Chereads / CALON ISTRI TUAN SILUMAN / Chapter 20 - PERNIKAHAN YANG BERBEDA

Chapter 20 - PERNIKAHAN YANG BERBEDA

"Kau konyol dan selalu mencari kesempatan dalam kesempitan! Cepat lepaskan aku, Ichigo. Posisi seperti ini sangat memalukan!" Cenora mencoba bergerak untuk melepaskan tubuhnya dari rengkuhan Ichigo yang erat.

"Tidak memalukan jika sepasang kekasih yang melakukannya. Seperti kita! Aku tidak keberatan dengan posisi yang seperti ini sepanjang hari," jawab Ichigo yang tanpa malu.

"Ichigo, aku serius. Aku hanya ingin bertanya padamu tentang kucing itu tapi malah jadi seperti ini. Ayolah, serius sedikit!" bujuk Cenora yang sudah menyerah mencoba melepaskan diri darinya.

Lagipula apalah daya Cenora yang hanya gadis biasa melawan tenaga pemimpin siluman seperti Ichigo?

"Berikan aku janji lebih dulu dan setelah itu aku akan melepaskanmu dan menjawab pertanyaanmu!" Ichigo kembali memberi penawaran.

"Baiklah, aku akan menciummu tapi lepaskan dulu tanganmu itu!" jawab Cenora.

"Baiklah!" jawab Ichigo dan langsung melepaskan kaitan tangannya dari pinggang Cenora, "Sudah. Sekarang cium aku!" sambungnya menuntut janji Cenora.

Kiss!

Cenora langsung mengecup pipi Ichigo dan segera bangkit sebelum Ichigo menyadari ciuman itu hanya di pipi dan bukan seperti ekspetasinya.

"Kau curang! Kenapa hanya di pipi?" Ichigo memprotes.

"Bukan salahku! Kau hanya meminta ciuman, jadi aku bebas mengecup di mana saja, bukan?" jawab Cenora yang merasa sedikit menang.

"Hmm, baiklah. Itu tidak masalah! Lagipula aku sudah menang banyak karena dua malam tidur memeluk tubuh pengantinku yang hangat dan… seksi!" Ichigo kembali mengatakan hal yang memalukan.

Mendengar itu Cenora langsung bereaksi tidak percaya.

"K-kau mengakui itu? Kau memang kucing hitam yang menyelinap masuk ke rumah dan kamarku, kan? Dan kau juga yang menjilati-" Cenora tidak melanjutkan ucapannya karena refleks menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Apa yang kau tutupi itu sudah kulihat dan kuraba, jadi percuma saja! Tapi sepertinya aku ketagihan tidur bersamamu," Ichigo semakin konyol dan tidak tahu malu.

"Kau sangat keterlaluan, Ichigo! Aku membencimu!" Cenora tidak bisa berkata apapun lagi saat menghadapi ucapan Ichigo yang begitu mesum padanya.

Cenora pun bangkit dan ingin beranjak meninggalkan kamar Ichigo itu, tapi apalah daya? Saat Cenora masih selangkah mundur, kakinya menginjak piyama Ichigo yang licin itu hingga ia terpeleset dan kembali menimpa Ichigo yang masih duduk di hadapannya.

"Astaga… Aku tidak mengira kau sangat senang dan bersemangat sekali dengan tubuhku! Jika begitu kenapa tidak menerima lamaranku dan kita menjadi sepasang pengantin saja?" Ichigo yang senang kembali membuat lelucon yang membuat Cenora malu.

"Demi apapu, Cenora. Aku sungguh menginginkan setiap hal dari dirimu. Aku sudah menunggu sepuluh tahun untuk bisa hidup bersamamu. Apa yang masih membuatmu tidak percaya dengan setiap ucapanku? Lalu apa yang harus kulaukan agar kau percaya kalau aku memang mencintaimu?" ucap Ichigo dengan tatapan mata yang teduh dan ucapan yang lembut.

"Itu tidak mungkin. Aku adalah manusia dan kau adalah siluman. Tidak ada kisah seperti itu di dunia ini sekalipun aku menerima-mu, Ichigo," jawab Cenora dengan kalimat yang juga tenang.

Hatinya mulai goyah dengan sikap dan perlakuan Ichigo padanya.

"Aku dan kau belum terlahir saat sejarah itu ada. Dan sekalipun ada, hanya kau yang tidak tahu dan tidak ingin mempercayai kisah seperti itu ada. Dan di sinilah aku yang harus meyakinkanmu jika takdir kita memang harus berjalan sesuai keinginan Dewa, Cenora!"

"Meskipun bagimu itu hal yang mustahil, tapi bagi bangsa siluman seperti kami, pernikahan manusia yang terpilih menjadi reinkarnasi Peri Bulan dengan pemimpin siluman, sudah terjadi jauh sebelum ratusan tahun diriku diciptakan,"

"Tapi keadaan yang dulu dengan keadaan kita sekarang sangat berbeda, Cenora."

