Madesh sudah gemetaran karena ia pikir yang datang adalah raja neraka atau raja surga. Rupanya yang datang adalah Herosh, sang dewa cinta.
"Kau ini sungguh mengejutkan diriku! Aku pikir siapa tadi! Ayo masuk!" ajak Madesh.
Herosh hanya terkekeh kecil kemudian ia mengikuti langkah Madesh menuju ke dalam rumah Madesh. Tak lupa Madesh menutup pintu agar tidak ada yang mengetahui keberadaan Azura.
Herosh yang melihat perbedaan di dalam rumah Madesh terkejut. Interiornya semua berubah dan sangat berbeda dari sebelumnya saat ia datang ke rumah Madesh.
"Madesh, apakah kau yang mengubah desain interior rumahmu?" tanya Herosh yang terus mengamati seisi ruangan.
"Ya," jawab Madesh dengan singkat.
"Tetapi kenapa kamu mengubahnya? Dan bahkan ini tidak seperti desain interior kediaman dewa dan Dewi melainkan seperti kediaman manusia?" tanya Herosh lagi yang masih penasaran.
Setibanya di ruang tamu Madesh dan Herosh duduk di sofa. Perbincangan antara mereka berdua pun dimulai. Madesh menjawab pertanyaan Herosh dan melayangkan pertanyaan padanya.
"Tidak apa-apa aku hanya ingin mengganti suasana. Ada apa kau datang mencari aku? Apakah terjadi sesuatu?" tanya Madesh yang penasaran.
Sebenarnya Herosh tidak enak untuk mengatakan hal ini pada Madesh. Namun ia juga ingin tahu apakah Madesh benar-benar melakukannya atau tidak.
"Jadi apakah kau sungguh membawanya ke sini? Aku mendengar suara samar-samar seorang wanita tadi. Itu dia, kan?" tanya Herosh yang sedikit gugup.
Karena Madesh juga sudah memberitahu Herosh jika ia akan membawa Azura maka tak ada yang ia sembunyikan dari Herosh. Madesh pun mengaku jika dirinya memang membawa Azura ke kediamannya.
"Ya, itu benar. Dan dia sekarang berada di dalam kamarnya," jawab Madesh dengan santainya.
Herosh tidak menyangka jika Madesh benar-benar akan melakukannya. Herosh pikir Madesh terlalu berani menentang atasan dan mengambil risiko yang terlalu besar dengan membawa Azura ke sana.
Tentunya Herosh tak akan membiarkan Madesh begitu saja. Ia akan terus membuat Madesh mengubah pemikirannya dan mengembalikan Azura ke tempat asalnya.
"Apa kau gila, Madesh? Kau sungguh tidak mengindahkan akibat dari perbuatanmu ini? Ayolah jangan buat dirimu berada dalam masalah. Kembalikan dia ke tempat asalnya dan hiduplah seperti biasa. Raja surga dan neraka tidak akan membiarkan ini semua terjadi!" ujar Herosh panjang dan lebar menasehati Madesh.
Sesungguhnya Madesh sedikit kesal karena Herosh kembali mengatakan hal itu lebih dari sekali kepada dirinya. Bahkan Madesh juga sudah mengatakan padanya jika ia tetap akan melakukan apa yang dia mau.
Jadi meskipun Herosh kembali mengingatkannya lagi keputusan Madesh sudah bulat dan tidak dapat diganggu gugat. Ia tetap akan membuat Azura tinggal di sana untuk selamanya.
"Terserah dengan apa yang kau katakan. Kalaupun ketahuan dan akan dihukum aku tetap akan menanggungnya. Asalkan Azura tetap berada di sisiku," jawab Madesh yang keras kepala.
Herosh tidak menyangka jika tekad Madesh begitu kuat sampai membuatnya rela untuk mengorbankan dirinya sendiri. Hal itu membuat Herosh penasaran seperti apakah sosok Azura sebenarnya sampai ia mampu menaklukan seorang dewa kematian.
Jika Herosh terus berusaha untuk membujuk Madesh supaya mengembalikan Azura ke alamnya pasti Madesh akan mengusir dirinya. Jadi untuk sementara ini Herosh mengalah terlebih dahulu sembari memikirkan cara yang tepat untuk memberikan penjelasan kepada Madesh.
