Skay menangis di dalam kamarnya, ia duduk bersandar di tembok dengan kedua tangan memeluk kakinya sendiri. Ia menangis sejadi-jadinya, bahkan ini baru pertama kali ia menangisi Kenzo sampai seperti ini. Ia terlalu dibutakan oleh rasa sayang, padahal tak seharusnya ia berlebihan seperti ini.
Tiba-tiba saja ia merasa ada seseorang yang masuk, ia melihat mamanya. Buru-buru ia menghapus air matanya, beliau berjongkok di depannya dan menghapus sisa air matanya di pipinya. Karena tidak tahan lagi, ia pun memeluk mamanya dan kembali menangis. Dapat dirinya rasakan kepalanya yang dielus oleh mamanya.
"Kenzo jahat ma, dia mau menikah dengan perempuan lain tanpa sepengetahuan Skay. Padahal dia dulu berkata tidak akan meninggalkan Skay, Skay salah apa ma?" Tangis Skay tak kunjung reda.
"Tenang sayang, Skay tidak boleh menangis. Takdir sudah ditetapkan oleh Tuhan, begitu juga dengan Skay. Kenzo tidak ditakdirkan untuk Skay, jadi Skay tidak boleh bersedih."
