"Sabrina itu emang anak yang baik. Dia udah mau mengurus aku dengan baik seperti ini. Padahal dia bukanlah anak kandung aku. Kedua orangtuanya salah besar karena sudah menyia-nyiakan anak seperti dia," ucap Ibu angkatnya Sabrina sambil melihati Sabrina.
"Ibu kenapa? Kenapa Ibu lihatin aku seperti itu?"
"Engga. Ibu ga kenapa-kenapa. Ibu cuma bersyukur aja karena Ibu bisa punya anak seperti kamu. Kamu yang bukan anak kandung Ibu aja kamu bisa sebaik ini merawat Ibu. Gimana kalo kamu anak kandung Ibu. Pasti Ibu sangat bersyukur sekali mempunyai anak dari keturunan Ibu sendiri seperti kamu."
"Ibu itu pasti deh bicaranya seperti itu. Aku itu anaknya Ibu. Ibu itu adalah Ibu aku yang udah ngerawat aku sejak kecil. Jadi udah kewajiban aku untuk rawat Ibu sekarang."
"Terima kasih banyak ya sayang."
"Iya Ibu. Ini dilanjut lagi makannya."
"Iya."
Sabrina melanjutkan kegiatannya untuk menyuapini Ibunya. Ibunya juga masih mau makan kali ini. Makannya udah lumayan banyak. Sabrina berharap jika Ibunya bisa pulih kembali dan sehat seperti dahulu.
*******
Alvin baru saja tiba di rumahnya. Setibanya di rumah, sudah ada Mamahnya yang tidak pergi kemana-mana hari ini.
"Mah," sapa Alvin.
"Alvin. Akhirnya kamu pulang juga nak."
"Kenapa emangnya Mah?"
"Tuh kan kamu lupa. Kamu ga ingat kalo sore ini tuh Amanda pulang dari Canada? Ga ingat kan pasti."
"Oh iya aku lupa Mah."
"Yaudah kalo gitu sekarang juga kamu ke bandara. Kamu jemput dia."
"Iya Mah. Aku ganti baju dulu sebentar."
"Iya cepat."
"Iya Mah."
Alvin baru ingat jika Amanda sekarang ini akan pulang dari Canada. Tempat menuntut ilmunya. Ketika Mamahnya mengingatkannya, Alvin langsung mengganti pakaian dan pergi ke bandara untuk menjemput Amanda di sana. Karena jika sesuai jadwal, maka sebentar lagi Amanda akan mendarat di Indonesia.
Tidak lama kemudian Alvin sudah keluar dari dalam kamarnya dan selesai mengganti pakaiannya.
"Alvin berangkat dulu ya Mah."
"Iya. Hati-hati kamu ya nak."
"Iya Mah."
Sekarang Alvin sudah berangkat ke bandara dengan menggunakan mobil pribadinya. Dia menyetir sendiri. Untung saja bandaranya tidak jauh dari rumahnya. Sehingga Alvin bisa cepat sampai di sana. Tetapi sayangnya kondisi di jalan sangat macet.
"Macet lagi. Kalo kaya gini gua telat jemput Amanda. Pasti dia marah banget sama gua karena gua telat jemput gua. Juga juga lupa kalo Amanda sekarang pulang. Ini semua karena pikiran gua sekarang Sabrina terus," batin Alvin.
******
Benar saja apa yang dipikirkan oleh Alvin. Amanda sudah mendarat di Indonesia. Dia langsung mencari keberadaan Alvin di bandara itu. Karena sebelumnya Mamahnya Alvin sudah memberikan kabar kepadanya jika Alvin akan menjemputnya di bandara. Tetapi sayangnya Amanda tidak melihat keberadaan Alvin di sana.
"Alvin kemana si? Kok ga ada. Katanya dia mau jemput aku," gumam Amanda.
Amanda terus melihat ke sekitar bandara. Berharap jika ada Alvin di sana. Tetapi Alvin tidak terlihat juga di sana.
"Aku telepon Alvin aja deh."
Akhirnya Amanda menelepon Alvin. Tetapi handphone Alvin tidak aktif.
"Ga aktif lagi handphonenya. Kemana si dia? Aku telepon Tante aja deh."
Karena handphone Alvin tidak aktif, akhirnya Amanda mencoba untuk menelepon Mamahnya Alvin. Berharap dia bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan Alvin saat ini.
