Suara mesin jahit berpacu dengan suara lebatnya hujan diluar. Benar sekali aku sedang membuat jas milik dosen itu. Aku tak ingin berlama-lama dihantui oleh dosen menyebalkan itu. Aku ingin segera menyelesaikan jas ini.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak ku. Ide itu mampu membuat ku tersenyum lebar. Tanpa berlama-lama aku merealisasikan ide itu. Aku sangat berharap ini akan menjadi kejutan yang tak akan di lupakan oleh dosen itu.
"ahh.. akhirnya selesai" ucap ku sambil meregangkan otot yang sudah terlalu lama duduk.
Aku mengambil handphone untuk mengecek jam berapa sekarang dan betapa terkejutnya aku ternyata sudah jam 6 pagi. 13 jam sudah aku berkutat dengan tumpukan kain demi menyelesaikan jas milik dosen menyebalkan itu.
"ya tidak masalah, hasilnya sangat memuaskan"
Aku menyeringai kegirangan sambil melihat jas yang tergantung rapi itu.
"ahh astaga aku harus mandi" ucap ku panik.
Namun sepertinya mandi hanya menjadi angan-angan, karena sudah hampir jam 7 dan aku ada kelas pagi ini.
Aku tak ingin di marahi hanya karena terlambat. Akhirnya aku memutuskan untuk mencuci muka dan menyika gigi saja. Bahkan aku tidak sempat untuk memakai make-up. Aku hanya memakai baju seadanya saja. Sebuah sweater hitam yang ku padukan dengan jeans hitam oversize dan sneakers hitam tentunya.
Tanpa berlama-lama aku mengemas barang ku dan memasukannya kedalam tas dan tentu saja jas yang susah payah ku buat semalam tidak boleh ketinggalan.
Setelah semua barang ku masukkan, aku bersiap untuk pergi. Namun aku masih merasa ada yang janggal.
"ahh topi" ucap ku.
Aku kembali masuk kedalam untuk mengambil topi, karena rambut ku sedang berantakan aku menutupinya dengan topi.
Aku berlari sekuat tenaga sambil membawa goodie bag besar berisikan jas milik dosen itu.
"ahh menyebalkan" gumam ku.
Apapun yang berhubungan dengan dosen itu bukanlah hal yang baik selalu saja menyusahkan ku.
Akhirnya aku sampai di kelas. Dengan napas yang masih terengah-engah aku berjalan masuk masuk kedalam. Suasana kelas sudah ramai dan hampir semua tempat sudah terisi penuh. Hanya tempat duduk bagian belakang saja yang tersisa mau tidak mau aku duduk di belakang.
Entah mengapa aku merasa seisi kelas menatap ku. Apakah ada yang aneh dengan ku? atau karena aku menggunakan celana?.
Aku memang hampir tidak pernah menggunakan celana pada saat ke kampus atau kemana pun itu. Tetapi bukan berarti aku tidak punya celana untuk aku gunakan. Aku tidak menghiraukan tatapan mereka dan terus berjalan menuju tempat duduk yang masih tersisa.
Aku meletakan semua barang ku dan mengambil nafas panjang karena aku sudah lama tidak berlari sehingga semua badan ku rasanya ingin remuk.
"Sunny?"
Aku mendengar ada yang memanggil namaku. Aku mengacuhkan panggilan itu karena bisa saja aku salah dengar.
"Sunny?"
Suaranya makin terdengar jelas. Aku pun menoleh dan ternyata itu adalah gadis jus mangga. Aku masih memanggilnya begitu karena aku tak tahu namanya.
Aku tak menjawab apa pun dan hanya menatapnya.
"aku ngak tau ternyata kita satu kelas yah" ucapnya sedikit malu-malu.
"ahh iya kita satu kelas rupanya" jawab ku sambil melepaskan topi.
"wahhh"
Suara gadis itu menarik perhatian seluruh kelas dan sekarang mereka semua menatap kami berdua. Sadar akan hal itu dia langsung menutup mulutnya.
"kenapa lagi?" tanya ku.