"Jika pernikahan manusia dengan siluman yang selalu terjadi hanya sebatas untuk melestarikan bangsa siluman dan merugikan manusia yang dinikahinya dengan cara kematian, maka aku bersumpah padamu,"

"Aku tidak melakukan pernikahan itu semata hanya untuk kaumku saja. Aku melakukan pernikahan itu karena aku mencintaimu sejak dulu, sejak kita masih kecil, dan akan selalu mencintaimu sampai kita menjadi abu bersama,"

Bahkan Cenora meneteskan air mata di wajah Ichigo setelah mendengar ucapan Ichigo dengan mata emasnya yang berkaca-kaca.

"Untuk apa air mata ini, Cenora?" tanya Ichigo yang juga ikut bersedih saat kekasihnya meneteskan air mata.

"Air mata ini jatuh karena aku membayangkan begitu kejam Tuhan membuat hidupku seperti ini. Kenapa aku tidak bisa hidup normal saja? Tidak cukupkah penderitaanku sejak kecil karena siluman seperti kalian?"

"Tidak cukupkah bangsa siluman telah menyebabkan ayah dan ibuku meninggalkanku sendirian? Kau juga pergi sebelum aku ditinggalkan mereka! Tidak cukupkah aku menanggung semua kesedihan di hidupku ini?"

"Aku lelah, Ichigo… Aku lelah!"

Cenora menangis dengan hebat dan tanpa sadar menyandarkan kepalanya di dada Ichigo.

"Jangan bersedih seperti itu atau aku juga akan sedih. Untuk alasan kebahagiaanmu inilah aku terus menunda melakukan pernikahan. Aku ingin bersama denganmu bukan untuk membuatmu menderita,"

"Aku ingin bersamamu untuk merasakan kebersamaan dan kebahagiaan bersamamu. Untuk itu aku akan bersabar meski waktunya sudah ditentukan,"

Ucapan Ichigo semakin membuat Cenora bersedih.

"Jika hidupku memang sudah ditakdirkan seperti ini sampai akhir hayatku, apa aku bisa mempercayaimu sepenuhnya? Apa aku tidak akan menyesal karena telah mempercayaimu dan menyerahkan hidup manusia-ku untukmu?" tanya Cenora yang saat ini mengangkat kepalanya dan memandang Ichigo.

"Kau bisa memberiku waktu agar cinta dan kepercayaan itu akan datang padaku untukku perlahan. Tapi kuharap hari itu tidak akan lama lagi, sebelum portal ghaib kembali tertutup," jawab Ichigo.

"Itu terdengar memaksa untukku yang baru akan mulai menerima-mu," ucap Cenora sedikit kecewa.

Dia yang baru akan membuka hatinya untuk iblis seperti Ichigo dengan seribu pertimbangan, langsung kecewa setelah mendengar ucapan Ichigo tentang portal gaib yang menuntut waktu sesegera mungkin. Dan hal itu lebih terdengar seperti tuntutan baginya yang harus mempercepat penerimaan Ichigo sebagai pasangan hidupnya.

Cenora bangkit perlahan dan duduk dengan tenang.

"Aku tidak ingin memaksamu, mengertilah… Aku begitu menyayangimu hingga aku tidak rela kehilanganmu dalam kurun waktu sesingkat ini," ucap Ichigo sembari mengambil tangan Cenora untuk dikecupnya.

"Jelaskan seperti apa itu. Aku tidak mengerti," Cenora bertanya.

"Manusia, baik itu pria ataupun wanita yang merupakan reinkarnasi Peri Bulan, memang sudah ditakdirkan menjadi pasangan bagi pemimpin klan siluman. Jika dalam kurun waktu seratus hari setelah portal gaib terbuka, manusia itu tidak menjadi pasangan pemimpin klan siluman, maka perlahan tubuhnya akan melemah dan bebas menjadi incaran siluman di kasta yang lebih rendah,"

"Hal itu memang harus terjadi. Jika tidak dengan pemimpin klan, maka manusia itu juga akan mati oleh siluman kecil lainnya,"

Air mata Cenora mengalir lagi.

"Seperti yang dikatakan siluman yang memakai tubuh Stu waktu itu. Cepat atau lambat, aku akan mati juga oleh para siluman," ucap Cenora sedih sambil tersenyum miris, "Tapi setidaknya jika denganmu, kematianku tidak begitu sakit dan malah indah, kan?" sambungnya menangis lagi.

Ichigo kembali memeluk Cenora yang rapuh.

"Tidak akan kubiarkan kau mati. Jika pun kematian itu ada, maka kita akan mati bersama," jawab Ichigo dengan kelembutan yang pasti.