadi tipe orang yang memaksakan pendapatnya secara sepihak.
"Kurasa, tidak. Kupikir kau mungkin tipe pria yang banyak mendengarkannya. Aku bisa merasakannya saat kau berbicara denganku."
"Kalau begitu, apa maksudmu? Apakah harus menciptakan suasana?"
"Ya, menciptakan suasana. Tapi, maksudku bukan tentang menciptakan suasana di antara pasangan."
Aku tidak mengerti apa yang Touko-senpai coba katakan.
Ini seperti memecahkan teka-teki.
"Jadi, maksudmu suasana yang seperti apa?"
"Suasana dalam kelompok. Untuk lebih jelasnya, suasana untuk meningkatkan popularitas keseluruhan di kalangan perempuan."
…Hah?
Aku tercengang,
Meningkatkan popularitas keseluruhan di kalangan perempuan?
Itukah maksudmu soal, 'Menjadi pria populer'?
Jika aku bisa melakukan itu, aku tidak akan mengalami kesulitan seperti ini.
Touko-senpai, karena pacarnya adalah 'pria yang dikagumi oleh banyak wanita' seperti Komakura, jadi itu terlihat gampang baginya, ya?
"Menurutku, itu sangat sulit, lho? Membuat Karen jatuh cinta padaku saja mungkin sudah cukup sulit, tapi mustahil untuk membuat semua wanita jatuh cinta padaku. Dengan kata lain, aku merasa itu tidak masuk akal."
Tapi, Touko-senpai menutup matanya dan menggeleng kecil.
"Jangan salah paham. Aku tidak bilang kalau kau harus bisa membuat setiap wanita jatuh cinta padamu. Tidak mungkin melakukan itu karena selera pribadi. Sebaliknya, maksudku kau harus meningkatkan daya tarikmu di kalangan perempuan."
"Ah, aku mengerti maksudmu. Tapi, jika gadis-gadis menjadi lebih menyukaiku, apakah itu berarti Karen akan lebih menyukaiku?"
"Menurutku, itu mungkin adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghadapi Karen-san."
Hmm, sejujurnya, ada beberapa perkataan Touko-senpai yang aku tidak mengerti, dan aku tidak bisa mencerna semuanya…
Tapi dengan caranya sendiri, Touko-senpai pasti bisa melihat sesuatu soal 'sosok Karen' yang tidak bisa aku lihat.
"Tapi, bagaimana caranya?"
"Kita akan membicarakan detailnya nanti. Jangan khawatir, jika kau melakukan apa yang aku katakan, kau akan memiliki peluang bagus untuk berhasil. Sisanya adalah soal tekad dan kemauanmu."
Kemudian, Touko-senpai meminum teh lemon-nya perlahan.
Dia lalu meletakkan kembali cangkirnya di atas meja.
"Yang lebih penting sekarang adalah, aku telah memutuskan tanggal untuk memberikan pukulan KO kepada kedua tukang selingkuh itu!"
Touko-senpai menatapku dengan tatapan yang bersinar lebih kuat dari sebelumnya.
"Kalau tanpa batas waktu, kau tidak akan dapat mewujudkannya tidak peduli berapa banyak rencana yang kau buat. Jadi, aku akan menetapkan Malam Natal sebagai hari X. Apakah sudah jelas?"
Ya, Touko-senpai benar.
Tidak ada gunanya memperpanjang ini selamanya, dan kami harus siap melakukannya.
Itulah sebabnya kami melakukan ini di sini.
"Baiklah. Ayo lakukan ini, kita masih punya waktu dua bulan!"
"Itu baru semangat!"
Touko-senpai berkata begitu sambil tersenyum manis.