Sudah berjalan satu minggu sejak aku menjadi siswa SMA tahun ketiga dan upacara pembukaan untuk siswa-siswi baru. Hidupku selama tujuh hari terakhir sedang dilanda sedikit-banyak masalah yang terjadi, tapi untungnya aku baik-baik saja sampai saat ini dan sudah tidak perlu khawatir.
Awalnya aku kesulitan untuk mengatur dan memanajemen kehidupan sekolahku yang baru berjalan seminggu, tapi sekarang aku sudah bisa mengatasinya.
"Hoaaammm..."
Teman yang duduk di belakangku menguap lebar sampai air mata nya keluar, dia dengan cepat menutup mulutnya. Aku melihat ke arahnya karena suara menguap itu.
"Sepertinya kemarin hari yang panjang, kan?"
"Lumayan.... Sayang sekali aku tidak mau mendengar itu darimu, Tsumugi. Kau tidak akan mau berbuat banyak untukku,"
๐๐ด๐ต๐ข๐จ๐ข, ๐ฅ๐ช๐ข ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ช๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ฌ๐ถ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ฆ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐บ๐ข.
Dia menyilangkan kedua tangannya di belakang kepala, kemudian melanjutkan. Perkataan selanjutnya seperti dia mendengar isi hatiku.
"....kalau begitu siang ini kau harus menemaniku pergi ke suatu tempat untuk bermain, tidak ada penolakan setelah kau berkata begitu!"
"A-ahh meskipun kau bilang begitu.....etto-"
"Sekali lagi sebuah penolakan? Ayolah, sebentar saja. Apa kau tidak merasa frustrasi ataupun lelah dengan pekerjaan itu? Bermain untuk meredakannya tidak ada salahnya."
Aku bergumam sedikit untuk berpikir. Memang benar aku sangat sibuk belakangan ini dan juga karena itu aku sulit mengatur waktu di tahun kedua, mungkin aku bisa sedikit berenang-senang hari ini dengan Kimura.
Kimura Touya, dia temanku sejak tahun pertama di SMA ini. Seorang teman laki-laki yang baik dan mengerti akan yang kulakukan selama satu tahun terakhir, dia satu-satunya orang yang mengetahui 'pekerjaanku yang sesungguhnya'. Dia tidak bersalah saat dia menyindirku karena dia tahu kebenarannya, akan sesuatu yang sibuk kulakukan.
๐๐ข๐ฑ๐ช, ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช ๐ฌ๐ฆ ๐๐ฎ๐ข๐ด๐ข๐ธ๐ข-๐ด๐ข๐ฏ. ๐๐ช๐ข ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฅ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ถ.
Mengingat itu lagi kurasa aku memiliki sedikit waktu sebelumnya untuk menyegarkan pikiranku sebentar. Akhirnya, aku menghembuskan napas pelan kemudian tersenyum pada Kimura.
"Satu hari tidak masalah, lagipula ini hanya sebentar."
********
Siang sudah datang dan aku akhirnya pergi bersama Kimura ke sebuah pusat perbelanjaan di tengah kota yang kami tinggali.
Keramaian tidak bisa dihindari dari sini, penuh sesak.
"Ini sedikit memalukan untuk menjadikanmu sebagai teman kencanku hari ini, Tsumugi."
"Aku juga berpikir hal yang sama, kau tahu."
Dan kami berdua, dua anak SMA laki-laki berada di tengah-tengah keramaian itu, tidak heran untuk beberapa dari mereka yang melirik kami dengan berbagai tatapan, diselingi bisikan diantara mereka. Kami hanya berjalan seperti biasa menyusuri jalan dengan membelah keramaian.
Kencan di mata mereka dan sebuah istirahat di mata kami.
Itu sangat bertolak belakang oke!
"Tidak perlu khawatir, kau adalah pria tampan dan keren. Hanya saja kau tidak pernah ingin mencolok, jadinya kau dianggap sebagai pria biasa dimanapun."
