Hari ini, Ratri menyiapkan Tania untuk pergi mandi. Di abad ke-13, ada petirtaan di istana. Petirtaan adalah tempat yang digunakan oleh keluarga kerajaan untuk mandi. Setelah semua siap, Ratri membawa Tania untuk pergi ke petirtaan.
"Wow,, tempat ini begitu nyata, menurutku tempat ini mirip dengan tempat di Serial TV Angling Dharma" kata Tania.
"Apa itu Angling Dharma Yang Mulia? Anda berbicara dengan aneh sejak Anda bangun hari ini", kata Ratri.
Setelah mandi, seorang dokter kerajaan datang ke kamar Tania. Dia mulai memeriksa kondisi kesehatan Tania dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada Tania.
"Siapa nama kamu?" tanya dokter kerajaan.
"Tania".
"Kamu siapa, Tania?"
"Saya seorang siswi SMA", jawab Tania.
Setelah dokter itu memeriksa kondisi Tania, dia keluar dari kamar, dan Ratri mengikutinya di belakang. Pintu kamar ratu telah ditutup. Ratri bertanya kepada dokter kerajaan apa yang terjadi dengan ratu. Dan dokter kerajaan berkata, "Saya yakin Yang Mulia menderita amnesia". Ratri masih bingung apa itu amnesia. Dan dia meminta penjelasan dari dokter kerajaan, kemudian dokter kerajaan menjelaskannya.
"Yang Mulia kehilangan ingatannya setelah dia tertimpa pohon kemarin", kata dokter kerajaan.
"Tolong katakan pada Yang Mulia raja", kata Ratri.
"Ya, Nona Ratri".
Ratri memasuki kamar ratu lagi. Dia berkata bahwa dia akan menyiapkan sarapan untuk ratu dan raja. Tetapi Tania bertanya padanya apa yang terjadi dengan ratu mereka kemarin.
"Eh.. Steff, tunggu,, aku ingin bertanya padamu". kata Tania.
"Saya Ratri Yang Mulia, mengapa Anda memanggil saya steff, jika Anda kehilangan ingatan Anda, Anda seharusnya tidak melupakan saya, saya melayani Anda sejak Anda masih kecil", kata Ratri dengan wajah sedih.
"Uh.. cu..cu..cuu.. aku minta maaf.. tapi aku ingin bertanya apa yang terjadi dengan ratu ini kemarin?", tanya Tania.
Kemudian Ratri menceritakan apa yang terjadi kemarin. Sebelum arwah Tania masuk ke tubuh sang ratu, sang ratu sempat pingsan karena mengalami kecelakaan. Dia tertimpa pohon ketika dia berjalan ke taman istana. Tetapi Tania berpikir keras, dia bertanya-tanya dalam hatinya, di mana jiwa sang ratu? apakah dia pergi ke tubuhnya di tahun 2021? Tania masih tidak mengerti.
Di kamar raja, raja sedang menulis di atas kertas. Kemudian dokter kerajaan datang ke kamarnya.
"Dokter kerajaan ada di sini", kata dokter.
"Ya masuk" kata raja.
"Tolong beritahu saya kondisi ratu", perintah raja.
"Yang Mulia kehilangan ingatannya, dia bahkan tidak tahu namanya", jawab dokter.
"Hah? Lalu kapan dia akan mendapatkan kembali ingatannya?" tanya raja.
"Itu tidak bisa diprediksi, tetapi Yang Mulia dapat membantunya mendapatkan kembali ingatannya". jawab dokter.
"Baiklah, kamu boleh pergi sekarang".
"Ya, yang Mulia".
Raja sedang berpikir keras. Dia ingat bahwa sebelum ratu mengalami kecelakaan, dia melihat ratu dengan saudara tirinya (Pangeran Toh Jaya). Keduanya berbicara bersama di taman istana. Mereka berdua tampak bahagia. Ratu tertawa. Dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi istrinya terlihat lebih bahagia dengan Pangeran Toh Jaya karena dia tidak pernah terlihat bahagia saat bersama raja.
Pangeran Toh Jaya tinggal di luar istana, kemudian Raja Anusapati mengira istri dan saudara tirinya itu telah bertemu sebelum ratu memasuki istana. Mungkin istrinya telah jatuh cinta dengan saudara tirinya sebelum dia bertemu dengannya. Tetapi jika sekarang istrinya kehilangan ingatannya, maka akan ada peluang untuk membuat istrinya jatuh cinta padanya.