"Hallo. Tante, Alvin nya udah berangkat ke bandara belum ya?"
"Udah sayang. Alvin udah berangkat sekitar setengah jam yang lalu. Iya emang dia awalnya lupa. Terus Tante udah ingatin dia dan dia langsung berangkat ke bandara kok. Emangnya dia belum sampai di sana?"
"Belum Tante. Alvin belum ada di sini. Aku udah cari kemana-mana tapi ga ada. Handphonenya juga ga aktif lagi."
"Ya ampun itu anak. Yaudah kamu tunggu aja di sana sebentar aja ya sayang. Soalnya Alvin juga udah berangkat kok. Mungkin dia kejebak macet. Tunggu dulu ya sayang."
"Yaudah deh Tante kalo gitu. Makasih ya Tante."
"Iya sayang, sama-sama."
Sambungan telepon dimatikan. Akhirnya Amanda memutuskan untuk menunggu Alvin di sana sesuai dengan permintaan Mamahnya Alvin. Walaupun sebenarnya Amanda merasa sangat kesal dengan Alvin yang sudah lupa dengan kepulangannya hari ini.
"Alvin nyebelin banget si. Ternyata dia lupa kalo hari ini aku pulang ke Indonesia. Kebangetan banget dia. Bisa-bisanya dia lupa sama aku," ucap Amanda di dalam hatinya.
Amanda sudah menunggu Alvin di Banda sekitar 15 menit. Tetapi Alvin tidak terlihat juga.
"Alvin kemana si. Masa udah selama ini aku nungguin dia tapi dia ga datang juga. Nyebelin banget sih. Aku pulang naik taksi aja deh kalo gitu," gumam Amanda.
Saking kesalnya, akhirnya Amanda memutuskan untuk pulang sendiri dengan menggunakan taksi. Tetapi ketika Amanda ingin keluar dari bandara dan mencari taksi, Amanda bertemu dengan Alvin yang Barus aja tiba di bandara.
"Amanda. Maaf aku telat jemput kamu," ucap Alvin.
Amanda membalasnya dengan tatapan marah dan kecewanya. Dia memanyunkan bibirnya sambil berkata, "kamu itu kemana aja si? Lama banget tahu ga aku nunggu kamu di sini. Apalagi kata Mamah kamu, kamu lupa kalo hari ini aku pulang dari Canada. Jahat banget si kamu."
"Ya ampun, iya maaf. Tadi itu emang aku lupa karena di restaurant aku lagi banyak kerjaan. Ada acara yang booking restaurant aku. Terus pas aku ke sini, aku kejebak macet. Makanya aku lama datangnya. Maafin aku ya."
Amanda hanya terdiam. Dia masih merasa kesal dengan Alvin. Alvin mencoba untuk merayunya supaya Amanda tidak marah lagi dengannya dengan cara memeluknya.
"Sini peluk dulu. Aduh, si cantik marah. Jangan marah lagi dong. Mau makan? Makan apa?"
"Pingin makan seafood."
"Yaudah, yuk. Sini, aku bawain kopernya."
Akhirnya Alvin berhasil juga membuat Amanda supaya tidak marahagi dengannya. Sekarang Amanda sudah bisa tersenyum untuk Alvin. Setah itu mereka berdua akan mencari tempat makan seafood sesuai dengan permintaan Amanda.
*******
Malam ini Sabrina masih berada di rumah sakit untuk menemani Ibunya. Sabrina tidur di sofa yang ada di dalam ruang rawat Ibunya. Sekarang ini ruang rawat Ibunya sudah seperti kamar bagi Sabrina. Di sana terdapat banyak barang milik Sabrina. Apalagi semenjak Sabrina memutuskan untuk tetap bekerja. Sehingga semua seragam kerja dan barang yang lainnya Sabrina bawa ke rumah sakit.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Sabrina sangat terkejut dan langsung bangun dari tidurnya. Sabrina pagi ini telat bangun karena semalaman dia terus menjaga Ibunya.
"Astaga. Udah jam enam. Aku harus siap-siap ke restaurant sekarang. Jangan sampai aku telat. Apalagi kalo ada Pak Alvin dan Ibunya. Bisa-bisa aku dipecat. Jangan sampai," ucap Sabrina di dalam hatinya.
-TBC-