"Aku merasakan aura yang berbeda darimu, Kimura. Ini benar-benar bukan seperti istirahat yang kuinginkan, apa tidak sebaiknya kita kembali?"
Mendengar keluhan dariku, Kimura menggeleng mantap sambil mengeluarkan tangan kanan dari saku celananya. Itu sebuah kode dimana dia tidak akan menuruti apa kataku.
Menggoyangkan tangannya ke kanan dan kiri dengan cepat, dia sangat tidak peduli lagi apa yang akan terjadi.
Istilah lainnya adalah "Lupakan mereka, masa bodoh mau berkata apa mereka itu."
"Tenang saja, aku sangat percaya diri kalau aku ini adalah pria tampan dan keren yang sifatnya bertolak belakang darimu. Karena aku ada disini dan aku yang mengajakmu, tidak ada alasan untuk kembali secepat itu,"
Dia memperlihatkan padaku gigi putihnya yang dirapatkan, menaikkan ibu jari untuk menyemangatiku. Aku tertawa kecil untuk menanggapi Kimura.
๐๐ฌ๐ถ ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ข๐ฅ๐ข๐ณ๐ช๐ฏ๐บ๐ข , ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ.
" Kau juga seorang pria tampan dan keren, Kimura. Jangan rendahkan dirimu.... Terima kasih."
"Uuuu.....Tsumugi, kau tidak boleh jatuh cinta padaku, lho."
"Tidak akan!"
Sekejap suasana nyaman hanya dengan tertawa merasuki tubuhku perlahan, melupakan keramaian di pusat perbelanjaan ini.
"แดแดแด แดแดสษชแดษด แดแดสแด แดแดษดแดแดษดษข แดแดษดแดสษช๊ฑ ษชแดแด? สแดแดแดษดแดแดส แด ษชแด ๊ฑแดแด แดษดษข สแดสแดแด แด แด ษช แดแดษดแดแดแด แด แดสแดแด แดแดสแดแดแดแดษดสแด?"
"สแดแดสส... แดแดษดแดสษช๊ฑ แด-๊ฑแดษด? แดสสส, แด ษชแด ๊ฑแดษดษขแดแด แดแดสแดษด. แดแดแด ษชษดษขษชษด แดแดสแด แดแดสแดษดแดแดแดแดษด แดแดสษชแดแด แด แดสษชษดสแด ษชแดแด."
"สแดษดแดส, แดแดสแดสแดแด แดแดษด แดแดษดแดสษช๊ฑ ษชแดแด แดแด๊ฑษชส แดษช๊ฑแดแดสษช! สแดสแดแดษด ๊ฑแดแดแดสแดษช แด ษชแด สแดสแดแด แด แด แดสแดแด แดแดสษชแดแด สแดษดษข แด ษชสแดแดแดษดสแด ๊ฑแดษดแด ษชสษช, แดแดแด ๊ฑแดษดษขแดแด แดแดสแดแด๊ฑแดษด!"
Suara dari beberapa orang di keramaian itu mencapai telingaku, dan membuatku seketika terdiam. Ternyata mereka adalah tiga orang gadis yang bicara satu sama lain dengan topik yang sama.
Aku cukup bertanya-tanya siapa yang mereka maksudkan dengan penulis misterius.
Penulis A-san.
Namanya terdengar aneh untuk sebuah nama pena seorang penulis. Atau mungkin dia memang berniat menyembunyikan identitas aslinya dari orang-orang.
"Hei, Kimura...."
"Ada apa?"
"Siapa Penulis A-san itu? Apa kau tahu dia?"
Setelah menyelesaikan pertanyaanku, Kimura memutar kepalanya sedikit bersamaan dengan tatapan matanya. Dia bergumam sambil berpikir di dalamnya, suaranya benar-benar menggelikan saat bergumam.
Beberapa saat kemudian, dia mengangguk sekali.