"ternyata kamu sangat cantik Sunny aku sampai terkejut ketika kamu melepaskan topi mu. Wajah mu kecil, mata mu besar dan bibir mu juga kecil semuanya terlihat sempurna. Ditambah rambut mu yang sedikit berantakkan. Kamu sangat cantik Sunny"
Mendengar hal itu membuat ku sedikit senang. Tetapi aku merasa ini bukan penampilan terbaik ku, karena aku bahkan tidak mandi. Tapi yasudahlah aku tak ingin membuat keributan apabila aku menyangkal karena pasti gadis ini akan terus berbicara.
"makasih" jawab ku singkat.
Tak lama setelah itu dosen pun masuk. Aku mengikuti kelas seperti biasanya. Namun ada yang sedikit mengganggu ku. Gadis jus mangga ini tak bisa duduk diam walau hanya semenit. Ada saja yang ia mainkan dengan tangannya. Dia nampaknya tidak tertarik mengikuti kelas. Entah karena dosennya atau memang dia sama sekali tidak tertarik untuk kuliah. Beberapa kali aku menatapnya agar ia bisa lebih tenang dan duduk manis. Namun percuma saja setelah itu ia akan kembali berulah.
Kelas pun akhirnya selesai. Aku berencana untuk segera memberikan jas ini kepada dosen itu.
Tiba-tiba saja perut ku berbunyi. Aku memang tidak sempat sarapan pagi ini karena terburu-buru. Dan gadis di samping ku tiba-tiba tersenyum, mungkin saja dia mendengar suara perut ku. Aku menatapnya dan seketika itu juga dia berhenti tersenyum.
"makan yuk" ajak ku kepada gadis itu.
Dia tiba-tiba berhenti mengemaskan barangnya dan menatap ku dengan penuh keseriusan. Aku dibuat bingung oleh gadis ini dia tidak memberikan jawaban apa pun dan hanya menatap ku.
"kenapa? Kamu ngak mau? Oke aku duluan"
"aku mau" jawabnya
Dan terjadi lagi semua orang menatap kami, karena suaranya yang cukup keras. Namun sepertinya kali ini dia tidak menghiraukannya dan tetap fokus mengemas barangnya.
"kita mau makan dimana Sunny?" tanyanya.
"kamu mau makan dimana?" aku menjawab pertanyaanya dengan pertanyaan.
"aku terserah kamu aja Sunny. Aku ngikut aja"
"ya udah di kantin aja. Kamu mau?"
"oke"
Suasana kantin siang itu cukup ramai dan perut ku juga sudah sangat lapar.
Aku memilih tempat duduk yang berhadapan langsung dengan taman kampus, rasanya akan sangat menyenangkan apabila makan sambil memandang sesuatu yang asri.
"kamu mau pesan apa Sunny?"
Tanpa perlu berlama-lama aku melihat menu makanan yang ada di kantin.
"aku mau ini, terus ini juga, terus ini, sama ini, mmm… terus ini juga. Terus minumnya air mineral sama es jeruk yah"
Aku terlalu asik melihat menu sampai aku tak sadar gadis itu sejak tadi hanya melihat ku tanpa berkedip sedikit pun. Aku tau dia pasti terkejut melihat ku memesan sebanyak itu. Porsi makan ku memang banyak terlebih di saat sedang lapar-laparnya tapi entah mengapa berat badan ku tak pernah bertambah.
10 menit kemudian makanan kami tiba. Aku langsung menyantap semua makanan yang tadi aku pesan dan lagi gadis itu tak henti-hentinya menatap ku.
"ada apa?" tanya ku sambil mengunyah makanan ku.
"ah tidak, aku hanya terkejut melihat porsi makan mu yang banyak padahal badan mu sangat kecil"
"ahh aku iri pada mu Sunny aku juga ingin makan banyak tapi aku tidak bisa, karna berat badan ku mudah sekali naik bahkan dengan mencium bau makanan saja berat badan ku akan bertambah 1 kg" sambungnya.
