Sesampainya fi sana sudah pasti luka batin nya sakit sekali.
Selimah berdiri didepan foto Adi yang kini sudah di penuhi bunga mawar putih yang menumpuk dari para tamu yang berbela sungkawa. "Haikal, aku datang! Maafkan aku, jika aku tau ini akan terjadi, aku akan mengabulkan permintaan mu untuk membiarkan mu pergi! Dengan pergi seperti ini, kamu mengutuk ku, hatiku terluka lebih dari sebelumnya," lirih Selimah, dengan suara yang hampir tak terdengar, ia jatuh ambruk didepan foto Haikal, Ibunya langsung menghampiri putrinya itu.
Selimah benar-benar terisak nyata di balik kaca matanya.
Sera yang sedari tadi di pojokan tidak membuat dirinya mencolok, ia hanya diam, sesekali menatap lagi foto Haikal yang tampan, seakan laki-laki itu nyata sedang menatap nya.