"Penulis A-san....dia penulis sebuah novel digital. Genre dari novelnya memang misteri jika dilihat dari judulnya, aku tidak tahu apa yang diceritakan dari novel itu karena aku tidak tertarik,"
"Lalu bagaimana kau tahu informasi itu?"
Itu adalah hal yang patut ditanyakan karena dalam kalimat Kimura memang meragukan, bahkan orang tidak mengerti akan bertanya seperti itu.
"Sebuah ketidaksengajaan, aku menyukai ilustrasi pada sampulnya saja dan tidak sengaja membukanya. Sudah ada lima chapter di dalamnya, itu chapter update terakhir. Kau tahu aku tidak suka membaca tulisan sebanyak itu....."
"Jadi, hanya itu yang kau lihat sebagai jawaban untukku?"
"Oiii.... Pertanyaanmu yang mendadak itu mengerikan. Sebenarnya ada apa?"
Kimura sepertinya curiga padaku yang tiba-tiba bertanya. Aku tahu dia tidak mendengar apa yang dikatakan gadis-gadis tadi, hanya aku sendiri yang mendengarnya.
Kemudian aku hanya bisa menjawab dengan gelengan kepala pelan.
"Tidak, bukan apa-apa. Kebetulan aku mengingat sesuatu yang berkaitan dengan penulis jadinya aku bertanya begitu dan syukurlah kau memberiku informasi....meskipun sedikit."
"Fuunnn.....begitukah? Yah, lupakan saja. Kita datang kemari untuk bersenang-senang dan istirahat untukmu juga. Ayo pergi!"
"Ehhhh...?!"
Dia dengan cepat menarik tanganku dan membelah keramaian dengan lebih kasar dari sebelumnya.
********
16.45 sore.
Amasawa-san memintaku segera datang melalui pesan singkat yang dikirimkan padaku. Aku tiba pada pukul ini di kantor editorial, tepat pada lima belas menit sebelum pukul lima sore.
"Kupikir ini melebihi waktu janji bertemu, kan, Tsugumi-sensei?"
Nada bicara Amasawa-san berubah agak kejam. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dia menatap tajam padaku dan tersenyum membunuh.
Yang bisa kulakukan hanya terkekeh pelan dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Waktu janji bertemu harusnya pukul setengah lima dan aku hampir melupakannya karena bermain dengan Kimura. Bukan kesalahan kalau Amasawa-san marah.
"Maaf...."
"Dasar kau ini, anak muda sepertimu memang harusnya memiliki waktu berenang-senang, aku memahami itu. Tapi, tidak dalam sebuah perjanjian seperti ini bukan?"
"Y-ya, aku minta maaf, Amasawa-san."
"Ayo ikut aku."
Segera berbalik dan berjalan di depanku , Amasawa-san membuka sebuah notebook di tangannya. Aku yang berjalan dua langkah di belakangnya mengikuti langkah kakinya untuk mendengarkan penjelasan.
Notebook yang dibawa Amasawa-san itu adalah sebuah buku untuk mengatur jadwal dirinya dan aku. Dia adalah editor pengawas dalam pekerjaanku, tapi aku merasa dia menjadi sosok manajer yang hebat.
Tapi ada yang berbeda dengannya hari ini, biasanya dia yang akan memulai percakapan dengan memberitahukan jadwal dan informasi dari notebook-nya. Sekarang dia hanya diam sambil membolak-balik notebook itu tanpa bicara, hanya berjalan dengan tenang.
Aku menjadi harus diam juga karena dia tidak mengatakan apapun, aku hanya mengikuti langkah kakinya.
Setelah sampai di salah satu pintu, aku tidak tahu ruangan apa itu, tapi Amasawa-san berhenti di depannya dan segera membuka pintu itu untuk memasuki ruangan. Aku masih seperti anak bebek yang hanya mengikuti instruksi melalui gerak-geriknya saja dan tanpa banyak bicara mengikutinya.
