"Tidak! Sihirnya berhasil! Kita berhasil membawa Javier kembali! Javier hidup lagi!" ucap Katherine, menggelengkan kepalanya.
Melihat Katherine yang seperti tidak akan mendengarkan perkataannya, Luca memberanikan dirinya untuk memegang pundak Katherine.
"Nona Katherine, Javier sudah meninggal. Kita berdua berada di sana saat dia meninggal," ucap Luca dengan lembut tapi terdengar tegas.
Sebenarnya Luca sedikit sedih melihat Katherine yang bertingkah seperti ini. Bertahun-tahun telah berlalu dan dia pikir Katherine telah move on, tapi ternyata Katherine masih memikirkan Javier.
"Aku tahu! Aku juga melihatnya! Aku tidak mungkin melupakan kejadian saat tanganku basah dengan darah Javier! Tapi tadi aku juga melihat Javier! Dia kembali hidup! " ucap Katherine yang masih terdengar serius.
Luca melepaskan pegangan tangannya di bahu Katherine ketika mendengar itu. Dia pikir Katherine tidak mengingat hal itu.
Kalau begitu, apakah Javier benar-benar masih hidup?
"Tapi bagaimana mungkin? Kita melihat sendiri ketika Javier meninggal. Dia juga dimakamkan oleh masyarakat sekitar. Tidak mungkin itu terjadi," ucap Luca yang masih berpikir bahwa itu sangat mustahil.
"Bagaimana jika ternyata sihir kebangkitan membutuhkan beberapa tahun untuk aktif?" tanya Katherine.
Luca segera menggelengkan kepalanya. Meskipun itu adalah pertama kalinya dia melakukan sihir kebangkitan, dia tahu bagaimana sihir itu bekerja. Jika berhasil, sihir itu akan segera membangkitkan Javier.
"Yah… aku tidak peduli. Javier yang kembali hidup sudah cukup untukku! Oh iya, kamu tadi tidak melihatnya, kan? Bagaimana kalau kita pergi menemui Javier, ah, namanya sekarang James," ucap Katherine yang terlihat bersemangat.
Jika semua siswa wajib masuk asrama, bukankah hal yang sama juga berlaku untuk Javier? Pria itu pasti masih berada di sekitar akademi, kan?
Ahh… Katherine tidak menyangka dia akan setiap waktu bertemu dengan Javier.
Luca mengangguk. Meskipun dia tidak terlalu menyukai Javier, tapi dia penasaran dengan apa yang sebenarnya yang terjadi. Dia harus melihat sendiri Javier yang kembali hidup.
***.
Beberapa saat kemudian, Katherine dan Luca akhirnya menemukan James yang sedang mengayunkan pedangnya di belakang gedung asrama laki-laki.
"Apa? Kamu datang membawa pacarmu untuk menghajarku?" tanya James ketika melihat Katherine yang datang bersama Luca.
"Pacar? Bukan, dia adalah saudaraku," ucap Katherine menjelaskan.
"Begitu, kamu datang membawa keluargamu," ucap James lalu memperhatikan Luca yang memiliki kulit putih, rambut pirang, dan mata biru.
"Kamu terlihat seperti bangsawan yang hanya bisa merengek memanggil mamanya, apakah kamu bahkan bisa bertarung?" tanya James dengan senyuman merendahkan.
Luca hanya diam saja ketika mendengar hal itu. Saat ini dia sedang sibuk memperhatikan apakah benar pria sombong di depannya ini adalah Javier seperti yang dikatakan oleh Katherine.
"Kenapa kamu diam saja? Apakah kamu takut? Haha, aku tidak menyangka kamu membawa laki-laki pengecut seperti ini untuk menemuiku," ucap James yang kini memandang Katherine.
"Tidak, aku tidak kemari untuk bertengkar," ucap Katherine menggelengkan tangan dan kepalanya.
"Enyahlah dan jangan menggangguku!" James lalu mengangkat kembali pedangnya dan menodongkannya di leher Katherine
"Jika aku masih melihatmu lagi, aku tidak akan segan-segan untuk menghajarmu," lanjutnya dengan suara dingin.
"Lihat! Sepupumu bahkan hanya diam ketakutan dan tak bisa bergerak. Lain kali jika kamu ingin…"
"Ahh, berisik," Luca yang tidak tahan lagi mendengar ocehan James, mulai merapalkan sebuah mantra.
"Sleep," ucap Luca dan setelah mengatakan itu, James langsung tidak sadarkan diri.
