Dalam keputusan bersama Randu telah dibonceng, perjalanan menuju ke pabrik cukup lama sesekali penglihatan Rindu tetap memandang keanehan terus menerus. Tiba saja ada seorang perempuan persis di mana mereka mengerem mendadak sepeda mininya, Tito yang hendak melihat wajah itu tertutup jarik yang mengerubungi mukanya, tidak ada sedikitpun terlihat kecuali mata.
"Sudah jalan salah, malah di tengah jalan."
"Sudahlah, Ran. Lagian tujuan kita itu mau ke pabrik."
"Jangan!" Bentak perempuan itu.
"Kenapa? Itu pabrik milik aku, Randu Wisanggeni."
Perempuan itu tanpa memberikan sebuah penjelasan langsung pergi meninggalkan mereka, Rindu yang tak melihat bayangan mengikuti. Dia terus mencoba mengusap-usap kedua matanya tetapi masih tidak merubah semuanya, Randu yang bersisih keras akhirnya melanjutkan perjalanan, lagi dan lagi perempuan itu lebih dulu di sana.