Pintu ruangan itu terbuka.
"Maaf, kami terlambat...."
Sekarang aku lumayan terkejut karena Amasawa-san meminta maaf pada orang-orang di dalam ruangan ini. Ada tiga orang yang menunggu di dalam ruangan yang tidak kuketahui ini, mereka menatap kami yang baru datang dengan ekspresi keras. Ahh... Aku tidak bisa membacanya.
"Ummm....."
"???!!!"
๐๐ฅ๐ข ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ช๐ต๐ถ๐ข๐ด๐ช ๐ช๐ฏ๐ช?
Kemudian salah satu dari mereka tertawa sambil memukul dadanya sendiri beberapa kali. Dia adalah seorang pria yang memakai kacamata, kelihatannya tidak terlalu tua - pria berusia tiga puluh tahunan, kurasa. Dia kemudian bicara dengan nada mengejek, mungkin untuk mencairkan suasana yang tegang ini.
"Jangan buat dirimu merasa bersalah, astaga.... Asal kau tahu saja, mereka berdua itu baru datang lima menit sebelum kau datang kemari, yang seharusnya marah adalah aku tapi aku tidak suka buang-buang waktu untuk memarahimu. Tidak perlu terlalu formal,"
๐๐ฆ๐ฑ๐ณ๐ช๐ฃ๐ข๐ฅ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ณ๐ช๐ข ๐ช๐ฏ๐ช..... ๐๐ช๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ (?)
"Kalau kau tidak marah, bisakah kita mempercepat ini sekarang? Tidak banyak waktu sebelum gelap tiba,"
Seseorang yang kira-kira berusia sama dengan pria berkacamata membuang muka ke arah yang bertolak belakang dari pria itu, kelihatannya dia sedang kesal untuk menunggu lagi.
๐๐ถ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ฏ๐ช, ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฃ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ-๐ฃ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ ๐ธ๐ข๐ฌ๐ต๐ถ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ค๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ-๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ, ๐บ๐ข...
Aku terkikik dalam hati dan menutupi dengan senyuman kepada mereka.
Mataku kemudian tertarik pada seorang lagi di antara mereka. Seorang gadis dengan seragam.... SMA? Apa yang sedang dilakukannya di kantor editorial?
Rambutnya yang lurus dan panjang berwarna cokelat tua, terlihat mengkilap. Seragam itu juga berbeda dari seragam anak perempuan di SMA-ku, dia dari sekolah yang berbeda. Kalau aku perhatikan seragamnya dengan saksama, dia berasal dari sekolah yang tidak kuketahui tempatnya.
Selama aku bersekolah di SMA-ku, aku tidak pernah sekalipun melihat seragam yang dikenakan gadis itu. Jadi, aku bisa mengatakan kalau dia berasal dari wilayah lain.
๐๐ฑ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ข๐ฉ ๐จ๐ข๐ฅ๐ช๐ด ๐ช๐ฏ๐ช ๐ซ๐ข๐ถ๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ด๐ช๐ฏ๐ช? ๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ณ๐ฆ๐ฑ๐ฐ๐ต-๐ณ๐ฆ๐ฑ๐ฐ๐ต ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช ๐ฌ๐ฆ ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ต๐ฐ๐ณ ๐ฆ๐ฅ๐ช๐ต๐ฐ๐ณ๐ช๐ข๐ญ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ซ๐ข๐ถ๐ฉ?
"Dia adalah Tsumugi Hatori-sensei, yang sebelumnya aku ceritakan untuk melakukan pekerjaan itu."
Sedikit terkejut, aku dengan gagap memperkenalkan diriku pada mereka sebagai bentuk kesopanan. Aku membungkuk sedikit,
"A-a-ah, saya Tsumugi Hatori, siswa SMA tahun kedua. Salam kenal,"
Mereka bertiga juga berdiri setelah aku menyelesaikan perkenalan diriku, dari pria berkacamata itu dahulu.
