Chereads / TRACES OF LOVE / Chapter 12 - Gengsi

Chapter 12 - Gengsi

Pagi ini Alvin rencananya memang ingin pergi ke Restaurant miliknya. Tetapi setelah Mamahnya memberitahukan jika Sabrina datang ke Restaurant kemarin sore, akhirnya Alvin memutuskan untuk pergi ke rumah sakit pagi ini. Setelah itu dia baru akan pergi ke Restaurant nya.

"Lebih baik aku lihat keadaan Sabrina dan Ibunya dulu. Aku takut dia dan Ibunya kenapa-kenapa karena dia sampai bela-belain datang ke restaurant kemarin. Mamah juga baru bilang sekarang," pikir Alvin.

Alvin pergi ke rumah sakit dengan menggunakan mobil pribadinya. Baru beberapa menit Alvin berada di jalan menuju ke rumah sakit, tiba-tiba aja ada telepon masuk. Telepon itu datang dari salah satu karyawannya di Restaurant. Alvin yang takut terjadi apa-apa dengan Restaurant nya pun langsung mengangkat telepon dari karyawannya.

"Iya hallo. Kenapa ya pagi-pagi gini kamu telepon saya?"

"Maaf Pak pagi-pagi saya udah menganggu Bapak. Tapi saya mau sampaikan kalo hari ini restaurant ada yang mau booking untuk acara pesta ulang tahun. Gimana ya pak? Kita acc aja atau gimana?"

"Bahan makanan sama karyawan ada ga?"

"Bahan makanan stoknya masih banyak Pak. Untuk karyawan ada dua orang yang ga masuk."

"Oh yaudah kalo gitu acc aja. Saya juga akan ke sana sekarang."

"Baik Pak."

Sambungan telepon dimatikan. Alvin yang awalnya ingin pergi ke rumah sakit akhirnya mengurungkan niatnya. Dia memutar arah ke Restaurant miliknya.

"Di restaurant ada acara lagi. Aku jadi ga bisa ke rumah sakit pagi ini. Nanti aja deh kalo keadaan di restaurant emang udah benar-benar normal dan acara berjalan dengan baik, aku ke rumah sakit," ucap Alvin.

Alvin memutar stir nya ke arah Restaurant miliknya.

Sedangkan pagi ini Sabrina sudah tiba di Restaurant. Semua karyawan yang lainnya terkejut dengan kedatangan Sabrina pagi ini. Karena yang mereka tahu jika Ibunya Sabrina sedang melakukan operasi besar dan Sabrina sudah izin untuk tidak masuk kerja. Tetapi tiba-tiba saja Sabrina sudah ada di Restaurant pagi ini.

"Sabrina? Kamu kerja juga? Bukannya kamu harus temanin Ibu kamu di rumah sakit ya?" tanya salah satu teman kerjanya.

"Iya. Tapi Ibu aku udah ga kenapa-kenapa. Keadaannya udah stabil. Lagipula di rumah sakit juga ada Suster dan Dokter yang jaga Ibu aku. Aku juga harus tetap kerja. Ga enak kalo ga masuk kerja terus."

"Tapi kan Pak Alvin udah izinin kamu untuk ga masuk beberapa hari kedepan."

"Udah ga apa-apa. Kalo gitu aku ke dapur dulu ya."

"Iya."

Sabrina masuk ke dalam dapur. Dia bersiap-siap di dalam dapur sana untuk mulai bekerja. Tidak lama kemudian Alvin tiba di Restaurant.

"Gimana? Udah siap semuanya untuk acara nanti?" tanya Alvin.

"Sudah Pak. Karyawan hari ini juga masuk semua."

"Apa? Masuk semua? Sabrina masuk?"

"Iya Pak. Sabrina masuk kerja. Baru aja dia datang."

"Terus dimana sekarang orangnya?"

"Ada di dapur Pak."

Alvin langsung pergi menuju ke dapur untuk bertemu dengan Sabrina. Tetapi setibanya di dapur Alvin tidak langsung menemui Sabrina begitu saja. Terlalu gengsi bagi Alvin untuk bertanya kepada Sabrina. Sehingga dia bersikap pura-pura tidak melihat Sabrina dan pura-pura baru mengetahui jika Sabrina pagi ini masuk kerja. Padahal sebelumnya dia sudah tahu kalau Sabrina pagi ini sudah tiba di Restaurant.

