"Cenora, jangan melamun seperti itu. Tolong tarik napasmu dalam-dalam karena ini pasti akan sakit!" Ichigo menggugah lamunan Cenora agar tetap sadar.
"Aku tidak melamun, tapi aku sedang berpikir mengapa tubuhku terasa perih dan panas?" jawab Cenora yang mulai merasakan sesak, di samping lamunannya tentang Ichigo.
"Itu adalah racun siluman laba-laba yang mulai menyebar ke darahmu. Tolong tahanlah karena aku akan sangat kuat menghisap darahmu. Kau bisa, kan?" tanya Ichigo yang sudah bersiap menghisap dua lubang bekas taring di leher Cenora.
Cenora menganggukkan kepalanya sambil meringis kesakitan.
Ichigo mulai menghisap darah Cenora yang sudah mulai terkontaminasi oleh racun siluman laba-laba itu.
"Sakit sekali!" pekik Cenora kesakitan.
"Tahanlah sebentar lagi. Darahmu akan segera bersih kembali tapi mungkin kau akan pingsan setelah ini!" ucap Ichigo menjelaskan.
'Tubuhku… Bagaimana Cenora akan tahan jika racunnya sepanas ini? Aku saja sudah terasa terbakar,' batin Ichigo yang mulai merasakan sakit di tubuhnya.
Rasa seakan terbakar dan tidak nyaman di tubuh Ichigo terjadi karena sedikit banyaknya, racun yang dihisapnya dari darah Cenora terhisap dan menjalar ke tubuhnya juga.
Cuih!
Ichigo meludahkan darah Cenora dan itu adalah hisapan terakhir.
"Ahk…" eluh Ichigo yang tubuhnya mulai merasakan reaksi racun siluman laba-laba itu.
'Tubuhku panas sekali. Dan apakah racun ini begitu kuat sampai alat kejantananku juga sudah terasa tegang. Dasar sial!' Ichigo mengumpat dalam hati sembari meringis menahan suhu tubuhnya yang sudah mulai naik.
"Apa kau tidak apa-apa, Cenora?" tanya Ichigo saat melihat tubuh Cenora mulai meringkuk lemah.
"Aku sudah bisa menggerakkan tubuhku. Tapi kenapa kepalaku sangat sakit? Aku merasa lemah," jawab Cenora lemah. Lalu bagaimana denganmu sendiri? Apa kau tidak apa-apa?" sambungnya bertanya pada Ichigo.
"Racun dari siluman kecil sepertinya tidak akan berpengaruh bagiku. Sekarang ayo kuantarkan kau pulang. Kau harus tidur karena tubuhmu ini sekarang lemah. Banyak darah yang telah kukeluarkan tadi, hingga kau merasa selemah ini!" jawab Ichigo dan mulai menggendong tubuh Cenora yang tanpa aba-aba sudah memejamkan mata karena pingsan.
Sepasang sayap hitam besar terbentang dan siap terbang. Ichigo membawa Cenora kembali ke rumahnya dan meletakkan tubuh pengantinnya yang lemah itu di ranjang.
"Kau ternyata sangat lemah. Sejak dulu kau tidak berubah, Cenora. Bagaimana aku tidak memikirkan keadaanmu seharipun selama sepuluh tahun aku tidak berada di sisimu? Kau itu terlalu manis dan ceroboh, tapi itulah yang membuatku menyukaimu," gumam Ichigo sambil memandangi wajah Cenora yang pucat saat tertidur.
"Wanita itu jahat karena menyukaimu, Ichigo…" gumam Cenora saat matanya terpejam.
"Saat tertidur seperti inipun kau masih sempat mengigau tentang siluman wanita itu!" celetuk Ichigo sembari tersenyum, "Tapi kau benar, dia adalah siluman wanita yang tidak tahu malu dan jahat. Beraninya dia melawan apa yang sudah kuperingatkan padanya!"
"Dan untuk apa yang dilakukannya padamu, aku tidak akan peduli jika aku harus menghapuskan klannya di teritoriku. Jika aku harus dihukum nanti, aku tidak akan takut karena aku memilikimu di sisiku,"
Setelah bergumam pada Cenora dan tak lupa mengecup singkat dahi pengantinnya itu, Ichigo beranjak dari rumah Cenora dan sedetik kemudian sudah ada di atap rumah Cenora.
Tentu saja manusia biasa tidak dapat melihatnya di atas sana. Lalu apa yang akan Ichigo lakukan di atas sana?
