Dengan tergesa-gesa, Erick mengemudikan benda beroda empat miliknya. Untuk membawa Jessie agar dapat secepatnya sampai ke tempat tinggalnya sekarang.
"Tenanglah, Jessie. Aku yakin mereka tidak akan melukai keluargamu," ucap Erick, berusaha memberi ketenangan pada gadis yang tengah duduk di sampingnya tersebut.
"Aku hai juga seperti itu, Tuan Erick." Putri Azaela menghapus air mata yang sedari tadi terus saja menyeruak keluar bendungan. Karena rasa yang terlalu khawatir dengan keadaan keluarga kecil milik Jessie tersebut.
Tidak memerlukan waktu lama, mereka pun sampai di depan sebuah jalan sempit, yang harus di lalui ketika akan menuju rumah milik Jessie. Karena mobil yang di pakai oleh Erick tidak memungkinkan untuk masuk ke jalanan sempit itu. Jadi, terpaksa harus terparkir di sana. Dan mereka berdua akan berjalan kaki dari tempat itu.
Namun, baru saja beberapa kali kaki melangkah terdengar suara teriakkan yang sangat di kenal oleh Putri Azaela.