Saat Madesh masih Dalam posisi berciuman dengan Azura ia kembali merasakan hal yang tak biasa. Madesh menjadi penasaran dengan perasaan yang ada Dalam dirinya.
'Ini perasaan macam apa ini? Kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang membuatku tertarik?' batin Madesh yang tidak mengerti.
Namun tiba-tiba saja Azura membuka matanya ketika Madesh masih mencium dirinya. Tentu saja Azura begitu shock lantaran ada seorang pria yang tiba-tiba menciumnya.
"Arrrrrrgh!" Azura langsung mendorong tubuh Madesh dengan begitu keras sampai ciuman mereka terlepas. "Dasar pria mesum! Apa yang coba kamu lakukan padaku?!" bentak Azura memarahi Madesh. Azura langsung menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.
Madesh pun berjalan mendekati Azura dan menjawab pertanyaannya, "Aku adalah malaikat pencabut nyawa atau dewa kematian. Namaku adalah Madesh!"
Azura langsung mematung begitu mendengar jawaban Madesh. Bukannya takut seperti ketika dirinya di Dalam mimpi namun kali ini Azura justru tertawa mendengar pengakuan Madesh.
Madesh heran kenapa ada manusia yang justru tertawa saat bertemu dengan dirinya. Harusnya dia ketakutan karena raganya akan segera meninggalkan tubuhnya.
"Apa yang lucu? Apa kau begitu senang pergi ke alam baka?" tanya Madesh.
Azura akhirnya berhenti tertawa bahkan sampai meneteskan air mata dan sakit perut karena saking lama dan asyiknya tertawa.
"Tentu saja dirimu itu yang lucu! Apa kamu pikir aku akan percaya jika kamu adalah Tuan Madesh? Tampilanmu sungguh tidak seperti Tuan Madesh namun seperti actor!" jawab Azura yang masih merasa lucu.
Tampilan Madesh kali ini memang bukan seperti yang ada di Dalam mimpi Azura. Dalam mimpi Azura tampilan Madesh serba hitam dengan jubah dan tongkat yang ada pisaunya.
Sementara Madesh yang ini memang mengenakan jubah hitam dengan rambut berwarna hitam. Namun wajahnya begitu tampan dan tak membawa semacam tongkat.
Tentu saja hal itu membuat Azura ragu dengan Madesh dan malah menertawainya. Madesh pun memberikan bukti pada Azura jika dia adalah dewa kematian sungguhan.
"Kalau kau tidak percaya kemarilah aku perlihatkan sesuatu." Madesh mengulurkan tangan kanannya pada Azura.
Azura bingung kenapa Madesh malah ingin memperlihatkan sesuatu. Namun karena penasaran jadi Azura meneria uluran tangan Madesh dan turun dari brankar yang tadi ia tiduri.
Kini Azura tengah berdiri tepat di hadapan Madesh dengan tangan yang masih berpegangan dengan tangan Madesh.
"Sekarang balik badanmu dan lihatlah yang ada di belakangmu!" suruh Madesh lalu melapaskan tangan Azura.
Azura sebenarnya tidak mengerti dengan maksud Madesh yang barusan memintanya untuk turun namun kini malah memintanya untuk berbalik. Tetapi Azura menuruti perintah kemudian dan berbalik badan.
Betapa terkejutnya Azura ketika melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Azura melihat dirinya yang tengah ditangani oleh dokter dan beberapa suster.
Azura pun shock dan terguncang melihat pemandangan seperti itu. Kemudian ia bertanya kepada Madesh.
"Apa maksud dari semua ini! Kenapa aku ada di sini dan di sana?!" tanya Azura yang saat ini tengah dilanda kepanikan.
"Bukankah aku sudah bilang padamu jika aku adalah Madesh sungguhan? Jadi kau harusnya paham dengan apa yang terjadi," jawab Madesh dengan santainya.
Mendengar jawaban Madesh yang seperti itu Azura menyimpulkan jika dirinya jiwanya sudah lepas dari raaganya. Azura pun langsung teringat akan mimpi buruknya selama beberapa hari terakhir.
