Kenzo mengetuk kamar Askar yang dikunci, tapi beberapa kali mengetuk pintu kamar itu tak kunjung terbuka. Ia semakin yakin jika Askar marah dengan dirinya. Perasaan bersalah kembali muncul, hanya kata andai yang ada di pikirannya. Bagaimana jika Aska benar-benar tidak mau bertemu dengan dirinya? Bagaimana jika dia marah? Ia pun mencoba mengetuk pintu untuk yang kesekian kalinya.
Sampai akhirnya pintu terbuka, ia melihat wajah Askar. Ketika Askar hendak menutup pintu, ia langsung menahan pintu itu hingga membuat Askar tidak jadi masuk kembali. Askar mencoba untuk menutup pintu itu kembali. Tapi Kenzo malah masuk ke dalam, dengan perasaan marah Aska berjalan semakin masuk ke dalam kamarnya.
"Abang mau bicara sama kamu."
"Mau bicara apa? Soal takdir? Basi tahu enggak!" Aska menjawab dengan nada ketus.
"Dengerin abang dulu, tatap abang!" Kenzo menarik tangan Aska hingga adiknya itu berdiri menghadap dirinya.
