Chereads / Terikat Tuan Ilmuwan / Chapter 13 - PAGI INI DENGAN MISI TIJE

Chapter 13 - PAGI INI DENGAN MISI TIJE

Skay kembali ke markas dengan perasaan marah dan sebal sekaligus, ia menghentak-hentakkan kakinya masuk ke dalam tenda. Dirinya ingin berteriak namun penghuni di tenda sudah pada tidur semua, menghela nafas mencoba untuk bersabar atas kejadian memalukan tadi.

Sampai akhirnya ia memutuskan untuk keluar saja, tentu saja kegiatannya ini di tatap oleh para anggotanya yang berjaga di luar. Apalagi baju bagian depan dan belakangnya kotor akibat hampir terjatuh di jurang, juga matanya yang sembab sehabis menangis.

"Ketua kenapa?"

"Maaf, bisa tolong ambilkan saya baju ganti di tenda?" tanya Skay.

"Bisa, kebetulan saya yang membawa kuncinya."

"Tolong ambilkan ya, saya tunggu di sini soalnya mau ganti baju sekarang tadi habis jatuh kepleset," ujar Skay.

"Baik Ketua."

Skay berjongkok di samping api unggun, ia tampak kedinginan dan menaruh telap tangannya di dekat api. Tak lama orang yang ia mintai tolong kembali, dia membawa jaket tebal juga baju lengan pendek. Untuk dalamannya ia sengaja taruh di dalam tenda samping tempat tidur. Bukannya tak sopan menyuruh laki-laki mengambilnya.

Sebab baju-baju di dalam saja baru di beli dan untuk perlengkapan 'pribadi' di simpan sendiri-sendiri. Setelah selesai ganti baju ia berbaring di tempat tidurnya, ia menatap ke atas langit-langit tenda. Mengapa wajah Kenzo muncul? Aish, ia tak boleh memikirkan laki-laki itu!

"Muka lo gue tandain!" batin Skay. Sampai akhirnya Skay benar-benar terlelap dari tidurnya dengan perasaan penuh dendam kepada Kenzo.

***

Sedangkan Kenzo masuk ke dalam markas, bajunya pun sama-sama kotor seperti Skay. Tentu saja saat sampai di tempat santai ia ditatap oleh semua orang dengan tatapan heran sekaligus bingung. Ia tau jika mereka menahan tawa melihat tubuhnya yang dipenuhi oleh lumpur.

"Habis dari mana?" tanya Dokter Edward yang sengaja belum kembali ke kota.

"Sana," jawab Kenzo sedikit tak peduli.

"Itu pun saya tau," cibir Doker Edward.

Kenzo melepaskan bajunya dan beranjak pergi dari sini, perut kotak-kotaknya terpampang jelas. Mungkin jika di sini ada perempuan mereka semua menjerit melihatnya. Lantas ia pun berganti pakaian sekalian mandi lagi, rambutnya pun ikut kotor gara-gara Skay. Setiap bertemu dengan perempuan bernama Skay ia selalu saja bernasib soal.

Sementara Dokter Edward dan yang lain menatap bingung kepergian Kenzo, ada yang aneh tapi apa? Tubuh Kenzo penuh dengan lumpur? Sepertinya bukan itu yang sedikit aneh dan janggal. Mereka saling tatap, Kenzo membawa kartu nama seseorang!

"Dia pasti bertemu dengan perempuan!" ujar Vito.

"Di bajunya ada jejak bibir seseorang!" timpal Satya.

"Ini mencurigakan!" balas Dokter Edward sembari mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk.

"Apakah Kenzo sudah dewasa? Dia jatuh cinta kepada perempuan?" tanya Tipe menerka-nerka.

"Besok kita menjalankan misi!" ujar Tije dan mendapatkan anggukan dari mereka semua. Mereka tersenyum penuh arti dan merasakan bangga bisa melihat ini. Mereka memang melihat jejak bibir di baju bagian depan milik Kenzo, berwarna merah namun samar-samar.

***

Pagi hari tlah tiba, seperti apa yang dikatakan tadi malam kini Dokter Edward, Tije, Satya, dan Vito berada di depan kamar milik Kenzo. Ini masih sangat pagi, bahkan matahari pun masih malu-malu menunjukkan sinarnya. Namun mereka malah berada di depan pintu dengan posisi mengintip.

