Chereads / The Chapter / Chapter 1 - 1. Sunny (part 1)

The Chapter

ryusan1
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 33.1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. Sunny (part 1)

Hai namaku Sunny. Aku gadis berumur 20 tahun. Ya tepatnya tak lama lagi aku akan genap berumur 21 tahun. Aku mahasiswa bisnis semester 5. Tak begitu banyak hal special dari ku, bahkan bisa ku katakan tidak ada yang special. Aku punya ciri-ciri yang hampir sama dengan gadis seusia ku. Rambut ku hitam pekat menjuntai panjang hingga ke pinggang. Kulit ku tak begitu putih. Hidung ku tak begitu mancung dan juga tidak begitu pesek. Dan bagian favorit ku adalah bibir ku. Aku punya bibir yang tipis dan aku suka itu. Dan terakhir tubuh ku kecil mungil namun masih terlihat apabila berada ditengah kerumunan.

Aku sunny. Nama yang sebenarnya tak cocok dengan ku. Entah mengapa nama ini bisa diberikan kepada ku. Nama yang penuh dengan makna ceria, bersemangat dan periang ini sangat bertolak belakang dengan kepribadian ku.

Wajah ku hampir tak pernah menampakan senyuman juga aku yang hampir setiap hari selalu berpakaian serba hitam. Begitu kontras bukan dengan Sunny yang diharapkan orang.

Tentu saja dengan kepribadian ku yang seperti itu aku tak memiliki teman. Namun itu bukan masalah besar bagiku. Bagi ku memiliki teman akan sangat merepotkan. Aku lebih suka sendiri.

"bzz….bzz…bzz" alarm ku berbunyi menunjukkan aku harus segera bangun dan pergi ke kampus. Hari ini aku memutuskan memakai baju hitam lagi lebih tepatnya gaun hitam sederhana dengan kerah diatasnya dan menjuntai panjang namun tak sampai menutupi mata kaki ku. Ku padankan gaun ini dengan sneakers hitam putih favorit ku.

Aku berangkat ke kampus dengan berjalan kaki, karena tempat tinggal ku tidak terlalu jauh dengan kampus sehingga berjalan kaki adalah keputusan yang sangat tepat, anggap saja aku sedang berolahraga. Hari ini aku datang lebih awal dari biasanya, tempat duduk di kelas pun belum terisi penuh. Hanya ada beberapa beberapa orang yang telah mengisi tempat duduk dikelas. Tentu saja mereka adalah anak-anak pintar yang ada dikelas ku. Sedikit menyebalkan ketika aku harus duduk di antara mereka. Setelah berhenti sesaat didepan pintu aku langsung mengambil seribu langkah dan segera mengambil tempat duduk paling belakang.

Biasanya aku akan mengambil tempat duduk paling depan. Tetapi hari ini adalah mata kuliah dari dosen yang sangat ku benci. Ya hari ini mata kuliah Bisnis yang tentu saja dosennya adalah Pak Ryu. Sedikit aneh memang memanggil dosen yang satu ini dengan sebutan "Pak" karena jujur saja dia masih sangat muda dan aku akui dia sangat tampan. Bahkan banyak sekali murid perempuan dikelas ku yang sering mencari perhatian saat ia mengajar, aku tak tahu dia bahkan sangat popular diseluruh kampus tak jarang anak perempuan dari kelas lain masuk ke kelas ku hanya demi untuk melihat dosen yang satu ini. Itulah mengapa saat dosen ini mengajar kelas ku akan sangat ramai dan semua tempat duduk akan terisi penuh, bahkan tak jarang kami sampai kehabisan tempat duduk. Sungguh menyebalkan bukan. Dan yang lebih menyebalkan lagi adalah kenapa namanya harus Ryu, aku bahkan tak yakin itu adalah nama aslinya. Tapi apapun itu aku tidak peduli, karena hari ini aku mengambil tempat duduk paling pojok dan paling belakang dengan badan ku yang kecil ini dia bahkan tidak akan menyadari kehadiran ku, sehingga aku bisa dengan bebas untuk tidur.

Setengah jam kemudian semua tempat duduk sudah terisi penuh.

"ahh… berisik!". ucapku dengan sedikit keras dan tentu saja karena saking berisiknya mereka tidak mendengar suara ku.

Segera ku keluarkan earphones dan menyetel musik.

"ahh….akhirnya" gumam ku didalam hati.

Namun kesenangan ku segera berakhir. Dosen yang menyebalkan ini sudah melangkah masuk kedalam kelas.

"selamat pagi pak" dengan serentak murid-muird perempuan dikelas ku mengucapkan kalimat yang sama dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan karena ''pangeran'' yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang juga.

Sudah sering kali aku melihat adegan seperti ini namun aku masih saja tidak bisa terbiasa.

"sungguh menjijikan" gumam ku pelan, sambil melepaskan satu eraphones yang ada ditelinga ku.