"Aku Kitagawa Jirou, tolong panggil aku dengan namaku saja, Hatori-kun. Mari bekerja sama dengan keras mulai sekarang, oke?"
"Ya, baiklah....Jirou-san"
"Dan aku Hirunaka Minami, editor yang akan membantumu juga, salam kenal. Tsumugi-kun,"
Sedikit membungkuk formal, Hirunaka-san memperkenalkan dirinya dengan tenang. Aku juga melakukan hal yang sama dan tersenyum padanya.
Terakhir untuk gadis itu, dia malah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku rok-nya. Melihatku dengan tatapan tanpa minat, lebih ke tanpa ekspresi di wajahnya, dia bicara dengan perlahan. Tapi aku merasa dia tidak melihat ke arahku sepenuhnya.
"Namaku Amakusa Chisaki, siswi tahun pertama SMA Katase."
๐๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐จ๐ข๐ฅ๐ช๐ด ๐ด๐ข๐ต๐ถ ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ฏ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฎ๐ถ๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช๐ฌ๐ถ, ๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ช๐ด๐ช๐ฏ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข? ๐๐ฎ๐ข๐ด๐ข๐ธ๐ข-๐ด๐ข๐ฏ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฑ๐ข๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ฏ๐ช, ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ข๐ฅ๐ข ๐ข๐ฑ๐ข ๐ช๐ฏ๐ช?
๐๐ช๐ข ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐๐๐ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ฆ๐ต๐ข๐ฌ ๐ซ๐ข๐ถ๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ธ๐ช๐ญ๐ข๐บ๐ข๐ฉ ๐ช๐ฏ๐ช. ๐๐ฌ๐ถ ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ฐ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ช๐ต๐ถ, ๐ต๐ข๐ฑ๐ช ๐ฃ๐ข๐ณ๐ถ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ช๐ฏ๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ด๐ช๐ด๐ธ๐ข ๐๐๐ ๐๐ข๐ต๐ข๐ด๐ฆ ๐ด๐ฆ๐ค๐ข๐ณ๐ข ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ.
"Salam kenal, Amakusa-san. Mohon kerja samanya,"
Mataku melirik pada Amasawa-san di sebelahku, dia berdiri tegap seolah tidak ada yang perlu ditanyakan. Dia hanya mengangguk kecil kemudian melanjutkan, aku tahu kalau dia menyadari tatapanku.
"...sekarang aku akan mengatakannya, sebuah proyek kerja kita berlima disini. Dua editor pengawas dari masing-masing pihak utama dan seorang editor yang akan menjadi inti untuk mengaitkan dua pihak utama,"
"Anuu, maaf...bisakah aku menyela?"
Jirou-san mengangkat tangannya untuk meminta izin bicara. Amasawa-san hanya mengangguk untuk menerima.
"Seorang editor penting yang mengaitkan dua pihak itu, apa aku bisa menjadi yang melakukannya?"
"Haaahh....?? Menyebalkan sekali, kenapa tiba-tiba mengajukan dirimu untuk melakukan peran penting ini?"
Hirunaka-san memberikan nada keberatan atas pengajuan dari Jirou-san, yang pada akhirnya sampai saat ini aku masih kebingungan.
Tidak ada yang memberitahukan padaku mengenai masalah ini, proyek atau apapun. Mereka bertiga memperkenalkan diri dengan sangat ambigu, tidak jelas, dan ternyata berkaitan satu dengan lainnya.
"Baiklah, biar kupikirkan untuk sementara waktu mengenai itu. Sekarang aku hanya akan memberitahukan inti dari proyek kerja sama ini saja, jadi dengarkan aku,"
"Baik."
Kali ini, Amasawa-san melihat ke arahku dan menatapku dengan wajah serius. Aku yakin dia akan menjelaskannya padaku segalanya tentang ini.