"Psk Alvin," sapa Sabrina.

"Sabrina. Kamu kenapa di sini? Bukannya kamu harus jagain Ibu kamu di rumah sakit?"

"Iya Pak. Saya memutuskan untuk tetap kerja. Karena saya ga enak kalo saya ga masuk kerja terus."

"Terus Ibu kamu di sana sendirian? Kamu tega?"

"Engga kok Pak. Di sana ada Sustsr dan Dokter. Pasti Ibu saya akan baik-baik aja."

"Ini semua Sabrina lakukan pasti karena ucapan Mamah kemarin kepadanya. Makanya dia ngerasa ga enak kalo ga masuk kerja. Padahal Ibunya pasti butuh dia sekarang ini," pikir Alvin di dalam hatinya.

"Pak Alvin. Pak Alvin kenapa?" tanya Sabrina.

"Engga. Saya ga kenapa-kenapa. Yaudah dilanjut kerjanya. Tapi kalo emang kamu mau ke rumah sakit, pergi aja. Saya ga paksa kamu untuk tetap kerja hari ini."

"Iya. Makasih Pak."

Kemudian Alvin pergi begitu saja tanpa berkata satu kata pun. Sedangkan Sabrina melanjutkan pekerjaannya di dapur.

*******

Pagi ini di Restaurant sedang ada acara ulang tahun yang sengaja dirayakan di Restaurant milik Alvin. Sabrina ikut membantunya. Dia melayani semua tamu undangan yang ada di sana. Di sana banyak laki-laki yang menggoda Sabrina. Wajar saja mereka menggodanya. Karena Sabrina memiliki wajah yang begitu cantik. Membuat para laki-laki yang melihatnya langsung terpesona dengannya.

"Permisi," ucap salah satu tamu undangan laki-laki di sana.

"Iya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Sabrina.

"Iya nih. Saya mau tanya, nomer telepon kamu berapa ya?"

"Nomer telepon saya?"

"Iya."

"Untuk apa ya?"

"Ya untuk saya. Supaya kita semakin dekat. Berapa nomernya?"

Ternyata dari kejauhan sudah ada Alvin yang mendengar semuanya. Alvin langsung memanggil Sabrina supaya Sabrina tidak memberikan nomernya kepada laki-laki itu. Dan supaya Sabrina tidak di goda oleh laki-laki lagi, Alvin menyuruhnya untuk bekerja di dalam dapur saja tanpa melayani para tamu yang hadir di sana.

"Sabrina. Ke sini cepat," teriak Alvin.

"Maaf Mas, saya di panggil Boss saya. Permisi."

Sabrina langsung pergi meninggalkan orang itu dan datang ke hadapan Alvin.

"Iya Pak, ada apa?"

"Kamu kerja di dapur aja. Jangan layanin tamu di sini."

"Kenapa Pak? Tugas saya kan menjadi pelayan di sini."

"Saya bilang di dapur ya di dapur. Lagian kamu juga masih ada hutang sama saya untuk buat kue yang enak kan? Kamu kerjakan sekarang juga."

"Oh iya. Baik Pak kalo gitu saya buat sekarang. Permisi."

Akhrinya Sabrina pergi ke dalam dapur juga. Entah kenapa perasaan Alvin menjadi lega setelah Sabrina tidak berada di tengah-tengah laki-laki penggoda itu.

*******

Di dalam dapur.

Sabrina mencoba untuk membuat kue yang enak untuk Alvin. Sesuai dengan yang sudah dia janjikan kepada Alvin jika dirinya akan membuatkan kue yang enak untuknya.

"Aku harus bisa buat kue yang enak. Dan aku yakin kalo buatan aku kaki ini pasti enak," ucap Sabrina di dalam hatinya.

Sabrina pun langsung membuat kue yang dia bisa. Dia membuat kue khas Bali. Yaitu kue sus atau ya g biasa disebut dengan kue sus. Sabrina membuat ya dengan sedikit berbeda. Kue khas Bali itu yang biasanya berisikan susu, kini dibuat oleh Sabrina dengan isian cokelat, keju, buah-buahan dan yang lainnya. Sabrina membuatnya dengan sangat hati-hati. Karena Sabrina tidak mau sampai gagal lagi dan membuat Alvin kecewa kepadanya.

-TBC-