Seperti biasa dosen yang satu ini akan menyodorkan absen dan menyuruh kami menanda tanganinya, bukankah dia bisa saja memanggil nama kami semua dan tentu saja itu lebih efisien di bandingkan harus menanda tangani kertas absen. Ahh apapun yang dilakukan dosen yang satu ini aku sangat tidak suka.

"apakah sudah selesai ?" tanyanya kepada kami semua.

Semua orang di kelas saling pandang, mencari tahu dimana absen tersebut berhenti. Lalu seketika semua mata mengarah pada ku. Aku memang sudah selesai sejak tadi menanda tangani absen, namun aku begitu malas untuk mengantarkannya kedepan. Segera aku mengambil kertas absen tersebut dan menyuruh orang disebelah ku untuk mengantarkannya, namun belum sempat aku memintanya dosen itu memanggil ku untuk maju.

"hey.. kamu" panggilnya dengan nada sedikit tegas.

Dengan reflek aku langsung menoleh.

"bawakan absennya kedepan" ucapnya sekali lagi dengan nada yang begitu dingin dan tegas.

Dengan sedikit enggan aku melepaskan earphones ku yang satu lagi dan melangkah maju dengan membawa kertas absen sialan ini. Setelah sampai tepat didepan mejanya aku langsung meletakkan kertas absen tersebut dan langsung membalikkan badan menuju tempat duduk ku dan sekali lagi belum sempat aku untuk membalikkan badan ia menyuruh ku untuk pindah tempat duduk.

"kamu mau kemana?" pertanyaan yang begitu ambigu ditelinga ku.

Bukankah sudah jelas aku ingin kembali ketempat duduk ku.

"saya mau balik ketempat duduk saya pak" jawab ku dengan sedikit kesal.

"bukankah tempat duduk mu disitu" sambil menunjuk tempat duduk kosong yang tepat berada didepan mejanya.

Aku terkejut dan langsung menoleh kearah tempat duduk yang ia tunjukkan, yang lebih membuat ku terkejut adalah sejak kapan ada tempat duduk kosong disitu bukankah tadi ruangan ini sudah penuh.

"tahan…tahan…tahan…" gumam ku dalam hati agar emosi ku tidak meluap.

"tidak pak tempat duduk saya di belakang sana" jawab ku dengan datar dan sedikit marah sambil menunjuk kearah tempat duduk ku yang berada di pojok paling belakang.

"ambil tas mu dan duduk disitu" pintanya dengan sedikit memaksa.

"tapi pak sayakan duduk disana" timpal ku dengan nada agak sedikit tinggi.

"tidak ada tapi-tapi, mulai sekarang setiap mata kuliah saya kamu akan duduk disitu tanpa terkecuali" jawab dosen itu dengan begitu lugas dan tegas.

"saya sering perhatikan, kalo kamu tidak pernah mendengarkan mata kuliah saya dan selalu duduk di belakang" timpalnya dengan nada sedikit sinis.

"cepat ambil tas mu". Segera aku mengambil tas ku dan dengan kesal ku hempaskan tas itu di tempat duduk sialan ini.

Aku sadar sekarang ini semua mata tertuju pada ku. Semua orang kaget ketika melihat ku menghempaskan tas didepan dosen kesayangan mereka. Pikiran ku sudah kacau yang ada hanyalah kebencian yang makin meluap terhadap dosen sialan ini.

"baiklah kita mulai pelajaran hari ini" ucapnya dengan begitu lembut, seperti tidak terjadi apapun.

Pelajaran pun dimulai selama pelajaran aku hanya asik menggambar dan aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang dosen itu bicarakan.

"baiklah ada yang ingin bertanya?" hampir semua murid dikelas mengangkat tangan mereka dan tentu saja hampir semuanya ada murid perempuan.

"baiklah Sunny apakah kamu ada pertanyaan" sontak aku terkejut kenapa dosen ini tahu nama ku.

"tidak" jawab ku tidak peduli sambil terus menggambar.

Akhirnya dosen itu menunjuk salah satu mahasiswa yang ingin bertanya. Dengan antusias mereka berulang kali melontarkan pertanyaan dan mendengar jawaban dari dosen itu dengan penuh seksama. Aku bahkan tidak peduli apa yang mereka tanyakan yang aku inginkan sekarang adalah kelas ini segera berakhir.

"baiklah sekarang saya yang akan bertanya kepada kalian semua" lagi dan lagi dosen yang satu ini sungguh sangat menyebalkan.

"menurut kalian bisnis seperti apa yang akan bertahan lama ditengah persaingan pasar yang begitu ketat sekarang ini?" setelah mendengar pertanyaan tersebut sontak semua murid berebutan mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan itu.

"Sunny apa kamu tau jawabannya" aku heran kenapa dosen ini selalu melibatkan ku.

