Chereads / Traveling Ke Abad 13 / Chapter 3 - Kangen Rumah

Chapter 3 - Kangen Rumah

Malam telah tiba. Tania sudah siap untuk melarikan diri. Dia menunggu sampai jam 10 malam karena semua pelayannya dan Ratri akan tidur di jam 10 malam. Saat semua akan tidur, Tania membuka jendela kamarnya dan dia melompat. "Yeahhh,, ayo gooo..go..go..go", Tania berjalan sedikit lambat karena ada dua pengawal kerajaan di depan kamarnya. Tapi akhirnya, dia berhasil meninggalkan kamarnya.

Tania berjalan melewati beberapa ruangan. Sampai dia berjalan di depan ruang kerja Maha Patih. Dia tidak sengaja mendengar percakapan antara Maha Patih dan Pangeran Toh Jaya. Dia mendengar bahwa Maha Patih mengatakan bahwa Pangeran Toh Jaya harus menjadi raja karena dia adalah putra kandung Ken Angrok. Dan Raja Anusapati adalah anak dari Tunggul Ametung. Dia juga mengatakan bahwa Raja Anusapati lah yang membunuh mantan raja.

Pangeran Toh Jaya terdengar seperti sangat marah karena ada suara seperti seseorang sedang memukul meja.

"Brengsek" teriak sang pangeran

Tania terkejut karena Pangeran Toh Jaya tampak seperti pria yang dingin dan tenang. Mengapa dia bisa begitu marah, mungkin karena Maha Patih telah memprovokasi dia. Tania jadi merasa takut pada mereka. Jika mereka tahu Tania mendengar percakapan mereka, mungkin saja Tania akan dibunuh oleh mereka. Tania meninggalkan ruangan itu dengan cepat tetapi dia jatuh karena dia terpeleset kulit pisang.

"Aaaaaa,,,"

GUBRAKKKK (suara saat Tania jatuh).

Tania melihat kulit pisang lalu dia mengambilnya. Dia berkata:

"Ya Tuhan, siapa yang melemparnya.. shhhh.. sakit!!".

Maha Patih dan Pangeran Toh Jaya mendengar suara ketika Tania jatuh.

"Apa itu?" tanya Maha Patih.

"Aku akan memeriksanya", kata pangeran.

Pangeran keluar dari kamar kemudian dia menemukan Tania di lantai.

"Yang Mulia, apa anda baik - baik saja?", tanya Pangeran.

"Ah, tidak masalah", jawab Tania.

Pangeran Toh Jaya membantu Tania, dan Maha Patih juga keluar dari kamarnya untuk memeriksa apa yang terjadi di sana. Kemudian dia menemukan Pangeran Toh Jaya itu bersama Sang Ratu.

"Yang Mulia, apa yang Anda lakukan di sini?". Tanya maha patih.

"Saya ingin pergi ke kamar raja, tetapi saya tidak dapat menemukan kamarnya, lalu saya jatuh". Jawab Tania.

Raja Anusapati berjalan mendekati ruang kerja Maha Patih dengan pengawalnya.

"Yang Mulia, di depan ruang kerja Maha Patih sepertinya ada Yang Mulia Ratu", kata pengawal Raja.

"Oh ya, itu Ratu ku. Ayo pergi ke sana".

Kemudian Raja Anusapati mendatangi mereka.

"Yang Mulia" kata Maha Patih.

"Ratu apa yang kamu lakukan di sini?" tanya raja.

"Aku ingin bertemu denganmu tapi aku tidak tahu dimana kamarmu" kata Tania.

"Oh begitu, kenapa kamu tidak meminta bantuan Ratri atau pengawal kerajaan di kamarmu?" tanya raja.

"Hmmm... awww... kakiku".

Pangeran Toh Jaya menceritakan bahwa ratu mengalami masalah dengan kakinya karena ratu jatuh setelah terpeleset kulit pisang. Setelah itu, raja mengmbil ratu nya dari Pangeran. Raja menggendong ratu ke kamar raja. Pangeran Toh Jaya tampaknya cemburu pada raja. Dia semakin marah dengan raja .. semakin .. Dia semakin membenci raja lebih dari sebelumnya. Lalu dia berbicara dalam hatinya.

"Kamu mencuri wanitaku dan tahtaku".

Di kamar raja, Tania tidak bisa tidur karena satu ranjang dengan Raja Anusapati.

"Jangan sentuh!!!" kata Tania.

"Kenapa kamu begitu marah, kamu mengatakan bahwa kamu ingin bertemu denganku", kata raja.

"Ya, tapi itu tidak berarti kamu bisa menyentuhku".

"Tidak apa-apa sayang, aku tidak akan memaksa mu,, selamat malam".

