Kenzo mengerjapkan matanya berkali-kali, ruangan ini tak asing bagi dirinya. Bukankah ini ruang rawatnya jika sakit? Sekarang ia yakin jika berada di rumah sakit. Tak ada siapapun di dalam sini, tangannya pun turut di infus. Sebenarnya kepalanya masih pusing, tapi tak separah tadi.
Jadi tadi dirinya memang benar-benar pingsan, padahal ia berencana untuk pulang dan menemui papanya. Tapi niatnya harus ia urungkan dalam-dalam, tiba-tiba saja ia mendengar suara derap langkah kaki. Matanya melihat ke arah pintu utama. Seseorang masuk, siapa lagi jika bukan dokter Edward.
"Bagaimana perasaan kamu Kenzo?"
"Biasa saja," jawab Kenzo datar.
"Masih pusing? Atau kau merasa ada yang tak enak dengan tubuhmu?" Dokter Edward menempelkan stetoskopnya ke dada Kenzo.
"Tidak," jawab Kenzo singkat.
"Istirahat lah lagi, kau harus memulihkan tenaga mu."
"Siapa yang membawa saya ke sini?" tanya Kenzo.