"Jadi apakah mimpiku itu… tidak! Aku tidak percaya!" gumam Azura yang menolak untuk mempercayai apa yang ada di hadapannya.
Azura pun langsung menghampiri dokter dan suster yang tengah menangani tubuhnya yang penuh luka. Azura berusaha memanggil dan mengajak bicara dokter dan suster.
"Dokter! Apakah anda bisa melihatku? Aku di sini Dokter! Aku sudah sadar!" ujar Azura sambil melambaikan tangannya di depan mata dokter.
Namun sayangnya dokter tak menggubrisnya sedikitpun. Dan sepertinya dokter tak dapat melihat dirinya.
Tetapi Azura tak lantas menyerah begitu saja. Ia pun berusaha untuk melakukan hal yang sama paada beberapa suster yang lainnya.
Tetapi hasilnya tetap sama taka da yang apat melihat dan mendengar Azura. Seketika Azura langsung menangis karena ia belum siap meninggalkan kedua orang tuanya.vAzura terduduk lemas dan meratapi nasibnya.
"Aku belum siap pergi, aku tidak mau," rengek Azura di sela tangisnya.
Azura pun langsung berlaru menghampiri Madesh. Dia berlutut di hadapan Madesh dan memohon pada Madesh untuk memberikan kesempatan padanya.
"Tuan Madesh, aku mohon jangan cabut nyawaku dulu. Berikan aku kesempatan kedua! Aku belum siap meninggalkkan kedua orang tuaku," pinta Azura yang masih menangis.
"Tidak bisa! Kau sendiri juga tahu jika nyawa tidak bisa ditawar! Kau harus tetap pergi bersamaku ke alam baka!" tolak Madesh dengan tegas.
"Aku mohon Tuan Madesh, aku bersedia untuk melakukan apapun asalkan aku masih bisa bertemu dengan kedua orang tuak! Aku mohon," pinta Azura yang tidak menyeraah.
Entah kenapa melihat Azura Dalam keadaan seperti ini Madesh menjadi tidak tega padanya. Madesh semakin bingung dengan apa yang ia rasakan ini.
"Baiklah aku beri kau satu kesempatan! Tidak ada penawaaran lagi!" jawab Madesh yang menyetujui permintaan Azura.
Azura begitu senang karena ternyata Madesh adalah dewa yang baik. Azura pun langsung berdiri dan mengusap air matanya.
"Terima kasih Tuan Madesh! Aku berhutang padamu!" ucap Azura yang begitu senang.
"Sekarang pejamkan matamu dan Dalam hitungan ke lima bukalah matamu secara perlahan!" suruh Madesh.
Azura pun mengikuti perintah Madesh dan memejamkan matanya. Kemudian ia menghitung sampai detik ke lima dan perlahan membuka matanya.
Dan saat membuka matanya Azura sungguh sudah berada di dalam raganya. Ia langsung bangun seperti tak pernah mengalami kecelakaan dengan luka parah. Bahkan ia langsung mencopot oksigen yang ada di hidungnya.
Dokter dan suster yang ada di sana terkejut karena melihat sebuah keajaiban. Dan dokter yang melihat Azura terbangun langsung memintanya untuk berbaring kembali.
"Tunggu sebentar, Nona! Saya periksa dulu!" suruh dokter itu.
Azura pun mengikuti perintah dokter dan berbaring untuk diperiksa. Azura tidak percaya jika Madesh benar-benar mengizinkannya untuk hidup kembali.
"Tuan Madesh, terima kasih karena telah memberikan kesempatan padaku," gumam Azura pelan. Ia sungguh terharu karena Hades tidak berbohong padanya.
Sementara itu Madesh rupanya masih ada di sana dan melihat Azura. Namun apa yang ia lakukan pada Azura tentunya bukan tak akan meminta balasan nanti.
"Ingatlah kamu berhutang padaku, oke? Mungkin setelah ini hutangmu akan aku tagih! Untuk saat ini aku harus menemui seseorang dulu untuk memastikan apa yang terjadi padaku sehingga bisa merasakan perasaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya terhadap dirimu!" gumam Madesh lalu pergi meninggalkan Azura menuju ke suatu tempat.
TBC...