Kemudian Tania tertidur. Saat Tania tidur, Raja menatap wajahnya. Tania tidak tahu jika malam itu adalah malam pertama raja dan ratu tidur bersama. Raja benar-benar senang.

Kukuruyuuukkkk (suara ayam berkokok).

Tania telah bangun dan menyadari bahwa dia memeluk raja.

"aaaaaa.... Ivaaaaannnnn...!!!"

"Ivan? kenapa kamu selalu memanggilku Ivan?" tanya raja

"Karena kamu Ivan" jawab Tania.

"Apa itu Ivan?" tanya raja.

"Tampan", lalu Tania kabur meninggalkan raja.

"Hati-hati ratuku".

Raja Anusapati tersenyum karena Tania mengatakan bahwa dia tampan. Dia berharap istrinya akan jatuh cinta padanya karena sebenarnya mereka menikah hanya untuk pernikahan politik. Mereka tidak saling mencintai sebelumnya. Namun raja sudah jatuh cinta pada ratu sejak pertama kali bertemu dengan ratu. Namun ia menyadari bahwa karakter istrinya telah berubah. Istrinya selalu tenang. Dia tidak berbicara lebih banyak. Tapi sekarang istrinya sangat banyak bicara.

"Saya akan lebih mencintai ratu saya sekarang, dia lebih energik" kata raja.

Raja pergi ke aula pertemuan. Dia berjalan dengan senyumnya karena dia ingat apa yang terjadi tadi malam dengan ratu. Mereka melakukan malam yang panas tapi Tania tidak menyadarinya. Raja tidak bisa berhenti tersenyum.

"Yang Mulia, Anda terlihat sangat bahagia hari ini". Kata pengawal kerajaannya.

"Karena ratu dan aku tidur bersama tadi malam, kau tahu ini pertama kalinya bagi kami". Kata raja.

"Ya rajaku, aku senang untukmu".

"Terima kasih".

Di tempat lain, Tania merasa lapar dan dia tidak sabar menunggu waktu makan sampai raja menyelesaikan pertemuannya. Dia rindu dengan Nasi Padang..

"Huaaa... aku mau makan nasi padang.... aku kangen rendang", teriak Tania.

Karena sekarang dia tinggal di pulau jawa, tidak ada makanan sumatera. Dan makanan sumatera masih belum familiar di pulau jawa pada abad ke-13. Tapi Tania punya ide. Dia ingin memasaknya sendiri.

"Ya, saya harus memasak sendiri. Ratih kemari lah!" kata Tania.

"Saya Ratri Yang Mulia, bukan Ratih".

"Ah..maaf..maaf.. Ratri, aku mau ke dapur kerajaan, tolong bimbing aku kesana" kata Tania.

"Baik, yang Mulia".

Dalam perjalanan ke dapur kerajaan. Dia bertemu dengan Ken Umang. Ken Umang adalah ibu dari Pangeran Toh Jaya. Dia terlihat sangat tenang dan cantik.

Kemudian Ken Umang menyapa Tania.

"Selamat pagi ratu, saya mendengar bahwa Anda sedang sakit".

"Ya, tapi aku sudah lebih baik hari ini", jawab Tania.

"Aku senang mendengarnya, kalau begitu aku pergi dulu".

"Ya silahkan".

Tania tidak mengenalinya lalu dia bertanya pada Ratri siapa wanita itu? dan Ratri menjelaskan detailnya.

"Oh.. dia adalah ibu tiri raja, dan juga ibu mertuaku, tetapi di mana ibu kandungnya yang mulia?" tanya Tania.

"Ibu Suri Ken Dedes tinggal di luar istana setelah Raja Ken Angrok meninggal dan dia tinggal di vihara Buddha", jawab Ratri.

"Oh, aku sudah membaca cerita itu".

Tania telah tiba di Dapur Istana, kemudian dia mulai memasak Rendang.

"Apa itu Yang Mulia?" tanya seorang koki wanita.

"Ini rendang, makanan paling enak di dunia", kata Tania.

"Oh benar-benar menarik, tapi aku belum pernah mendengarnya sebelumnya", kata koki kerajaan.

"Ya karena makanan ini berasal dari pulau Sumatera, jadi jauh dari sini", kata Tania.

Setelah berjam-jam, Tania pun menyelesaikan masakannya.

"Tadaaaaaa,, Ini dia Rendang ala chef Tania Queen", kata Tania.

Lalu Tania berbagi makanan dengan semua koki kerajaan dan Ratri.

"Wow, sangat lezat Yang Mulia", kata seorang koki wanita

"Haha... aku sudah memberitahumu sebelumnya."