Hari itu Ratu dan Raja pergi ke Taman Villa Kerajaan. Mereka berdua berjalan ditengah perkebunan bunga mawar yang sangat subur. Udara pagi itu sangat sejuk. Tidak terlalu dingin tetapi juga tidak panas, seperti udara di musim semi yang dialami oleh negara – negara empat musim. Tania merasa bahwa udara yang ia hirup kali itu benar – benar segar dan bersih. Ia sangat menikmatinya.
Raja Anusapati terus memandangi wajah istrinya itu, ia merasa senang karena bisa menghibur Ratu yang kelelahan akibat mengurus pesta pernikahan kerajaan disaat ia sedang hamil besar. Mereka bereka berdua berhenti setelah menemukan kursi.
"Ayo, duduk dulu, kita sudah berjalan cukup jauh", kata Raja.
"Ah, ini menyebalkan ketika aku tidak bisa leluasa berjalan karena perut besar ku", kata Tania.
Mendengar perkataan Tania membuat Raja Anusapati merasa bersalah. Seharusnya ia bisa menahan diri agar Ratu tidak kesulitan karena telah mengandung anaknya.