"Luca! Apa yang kamu lakukan!" ucap Katherine yang langsung memeluk tubuh James agar pria itu tidak terjatuh.
"Kamu tahu pedang itu tidak akan menyakitiku," lanjut Katherine lalu secara perlahan-lahan membuat tubuh James bersandar di dinding.
"Maafkan aku, Nona Katherine. Aku tahu itu tidak akan menyakitimu, tapi pria ini terlalu berisik lagipula dia hanya tertidur," ucap Luca yang langsung tidak menyukai James.
Katherine hanya berdecak kesal mendengar alasan Luca.
"Lalu bagaimana? Dia adalah Javier, kan?" tanya Katherine yang kembali bersemangat.
"Sejujurnya, dia sangat berbeda dengan Javier, baik fisik maupun sikap, Javier tidak mungkin bersikap seperti itu," ucap Luca yang masih tidak mengerti bagaimana Katherine melihat pria ini sebagai Javier.
"Yah… sikapnya memang sedikit berbeda, tapi dia adalah Javier," ucap Katherine bersikeras. Dia tidak tahu bagaimana caranya dia menjelaskan hal ini pada Luca, tapi Katherine yakin bahwa James adalah Javier, dia bisa merasakan perasaan familiar ketika sedang bersama pria itu.
"Baiklah, aku akan memeriksanya dulu," ucap Luca lalu melihat sekelilingnya apakah ada orang yang sedang memperhatikan mereka.
Merasa situasinya aman, Luca lalu mulai merapalkan mantra untuk melihat ke dalam tubuh James.
Sebuah lingkaran sihir muncul di telapak tangan Luca yang terulur ke depan dan Luca langsung menyentuh dada James ketika lingkaran sihir itu akhirnya muncul.
Katherine menggigit bibir bawahnya ketika melihat bagaimana Luca melakukan sihirnya, meskipun dia bisa merasakan James adalah Javier, tapi seperti kata Luca, baik fisik maupun sifat mereka jauh berbeda, jadi Katherine sedikit ragu dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Tidak mungkin. Bagaimana ini bisa terjadi?" ucap Luca yang langsung menarik tangannya kembali.
"Kenapa? Ada apa?" tanya Katherine yang terlihat gugup.
"James… pria ini, memiliki jiwa Javier di dalam tubuhnya," ucap Luca dengan ekspresi wajah tidak percaya.
"Benarkah? Sudah kubilang pria ini adalah Javier! Aku tidak mungkin salah mengenali suamiku sendiri!" ucap Katherine yang terlihat bahagia, matanya bahkan terlihat sedikit berkaca-kaca, dia tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan suaminya.
"Ayo Luca, segera bangunkan Javier, tunggu… kenapa wajahmu terlihat seperti itu?" tanya Katherine yang melihat ekspresi wajah Luca terlihat aneh.
"Soalnya ini benar-benar aneh, Nona Katherine."
Alis Katherine terangkat ketika mendengar itu.
"Setelah kita mati, jiwa kita akan dikirimkan ke dunia bawah, tidak seharusnya jiwa Javier masih berada di dunia, apalagi di tubuh pria ini!" ucap Luca menjelaskan pelajaran yang dia dapatkan dari leluhurnya.
"Aku tahu ada yang aneh saat Javier tidak hidup kembali dengan sihir Kebangkitan! Apakah itu artinya jiwanya telah pergi ke suatu tempat?" gumam Luca dengan pelan.
"Eyy, siapa yang peduli? Yang penting saat ini Javier telah kembali! Ayo segera bangunkan Javier," ucap Katherine yang terlihat senang.
"Tunggu dulu, Nona Katherine, memang benar tubuh James memiliki jiwa Javier, tapi tetap saja dia tidak mengingat dirinya saat sedang menjadi Javier," ucap Luca buru-buru sebelum Katherine melakukan sesuatu ketika James telah bangun.
"Benarkah? Dia tidak akan mengingatku?" tanya Katherine yang terkejut dengan informasi itu, dia pikir dia akhirnya bisa memeluk dan mengatakan betapa dia merindukan suaminya itu.
"Ya, kemungkinan besar seperti itu," ucap Luca, tapi dia sendiri tidak terlalu yakin.
"Begitu? Tidak masalah, aku tinggal membuatnya jatuh cinta lagi kepadaku," ucap Katherine sambil tersenyum manis, percaya diri bahwa dia bisa membuat Javier yang sekarang mencintainya lagi