"Wahh.. itu bagus sekali!!! hahahaa.. hahahahaaa...." kata raja.
Karena Raja Anusapati berbicara terlalu keras. Pelayannya jadi terkejut. Dia mengira ada masalah dengan rajanya, lalu dia masuk ke kamar raja.
"Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?" tanya pelayan itu.
"Ya, semuanya baik-baik saja. Ada apa?" tanya raja.
"Tidak masalah Yang Mulia, saya pikir seseorang membuat Anda terluka karena Anda berbicara terlalu keras". jawab pelayan itu.
"Hahaa.. aku berbicara keras karena aku senang.." kata raja.
Setelah itu, Raja Anusapati pergi ke pendopo kerajaan yang berada di timur, Pendopo itu berada dekat dengan istana ratu, Dia akan pergi untuk sarapan bersama ratu.
Di tempat lain, Tania sudah siap untuk pergi ke pendopo timur. Dia pergi ke sana bersama Ratri. Dalam perjalanannya, Dia melihat Pangeran Toh Jaya yang sedang berlatih pedang dengan seseorang. Dia tampak kuat dan menarik.
"Wah,, anak pintar", kata Tania.
"Yang Mulia, Baginda Raja sudah siap di pendopo timur untuk sarapan, kita harus cepat", kata Ratri.
"Ya.. ya.. sampai jumpa tampan!", kata Tania yang menatap Pangeran Toh Jaya.
Tania telah tiba di pendopo timur, Lalu dia menyapa raja.
"Hai.. Anusapati.. Apa kabar?" tanya Tania.
"Yang Mulia, mengapa Anda memanggil Yang Mulia raja seperti itu", kata Ratri.
"Ssttt aku baik - baik saja, tidak masalah Ratri, tolong tinggalkan kami", perintah raja.
"Ya, Yang Mulia" Ratri pergi meninggalkan mereka.
Tania terkejut dengan semua makanan di atas meja mereka. Ada begitu banyak makanan untuk mereka berdua. Dan sekarang ia baru saja menyukai dirinya yang telah menjadi ratu, karena dia bisa mendapatkan banyak makanan enak.
"Wah.. banyak sekali makanan disini", kata Tania.
"Apakah kamu menyukainya? ayo makan sepuasnya", kata raja.
"Terima kasih".
Tania tersenyum dan tampak bahagia. Dia membuat raja bahagia karena raja tidak pernah melihat senyum ratu sebelumnya. Tania makan banyak sedangkan raja hanya tersenyum. Dia hanya minum air. Kemudian Tania melihat piring raja yang masih penuh.
"Apakah kamu tidak suka makanannya?", tanya Tania.
"Jika kamu mau, kamu bisa mengambilnya", raja memberikan piringnya kepada Tania.
"Aaaa.. nice man.. Saya tidak pernah tahu sebelumnya kalau makanan di zaman dulu itu enak, tapi saya rasa saya melewatkan sesuatu, di sini tidak ada Nasi Padang.. hiks.. saya rindu rendang", kata Tania.
"Rendang? Nasi Padang? Apa itu?", tanya raja.
"Ahh.. itu makanan dari surga.. Rasanya enak banget", kata Tania.
"Dari surga?"
"Ya"
Raja Anusapati masih bingung, bagaimana bisa ratunya memakan makanan dari surga. Mungkin dia telah melakukan perjalanan ke surga kemarin ketika dia pingsan. Setelah Tania merasa kenyang. Raja menyarankan ratunya untuk beristirahat.
Dalam perjalanan Tania ke kamarnya, dia ingat sejarah Kerajaan Singhasari. Sejarah Raja Anusapati dalam buku Pararaton. Ia membunuh ayahnya (mantan raja, Ken Angrok) setelah ia mengetahui bahwa Ken Angrok bukanlah ayah kandungnya. Dan dia juga dibunuh oleh Pangeran Toh Jaya pada akhirnya. Namun dalam kitab Nagarakertagama, dituliskan cerita yang berbeda. Raja Anusapati tidak pernah membunuh Ken Angrok, dan Dia juga tidak pernah dibunuh oleh Pangeran Toh Jaya. Tania benar-benar bingung, lalu Tania berbicara dalam hatinya:
"Ya Tuhan, Kenapa aku harus datang ke era ini?? mungkin aku akan berakhir dengan dibunuh oleh seseorang".
Tania berencana kabur dari istana pada malam hari. Dia berpikir bahwa kehidupan di luar istana mungkin lebih aman bagi nya.