***
Hari masih sore tapi langit sudah terlihat gelap. Angin juga berhembus dengan kencang seperti akan ada badai besar di daerah itu.
Kibasan angin yang kencang membuat semua benda kecil terhempas dan berhampuran. Orang-orang yang masih berada di luar rumah saat melihat fenomena itupun bergegas pulang ke rumah mereka masing-masing agar tidak terkena badai seperti yang mereka perkirakan.
Braak!
Suara jendela di kamar Cenora yang menutup kasar karena tertiup angin, membuat Cenora tersadar dari tidurnya.
Cenora bangkit saat jendela kamarnya terlihat membuka-tutup secara kasar.
"Apa yang terjadi? Kenapa angin di luar sangat besar? Langit juga sangat gelap seperti sudah malam saja," gumam Cenora yang merasa aneh dengan fenomena alam ini.
Dan saat ia menoleh pada jam dinding, alis matanya terangkat sebelah, "Ini masih pukul enam sore, tapi kenapa cuacanya seperti ini? Apa akan ada badai?" gumam Cenora saat menutup jendela kamarnya.
Lalu Cenora berjalan perlahan ke depan sembari bergumam lagi, "Bagaimana aku bisa sampai di rumah? Apa Ichigo lagi yang membawaku pulang? Lalu bagaimana dengan keadaannya saat ini?" pikir Cenora yang teringat tentang racun dari siluman laba-laba tadi pagi.
"Langit benar-benar gelap. Angin juga sangat kencang. Aku harus menutup semua pintu dan jendela rumah. Ah, ya. Pagardi halaman juga!" ucapnya sendiri dan bergegas keluar ke halaman rumahnya untuk menutup pagar dengan kencang, karea jika dibiarkan saja, suara pagar yang tertiup angin pasti akan sangat mengganggu.
'Bahkan siluman dan para hantu juga beterbangan tak tentu arah terhembus angin ini. Apa yang sebenarnya terjadi?' ucap heran Cenora dalam hati saat melihat keanehan yang belum perah dilihat sebelumnya.
Cenora sudah selesai mengunci pagar dan akan segera masuk kembali ke dalam rumah, tapi matanya tertarik untuk melihat sesosok hitam menyerupai harimau di atas atap rumah Ichigo. Cenora berjalan mendekat ke pagar lagi agar lebih jelas melihat sosok apakah itu.
'Ichigo… Itukah bentuk asli siluman dari dirimu? Kau benar-benar siluman harimau hitam,' Cenora hanya bisa berucap kaget dalam hati saat mulutnya ia tutupin dengan tangannya sendiri.
Saat ini Cenora sedang memandangi seekor harimau hitam dengan tubuh besar dan ekor panjangnya. Tapi anehnya, bagaimana seekor harimau memiliki sayap? Itulah yang meyakinkan Cenora bahwa harimau hitam yang dilihatnya itu adalah sosok Ichigo dalam bentuk siluman harimau. Ia sangat ingat sayap hitam besar itu sama dengan yang Ichigo miliki.
Melihat sayap hitam besar yang dikepakkan harimau tersebut, membuat Cenora jadi tahu jika angin besar yang terasa pada sekelilingnya itu bukanlah angin badai, melainkan akibat kibasan sayap besar milik Ichigo.
'Harimau itu terlihat berkharisma. Harimau hitam yang cantik tapi tidak bisa dipungkiri kalau dia juga menyeramkan. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Ichigo di atas sana?' gumam Cenora lagi dalam diam.
"Ouch!" pekik Cenora saat wajahnya tersambar seekor laba-laba kecil yang terhempaskan oleh angin besar. Dan saat Cenora ingin memeganginya dengan benar, laba-laba itu terlihat hancur perlahan menjadi abu.
'Ah, ini siluman laba-laba,' gumam Cenora lagi sembari mengusap tangannya dari debu sebelum melihat ke arah harimau hitam yang masih ada di atas sana.
Cenora terkesiap kaget saat sepasang iris mata berwarna keemasan menatap tajam ke arahnya.
'Aku ketahuan. Bagaimana ini?' Cenora kebingungan dan setelah itu ia memilih kembali masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rumahnya rapat-rapat.
"Apa yang akan dilakukannya nanti saat dia tahu aku diam-diam mengintipnya tengah melakukan sesuatu yang aneh?" ucap Cenora dalam ketidak tenangannya saat ini.