"Baiklah kalau begitu aku tidak bisa menahan karena itu semua adalah kehendak dirimu. Tetapi bagaimana jika selama ia berada disisimu ia tetap tidak bisa mencintaimu? Apakah kau akan terus memperjuangkannya ataukah kau akan menyerah?" tanya Herosh yang sengaja memancing Madesh.
Madesh sudah berjanji pada dirinya sendiri meskipun Azura tidak bisa memberikan hatinya pada dirinya namun setidaknya Madesh bisa tetap melihatnya dan bersanding dengan dirinya.
"Aku akan tetap menaruhnya di sisiku! Apapun yang terjadi aku tetap akan terus bersama dengannya! Bahkan jika nyawanya sudah waktunya untuk keluar aku akan mencarikan tubuh baru untuknya agar dia bisa tetap selalu bersamaku!" jawab Madesh dengan tegas.
Mendengar jawaban Madesh, Herosh merasa jika otak Madesh sudah tidak waras. Dia benar-benar sudah terpengaruh oleh Azura sampai kehilangan akal.
Herosh yang tadinya duduk langsung bangkit dan mencengkeram kedua bahu Madesh yang duduk di hadapannya dengan erat. Herosh berusaha untuk menyadarkan Madesh.
"Apakah kau sudah gila? Sadarlah, Madesh! Sadarlah! Kau sudah dibutakan olehnya! Kau bisa celaka nanti!" teriak Herosh pada Madesh.
Perbuatan Herosh semakin membuat Madesh kesal karena dia terus mendesaknya. Jadi dengan berat hati Madesh terpaksa untuk mengusir Herosh dari sana.
Madesh menepis kedua tangan Herosh yang berada dipundaknya. Herosh terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Madesh. Lalu Madesh bangkit dan tangannya menunjuk ke arah pintu.
"Aku minta kau sekarang keluar dari kediamanku!" usir Madesh.
Herosh rupanya tidak bisa mengontrol diri untuk tidak memperingati Madesh. Ia berusaha untuk meminta maaf pada Madesh agar tidak diusir. Herosh harus tetap membuat Madesh sadar secara perlahan.
"Aku, aku minta maaf karena tidak bisa mengontrol emosiku. Aku hanya terbawa suasana," ujar Herosh yang merasa bersalah.
Namun sayangnya Madesh sudah telanjur kesal dengan sikap Herosh dan Madesh tidak ingin melihat Herosh untuk saat ini. Jadi Madesh tetap mengusir Herosh.
"Silakan pergi dari rumahku dan jangan temui aku selama beberapa waktu ke depan jika kau hanya datang untuk memintaku mengembalikan Azura ke alamnya!" usir Madesh dengan tegas.
Herosh merasa jika Madesh benar-benar sudah mabuk cinta bahkan dia lebih memilih wanita yang baru saja menggoyahkan hatinya dari pada sahabatnya sendiri.
Namun Herosh mencoba untuk memakluminya karena dia juga membuat beberapa orang melewati masa menjadi budak cinta seperti Madesh. Jadi untuk saat ini memang Herosh harus menyingkir terlebih dahulu.
"Baiklah, aku akan pergi. Jaga dirimu baik-baik dari Raja Neraka dan Raja Surga. Selamat tinggal," pamit Herosh lalu pergi meninggalkan rumah Madesh.
Usai kepergian Herosh sejujurnya Madesh merasa sedikit bersalah karena terlalu kasar pada Herosh. Padahal sebenarnya tujuan Herosh adalah tujuan yang baik.
"Maafkan aku, Herosh! Tetapi saat ini yang aku inginkan hanyalah Azura berada di sisiku. Semoga nanti kau mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta karena kau sendiri adalah dewa cinta," gumam Madesh lalu menutup pintu rumahnya dan menghampiri Azura.
Sedangkan Herosh yang kini berjalan kembali ke rumahnya terus memikirkan sebuah cara untuk mengembalikan Madesh seperti semula. Ia pikir tidak cukup hanya dengan membuat Azura tidak mencintai Madesh karena Herosh tahu jika Madesh sangat keras kepala dan pantang menyerah.
"Madesh, bersabarlah sebentar! Aku pasti akan membebaskan dirimu dari cinta buta yang menyelimutimu!" gumam Herosh yang akan terus berjuang.
TBC...