Kenzo masuk ke dalam rumah papanya, disambut dengan kedatangan kakeknya yang sama sekali tidak dirinya undang keberadaannya. Masih teringat jelas momen di mana pria tua itu mengancam dirinya dengan Skay. Ia tak akan melupakan itu, dan ia memiliki dendam tersendiri karena itu.
Untung saja pamannya yang selalu ikut campur tidak ada di sini, hanya ada dirinya, papanya, juga kakeknya saja. Entah kemana penghuni rumah ini yang lain ia tak tahu dan tak peduli, biarlah mereka pergi. Karena dirinya muak melihat mereka semuanya. Apalagi istri baru papanya itu.
"Bagus Kenzo, kamu sudah melaksanakan apa yang kakek mau untuk tidak bertemu dengan perempuan miskin itu."
Kenzo memejamkan mata guna menetralkan emosinya. "Aku baru kembali! Jadi kakek jangan membuat aku emosi dengan kata-kata kakek yang tak berguna itu."
"Wah, kamu memang persis seperti Guntur. Kakek tak akan marah, karena itu merupakan ciri khas keturunan Gutara."
