Kenzo merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, ia hanya bisa bersandar di tembok sembari mencengkram kuat kepalanya berharap rasa sakti ini segera menghilang. Tapi tetap saja ia merasakan pusing yang berlebihan, rasanya ia ingin mati saja sekarang. Mamanya pasti sudah tidur, ia tak ingin merepotkan beliau.
Ia berusaha mencapai nakas di sebelah tempat tidurnya, sakitnya kali ini benar-benar luar biasa. Ia tak tahan dengan ini semua, ia ingin menyerah saja. Tabung kecil di sana sudah berhasil dirinya dapatkan, tapi tubuhnya malah luruh ke lantai hingga membuat isi tabung itu berceceran ke mana-mana. Suara samar-samar membuat rasa sakit ini kian menjadi.
"Pembunuh juga harus mati! Kau pembunuh Kenzo!"
"Kau anak tak tahu di untung! Saya menyesal mempunyai anak seperti kamu!"
"Seorang ilmuwan bukan jati diri dari marga Gutara! Contoh lah semua sepupu kamu, Kenzo! Keberadaan mu di sini hanya menjadi beban!"