"Mamah pulang aja. Pasti Mamah capek kan. Aku udah ga kenapa-kenapa kok Mah," ucap Alvin.
"Engga. Kamu masih belum pulih. Mamah mau temanin kamu di sini. Nanti kalo kamu kenapa-kenapa gimana?"
"Gimana biar aku aja yang temanin Alvin di sini Tante?" sambung Amanda.
"Emangnya ga kenapa-kenapa kamu jagain Alvin sendirian di sini?"
"Ga apa-apa Tante. Tante pulang aja. Tante istirahat di rumah."
"Yaudah deh kalo gitu Tante pulang dulu ya sayang. Mamah pulang dulu ya nak."
"Iya Mah. Mamah hati-hati ya di jalan."
"Iya nak."
Akhirnya Mamahnya Alvin pulang juga ke rumah untuk istirahat. Sedangkan yang menjaga Alvin saat ini adalah Amanda. Sepupunya sendiri.
"Udah sekarang kamu istirahat aja. Aku jagain di sofa situ ya," ucap Amanda.
"Manda sebentar. Aku mau tanya sesuatu sama kamu."
"Mau tanya apa?"
"Karyawan yang lainnya ga kenapa-kenapa kan? Semuanya baik-baik aja kan?"
Amanda mendengar pertanyaan dari Alvin bukannya menjawabnya tetapi dia justru malah tersenyum sendirian. Membuat Alvin bingung dengan sikapnya.
"Kamu kenapa ketawa? Kenapa kamu ga langsung jawab aja pertanyaan aku. Ada apa si sama pertanyaan aku? Apa ada yang salah? Ga Mamah, ga kamu, sama aja ga ada yang jawab pertanyaan aku."
"Aku tahu maksud kamu itu bukan karyawan semua karyawan kamu kan? Tapi yang kamu maksud itu Sabrina. Iya kan?"
"Kamu itu sok tahu banget deh. Siapa juga yang nanyain dia. Kurang kerjaan aja."
"Haha. Masa sih? Semua karyawan baik-baik aja kok. Sabrina juga baik-baik aja. Dia bahkan ada di rumah sakit ini dari awal. Tapi karena dia ga boleh masuk sama Tante, makanya dia nunggu di koridor depan sana."
"Apa? Terus seakrang dia ada dimana?"
"Tadi sih terakhir aku ketemu di koridor. Terus habis itu dia bilang mau ke kamar mandi. Ga tahu masih ada di sini atau engga. Kenapa? Mau ketemu?"
"Engga. Cuma tanya doang."
"Oh yaudah. Kamu udah makan ya? Aku mau beli makanan dulu ga apa-apa kan?"
"Iya ga apa-apa. Makan aja kamu. Nanti sakit juga lagi."
"Oke. Kalo ada apa-apa telepon aku aja ya."
"Iyaa."
Baru saja ditinggal oleh Mamahnya, sekarang Alvin ditinggal juga oleh Amanda. Amanda ingin makan di kantin rumah sakit. Tetapi ketika Amanda sedang ingin pergi ke kantin, tiba-tiba saja Amanda bertemu dengan Sabrina lagi.
"Sabrina. Kamu belum pulang ternyata?" tanya Amanda.
"Iya belum. Ini baru mau pulang. Kalo gitu aku permisi dulu ya."
"Tunggu."
Amanda mencegah Sabrina untuk pulang saat ini. Amanda mengenggam tangannya Sabrina.
"Kenapa? Ada apa ya?" tanya Sabrina dengan sikap Amanda kepadanya kali ini.
"Kamu ke ruangan Alvin dulu gih sana. Kamu mau ketemu dia kan? Kamu mau tahu kondisi dia kan?"
"Ga usah deh, makasih. Aku ga mau sampai buat keributan di sana karena Bu Brianna kan ga mau ada aku di sana."
"Kamu tenang aja. Tante Brianna udah pulang ke rumah. Dan sekarang di sana Alvin sendirian. Aku mau makan dulu soalnya aku laper banget. Kamu temanin Alvin dulu ya. Kasihan dia sendirian."
"Tapi..."
"Udah ga usah pakai tapi-tapian. Ruangannya ada di ujung sana nomer 38. Aku titip Alvin dulu ya ssm alami. Nanti aku kembali lagi kalo aku udah selesai makan. Bye."
