"Erick … " lirih Putri Azaela perlahan menyebutkan nama seorang pria yang saat ini, wajah pria itu terlihat sangat dekat dengan dirinya.
Dan benar saja, seperti apa yang sudah ada di dalam pikiran Putri Azaela sebelumnya. Erick benar-benar menyuruhnya duduk di ata tempat tidur yang terasa sangat empuk itu. Kedua tangan pria itu mencengkeram kedua bahu Putri Azaela dengan cukup kuat, sehingga mampu mmebuat gadis itu tidak bisa bergerak sedikit pun, walau hanya sedikit bergeser saja.
Berbeda dari sebelumnya, raut wajah yang di hiasi oleh senyum bahkan tawa konyol ynag dia perlihtakan kepada Putri Azaela beberapa saat yang lalu. Ekspresi wajah itu berubah total, dengan mimic yang terlihat lebih serius dari biasanya.