Padahal pintu masih tertutup! Mereka sama sekali tak bersuara dan memberi kode kepada satu sama lain agar mereka diam. Tiba-tiba pintu terbuka, dengan gerakan gesit mereka berpindah tempat. Ada yang mengosok tembok, membenarkan letak foto dan juga mengelap lantai dengan tangan.

"Kenapa?" tanya Kenzo melihat gelagat aneh yang mereka tampilkan.

"Ada debu di tembok," jawab Vito seolah tak terjadi apa-apa.

"Ini bukan tembok yang terbuat dari bata!" balas Kenzo yang membuat Vito mati kutu. Benar jika ini bukan tembok dari batu bata, melainkan dari bahan-bahan lain.

"Kalian mengintip kamar saya?" tanya Kenzo penuh selidik.

Mereka gelagapan sendiri. "Enggak kok," jawab mereka sembari tertawa pelan.

"Lebih baik kau ikut saya." Dokter Edward merangkul pundak Kenzo. "Kita uji coba obat kemarin kepada tubuhmu," imbuh Dokter Edward sembari membawa Kenzo menjauh dari sini.

Tanpa Kenzo ketahui, Dokter Edward memberikan kode kepada yang lain lewat tangannya yang ada di belakang. Kenzo sendiri hanya diam mengikuti Dokter Edward tanpa ada rasa curiga sama sekali. Sementara Tije dan yang lain melihat kepergian Kenzo dan Dokter Edward.

Setelah mereka berdua benar-benar tak terlihat lagi, Satya membuka pintu dengan hati-hati. Untung saja elektronik ini bisa di buka, lantas mereka masuk ke dalam dengan gerakan mengendap-endap. Kamar Kenzo ini cukup luas, di tengahnya terdapat kasur yang cukup lebar. Namun fokus mereka bukan itu!

"Kita berpencar, intinya dalam waktu 10 menit kita harus mendapatkan baju yang Kenzo pakai semalam!" ujar Vito berbisik.

Mereka berpencar, mencari baju yang Kenzo kenakakan tadi malam. Di dalam almari, di dalam selimut, dari balik bantal semuanya sudah mereka lihat. Hanya satu yang belum mereka kunjungi, kamar mandi Kenzo! Dengan Vito masuk ke dalam kamar mandi.

Vito menoleh ke samping, ada beberapa baju yang tergantung. Tangannya terulur mengambil salah satu baju dan keluar dari dalam sini dengan senyum bangga karena telah menjalankan misi ini dengan baik. Mereka berkumpul dan melihat baju itu dengan saksama, benar ada bekas lipstik di sana.

"Foto jejak bibir ini, kita tak boleh kehilangan jejak siapa pemilik bibir ini," ujar Tije.

"Benar sekali, rupanya ketua kita tak pernah dekat dengan perempuan. Sekalinya dekat langsung...." Dengan sengaja Vito menggantungkan ucapannya.

"Kembalikan baju itu sebelum Kenzo kembali ke sini," ujar Satya. Vito meraih baju dari tangan Satya dan mengembalikan ke tempat semula.

Mereka keluar dengan wajah tanpa dosa, bangga dengan keberhasilan ini. Di dalam mereka sedikit was-was sebab takut ketahuan Kenzo, mereka berjalan dengan senyum mengembang.

"Kita berhasil, rencana terakhir adalah meneliti siapa pemilik bibir ini," ujar Tije.

"Kau benar, jangan sampai foto yang kita ambil jatuh ke tangan Kenzo!" peringat Vito.

"Bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa-apa!" timpal Satya.

Mereka berjalan menuju tempat di mana Kenzo dan Dokter Edward berada. Inilah misi yang mereka maksud tadi malam, misi yang paling sulit yaitu masuk ke dalam kamar Kenzo diam-diam. Mereka sudah berhasil dan saat ini mereka menyimpan rahasia besar yang tak boleh ketahuan oleh siapapun apalagi Kenzo.

Entah apa jadinya jika Kenzo tau apa yang mereka perbuat, jika itu terjadi maka katakanlah selamat tinggal kepada dunia yang luas ini?!