Amanda pergi meninggalkan Sabrina begitu saja ke kantin rumah sakit. Sekarang Sabrina bingung apa yang harus dia lakukan. Dia masih ragu untuk datang ke ruang rawat Alvin atau tidak.
"Kok Amanda langsung pergi gitu aja sih? Terus aku harus gimana? Aku datang ke ruang Pak Alvin atau engga ya?" pikir Sabrina di dalam hatinya.
Setelah memikirkan semua itu beberapa lama, akhirnya Sabrina memutuskan untuk pergi ke ruang rawat Alvin.
"Aku ke sana aja deh. Aku juga harus bilang makasih dan juga maaf karena udah membuat Pak Alvin masuk rumah sakit seperti ini," pikir Sabrina lagi sambil melangkahkan kakinya menuju ke ruang rawat Alvin yang ada di ujung sana.
*******
Di dalam ruang rawat Alvin.
Alvin malam ini masih belum bisa tertidur juga. Akhirnya dia memilih untuk memainkan handphonenya sambil dia mengecek pekerjaannya. Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetuk pintu kamar rawatnya.
Tok..... Tok.... Tok....
"Siapa ya? Kalo Amanda ga mungkin dia ketuk pintu dulu," pikir Alvin.
"Iya masuk."
Setelah di izinkan oleh Alvin, Sabrina pun masuk ke dalam. Betapa terkejutnya Alvin melihat kedatangan Sabrina kali ini.
"Sabrina? Kok kamu bisa ada di sini?" tanya Alvin.
"Iya Pak. Tadi saya sebenarnya ikutin Bapak sampai ke sini. Tapi saya baru berani datang ke sini. Saya minta maaf ya Pak. Saya benar-benar minta maaf. Karena saya, restaurant jadi kebakaran dan Bapak sampai harus di rawat di rumah sakit seperti ini," jawab Sarbina sambil meneteskan air matanya.
"Kamu baru sadar kalo kamu itu pembuat masalah?"
Ketika Sabrina sedang menyesali perbuatannya, Alvin justru semakin memojokkan Sabrina. Membuat Sabrina semakin merasa bersalah dengannya.
"Iya sekali lagi saya minta maaf Pak. Saya juga mau bilang makasih karena Bapak udah tolongin saya. Sekali lagi saya minta maaf. Saya permisi dulu Pak. Semoga Bapak cepat pulih."
Setelah itu Sabrina hendak pergi meninggalkan Alvin karena rasa bersalahnya. Tetapi tiba-tiba saja Alvin beranjak dari tempat tidurnya dan mengejar Sabrina. Dia menahan kepergiannya.
"Sabrina tunggu," teriak Alvin.
Sabrina yang mendengar teriakannya langsung menghentikan langkahnya. Kemudian dia melihat ke arah belakang. Dimana Alvin berdiri dari tempat tidurnya. Membuat Sabrina sangat khawatir dengan keadaan Alvin saat ini.
"Pak Alvin. Pak Alvin mau kemana? Bapak jangan banyak gerak dulu," tanya Sabrina.
Alvin tidak menjawab pertanyaan Sabrina. Alvin justru menghapus air mata Sabrina dengan menggunakan jaru-idengan sangat lembut. Kemudian Alvin berkata, "jangan nangis ya. Saya cuma bercanda bicara seperti itu ke kamu. Kamu ga salah. Jadi kamu ga perlu minta maaf atau merasa bersalah sama saya."
Sabrina bingung dengan sikap Alvin kepadanya. Dia hanya terdiam dan setelah itu Sabrina melepaskan tangan Alvin di wajahnya.
"Saya emang salah Pak. Udah seharusnya saya minta maaf ke Bapak. Dan Pak Alvin ga usah bersikap seperti ini. Bapak harus banyak istirahat. Saya bantu kembali ke kasur ya Pak."
Sekarang justru Alvin yang hanya terdiam. Dia menuruti perkataan Sabrina untuk kembali ke tempat tidurnya. Alvin kembali ke tempat tidurnya dibantu oleh Sabrina. Setelah itu Sabrina kembali berpamitan dengan Alvin. Dan kali ini Sabrina benar-benar pergi meninggalkan Alvin.
"Saya pamit pulang dulu Pak. Udah malam ini saya pasti cariin saya di rumah. Sekali lagi saya minta maaf Pak. Permisi."
-TBC-