Mendengar hal itu membuat ku tertawa. Aku tak menyangka gadis jus mangga ini akan berkata seperti itu. Tubuh gadis itu memang sedikit berisi namun terlihat sangat pas. Wajahnya yang kecil dan pipinya yang chubby membuatnya terlihat sangat lucu. Aku teringat bahwa aku belum tahu nama gadis yang sedang makan dengan lahap didepan ku.
"oh ya aku teringat bahwa aku tidak tahu siapa nama mu"
"ahh nauwmaw kuo ceucil" jawabnya dengan mulut penuh makanan.
"haa?"
"ahh maksud ku Cecil. Nama ku Sayuri Cecil" jawabnya dengan jelas.
"tapi banyak dari mereka memanggil ku Cecil padahal penyebutannya Sesil, kadang aku sedikit kesal"
"oke baiklah Cecil"
"aku masih sedikit penasaran, dari mana kamu tahu nama ku?"
"kamu serius menanyakan itu Sunny?"
"ya aku serius"
"haa apa kamu tidak sadar kamu itu sangat terkenal di kampus ini Sunny, hampir semua mahasiswa mengenal mu. Tidak ada yang tidak tahu 'Black Doll' di kampus ini"
"Black Doll maksudnya?"
"iya kami di kampus menamai mu Black Doll, karna kamu terlihat seperti boneka yang selalu mengenakan dress hitam. Sejak awal masuk kampus kamu sudah banyak penggemar Sunny termasuk aku dan kami semua ingin berteman dengan mu tapi jangankan berteman menyapa saja rasanya kami tidak berani karena kamu terlihat begitu menyeramkan dan kamu tidak pernah tersenyum Sunny" jelasnya dengan sangat rinci.
"apa kamu tidak sadar sekarang orang-orang dikantin sedang memperhatikan kita. Bukan karena kamu aneh tapi karena mereka semua senang melihat mu Sunny dan juga mereka terkejut kamu ada di kantin ini, bahkan setelah ini aku pasti akan di tanyai banyak hal oleh mereka. Terlebih hari ini kamu tidak memakai dress seperti biasanya dan sangat terlihat cantik"
"aku bahkan ingin rasanya membawa mu pulang" Cecil sambil berfantasi ria didalam otaknya.
Aku langsung menatap Cecil dengan tajam. Dia pun mengerti dan menghentikan fantasi yang ada didalam kepalanya.
Setelah itu kami tidak banyak berbicara dan melanjutkan menghabiskan makanan kami masing-masing.
"aku sudah selesai. Duluan yah" ucap ku sambil beranjak bangun dari tempat duduk.
"ehh.. tunggu dulu aku belum selesai" ucap Cecil dengan panik.
Aku tak menghiraukan Cecil dan terus berjalan. Aku ingin segera memberikan jas ini kepada dosen itu. Rasanya tangan ku sudah tidak kuat apabila harus memegang goodie bag ini terus.
Aku berharap tidak harus bertemu dosen itu akan sangat menyebalkan jika aku harus bertemu dengannya.
Aku mengintip kedalam ruangannya. Kali keberuntungan berpihak kepada ku dosen itu tidak ada didalam ruangannya. Aku pun segera masuk dan menaruh goodie bag besar itu di atas mejanya. Tak lupa aku meninggalkan note.
"ini jas yang bapak inginkan saya yakin bapak akan sangat menyukainya dan bapak tidak perlu membayarnya. Ini hadiah khusus yang saya siapkan untuk bapak."
Aku keluar ruangan dengan senyum merekah di wajah ku. Aku sangat bahagia akhirnya bisa membalas perbuatan dosen itu. Aku sudah membayangkan wajah kesal dosen itu setelah mendapati jasnya dipenuhi bunga mawar merah. Hanya dengan membayangkannya saja membuat ku tertawa.
Setelah memberikan jas itu aku langsung pulang, karena jujur saja aku sudah sangat mengantuk. Aku hanya ingin tidur. Dan hari ini aku sangat senang. Aku yakin tidur ku akan sangat nyenyak.