"...beberapa hari lalu, Amakusa dan Hirunaka datang kepadaku untuk meminta sebuah kerja sama melalui proyek ini, dan karena aku editormu, aku juga harus bertanggung jawab atas apa yang akan kau lakukan. Sekarang adalah untuk menjelaskan padamu, Tsumugi-sensei, "
Kalau hanya dua orang saja, kenapa Jirou-san ikut bersama dalam ini? Tapi dari yang dikatakan Amasawa-san itu, dibutuhkan seorang lagi untuk menjadi editor penting di proyek ini.
๐๐ข๐ญ๐ถ, ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ช๐ฏ๐ช ๐ด๐ข๐ต๐ถ ๐ฑ๐ฆ๐ณ ๐ด๐ข๐ต๐ถ?
*******
Tiga puluh menit berlalu setelah Amasawa-san sudah menjelaskan tentang proyek ini. Mencapai 80% aku memahami maksud dari proyek yang akan dikerjakan oleh kami berlima.
Suasana di ruangan ini sudah mulai santai, tidak setegang saat kedatangan kami.
"Uhh....ayolahh, ini proyek dengan anak muda yang menyenangkan. Setidaknya beri aku kesempatan untuk mengambil pekerjaan itu, aku berjanji tidak akan mengacaukannya,"
"Tidak, tidak, tidak, tidak boleh. Kau hanya membuat janji di mulutmu saja tanpa melakukannya dengan benar, berbahaya untuk Amakusa-sensei jika kau mengambil peran itu!"
"Aku belum memutuskan, Hirunaka. Butuh beberapa waktu untuk mempertimbangkannya lagi untuk memberikan itu padamu, Kitagawa, biarkan aku yang memutuskan itu."
"Tidak, pokoknya tidakkk!!!"
Dan selama tiga puluh menit ini mereka bertiga berdebat satu sama lain mengenai posisi editor penting itu (di sela-sela penjelasan). Aku hanya tertawa hambar menanggapi jika mereka menyangkutkan aku di dalamnya.
Karena aku dari tadi hanya mendengar Amasawa-san untuk menjelaskan beberapa hal mengenai proyek, aku tidak sempat berbicara dengan Amakusa-san. Dia hanya mengetikkan sesuatu di ponselnya dan mengabaikan kami yang berada di ruangan. Suara ketikan dari ponselnya terdengar sekarang karena aku duduk tepat di sebelahnya.
Yahh...mengingat posisi tentang kebenaran kami, ini akan menjadi sedikit berbeda rasanya untuk saling bicara. Kemudian aku tidak mendengar lagi suara ketikan itu, berhenti.
"Hei, hei, Tsumugi-san....."
"Eh...?"
Kepalaku menoleh padanya yang ternyata sudah melihat ke arahku, dia menghentikan tangannya mengetik di ponsel. Dia ternyata ingin mengajakku bicara.
"Bisakah kau mengantarku sampai stasiun? Ada yang ingin kubicarakan tentang proyek ini,"
Rumahnya sangat jauh dari kantor ini, butuh tiga pemberhentian stasiun untuknya sampai disini. Selain itu, aku juga mengingat sesuatu sebagai pendukung alasan menerimanya.
"Tentu, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan juga."
Amakusa-san hanya mengangguk kemudian kembali ke ponselnya. Aku kembali ke pemikiranku sendiri, mengingat lagi beberapa informasi itu.
Aku akan memberitahu informasi mengenai kebenaran posisi mereka dan kebenaran tentang pekerjaanku juga dengan Amasawa-san.
Kitagawa Jirou : Editor Senior
Hirunaka Minami : Editor Akusisi
Amakusa Chisaki : Penulis Novel
Amasawa Shuuko : Editor Gambar dan Script
Tsugumi Hatori : Ilustrator
Yahh, kurasa rahasia tentang pekerjaanku sudah terungkap oleh beberapa orang lagi. Sekarang tidak ada waktu untuk menyembunyikan bakatku karena aku sudah masuk ke dalam proyek (besar) ini.