"tidak" jawab ku tegas.

"oke, pertanyaan selanjutnya. Konsep bisnis seperti apa yang cocok untuk pemula?" lagi semua murid mengangkat tangan mereka berharap mereka akan dipilih untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Sunny" untuk kedua kalinya ia meminta ku untuk menjawab.

"tidak tau" emosi ku sudah berada diambang batas, rasanya ingin sekali aku keluar dari kelas ini.

"baiklah pertanyaan terakhir. Apakah yang menjadi tantangan terbesar bagi seorang pebisnis?" kali ini tidak ada murid yang mengangkat tangan mereka, kini mereka semua melihat ku.

"Sunny" dan ini yang ketiga kalinya ia memanggil nama ku, sontak aku berdiri sambil menahan emosi ku, namun sudah terlambat. Ku tatap betul-betul wajah dosen itu semakin ku tatap semakin besar luapan emosi ku.

"bukankah tidak hanya saya murid dikelas ini? Kenapa dari tadi hanya saya yang dipanggil, saya bahkan tidak ikut mengangkat tangan dan bapak juga liat sendirikan sejak awal pelajaran ini dimulai saya hanya menggambar dan tidak peduli sama sekali. Apa bapak sengaja mempermainkan saya?" jawab ku penuh amarah.

"saya tahu kamu sejak tadi tidak memperhatikan apa yang saya jelaskan, itulah mengapa saya menyuruh kamu untuk menjawab" mendengar jawaban itu aku semakin marah dan kesal, tanpa pikir panjang aku langsung mengemas semua barang ku dan pergi meninggalkan kelas.

Dada ku begitu sesak, karena menahan amarah.

"arrrghhhh…. Sialan ingin rasanya ku lempar tas ini tempat di depan wajahnya" gumam ku didalam hati.

Sepanjang jalan aku tak henti-hentinya memaki dosen itu di dalam hati ku.

"aww.." tiba-tiba saja tubuh ku menabrak seseorang.

Seketika ku sadari baju ku sudah di lumuri jus mangga.

"aaahh… bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" ucapnya panik menoleh kesana kemari. Aku pun tak tahu apa yang ia lakukan.

"maafkan aku. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk mengotori baju mu, hanya saja tadi kamu tiba-tiba muncul dan aku jadi panik lalu jus mangga ini terlepas dari tangan ku dan mengotori baju mu" sambungnya lagi.

Aku bahkan belum sempat berbicara dan dia masih tetap melanjutkan penjelasannya mengenai insiden yang baru beberapa menit berlalu.

Lekat-lekat ku tatap wajahnya sedang kepanikan. Seketika ia pun berhenti berbicara, saat mata kami bertemu.

"sudah selesai bicaranya?" tanya ku santai.

"iya, sudah" jawabnya pelan seakan-akan aku akan menelan tubuhnya seketika itu juga.

"masalah hari ini lupakan saja dan hal ini juga bukan sesuatu yang harus kau besar-besarkan. Ini bukan sepenuhnya salah mu, aku juga salah karena aku tidak memperhatikan langkah ku. Maafkan aku" mata gadis ini sejak tadi tidak berkedip sama sekali saat aku bicara tapi ya sudahlah aku ingin segera pulang. Setelah selesai bicara aku langsung pergi. Lalu tiba-tiba ada tangan yang menari ku.

"tunggu!" ternyata gadis itu berteriak sambil menarik tangan ku.

Semua orang memperhatikan kami berdua. Sontak aku terkejut karena tangan ku tiba-tiba ditarik begitu saja. Badan ku pun dengan sendirinya berbalik arah.

"ahh apalagi ini" gumam ku kesal dalam hati.

Raut kesal di wajah ku sudah tidak bisa lagi di sembunyikan. Lalu dengan reflek ku hempaskan pergelangan tangan ku, agar tangan gadis itu terlepas dari tangan ku. Setelah aku berbalik ia hanya terdiam bagaikan patung dan membuat ku semakin kesal. Tanpa menunggu lama aku langsung pergi meninggalkannya dan dia pun tidak berbicara apa-apa lagi.

Setelah sampai di tempat yang aku sebut tempat tinggal ini aku langsung membuka baju ku. Rasanya seluruh badan ku terasa lengket karena jus mangga tadi. Aku pun langsung mengambil handuk dan segera mandi.

"segeraanyaa…" gumam ku setelah keluar dari kamar mandi.

Dengan rambut yang masih setengah basah dan tubuh yang hanya di balut handuk aku langsung melemparkan tubuh ku di atas kasur. Ku tatap langit-langit kamar ku dan perlahan mata ku terasa begitu berat. Ditambah lagi hari ini tidak ada yang berjalan lancar. Tanpa ku sadari mata ku perlahan menutup dengan sendirinya dan seketika itu juga aku terlelap dalam tidur ku.