Setelah memikirkannya dalam waktu yang singkat Azura akhirnya mendapatkan jawabannya. Walaupun ragu namun tidak ada salahnya mencoba.
"Baik, aku akan memberimu kesempatan! Tetapi aku tidak berjanji jika aku bisa memberikan hatiku padamu!" jawab Azura yang setuju dengan permintaan Madesh.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Azura, Madesh langsung bersorak karena saking senangnya. Setidaknya Azura mau membuka hati untuk dirinya.
Karena apapun pilihan Azura ia tetap tidak akan bisa lari dari akhirat tanpa seizin Madesh. Tetapi jika Azura bisa mencintai Madesh itu akan lebih baik karena mereka bisa hidup bahagia bersama.
"Baiklah, ingat kata-katamu! Jangan mengingkarinya! Sekarang sebagai balasan karena kau telah membuatku senang aku akan mengajakmu jalan-jalan!" ajak Madesh.
"Jalan-jalan ke mana?" tanya Azura penasaran.
"Kita jalan-jalan keliling akhirat!" jawab Madesh bersemangat.
"Apa?! Bukankah jika ketahuan Raja neraka dan Raja surga akan berakibat fatal?" ujar Azura yang takut.
"Tidak apa-apa, hari ini aku dengar semua dewa dan dewi akan mengadakan rapat untuk membahas mengenai pengembangan akhirat. Aku izin tidak ikut karena aku bilang jika aku ada kepentingan," jawab Madesh dengan santainya.
Azura baru tahu jika orang-orang akhirat juga mengadakan rapat layaknya orang-orang di sebuah perusahaan di bumi. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Azura jika ia akan mengetahui hal sebanyak ini.
Namun karena ia belum pernah melihat akhirat Azura menjadi penasaran dan ingin melihat bagaimana keadaan akhirat. Jadi Azura dengan senang hati mengubah pemikirannya.
"Baiklah kalau begitu aku mau! Benar-benar aman, kan?" tanya Azura yang sedikit takut.
"Tenang saja semua aman! Lagi pula kita juga tidak akan berlama-lama jalannya. Hanya daerah dekat sini," jawab Madesh.
Akhirnya Azura dan Madesh pun memulai perjalanan mereka unruk tour keliling akhirat. Dan tempat kunjungan yang pertama adalah neraka karena di sana adalah tempat yang paling dekat.
"Kita akan pergi ke mana?" tanya Azura yang melangkahkan kakinya yang berada di belakang Madesh.
"Kita pergi ke tempat tujuan pertama," jawab Madesh sambil terus berjalan.
Azura merasa udaranya semakin engap dan panas padahal tadinya tidak begitu. Semakin ia melangkah maju semakin panas hawa dan udara yang ia rasakan.
"Madesh, kenapa udaranya begitu panas?" tanya Azura.
Akhirnya Madesh menghentikan langkahnya diikuti dengan Azura yang juga berhenti. Lalu Madesh menjelaskan pada Azura kenapa ia merasa panas.
"Hal itu wajar karena kita sampai di tepian neraka," jawab Madesh dengan santainya.
"Apa?!" teriak Azura yang terkejut.
"Jangan kencang-kencang nanti mereka bisa mendengarnya! Kamu lihatlah ke bawah sana, itu adalah neraka yang paling ringan." Madesh menunjuk ke hadapannya.
Azura mengintip sedikit daerah yang ditunjukkan oleh Madesh. Posisi Azura saat ini seperti berada di tepian tebing yang bawahnya merupakan sebuah jurang.
Azura melihat banyak sekali orang-orang yang terbakar dan dihukum dengan cambuk dan lain-lain. Azura tidak tega memperhatikan itu lagi.
Azura langsung bersembunyi di belakang tubuh Madesh. Ia menggenggam erat jubah Madesh dengan kedua tangannya. Madesh merasakan ketakutan yang dialami oleh Azura.
"Kenapa? Apakah kau tidak mau melanjutkan perjalanan ini? Ini baru neraka yang teratas belum yang terbawah," ujar Madesh.
"Bukannya tidak mau melanjutkan perjalanan tetapi aku tidak tega dan tidak mau mengunjungi neraka! Aku adalah manusia yang arwahnya sewaktu-waktu bisa masuk ke tempat penyiksaan itu! Ayo kita cari tempat lain! Lagi pula tempat ini juga panas aku tidak sanggup bisa-bisa aku pingsan! Ayo pergi!" ajak Azura yang benar-benar ketakutan.
Karena Azura benar-benar ketakutan akhirnya Madesh menuruti permintaannya. Madesh pun mengajak Azura untuk pergi ke tempat lain.
Namun Azura tidak berjalan sendiri melainkan terus menempel di punggung Madesh. Rasanya agak sulit jalan dengan posisi seperti itu namun ada rasa nyaman juga dalam diri Madesh.
'Akan menyenangkan jika terus seperti ini,' batin Madesh yang senang.
Sementara itu Azura sudah tidak merasakan hawa panas lagi. Lantas Azura mulai mengeluarkan kepalanya yang tadi ia tenggelamkan di punggung Madesh.
Azura mengintip dan memperhatikan ke sekitarnya dan ternyata benar jika ia sudah menjauh dari neraka. Azura juga tidak sadar kalau sedari tadi dia terus menempel pada Madesh.
Sontak Azura langsung melepaskan diri dari Madesh dan sedikit menjauh. Azura benar-benar terkejut dengan apa yang telah ia lakukan.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mencuri kesempatan! Maafkan aku," ucap Azura yang merasa malu.
Sebenarnya Madesh agak kecewa karena Azura melepaskan diri dari dirinya. Namun lebih baik jika segera menyelesaikan tour supaya tidak ketahuan.
"Sudahlah jangan banyak bicara! Kali ini kita akan mengunjungi tempat yang dekat dengan surga! Kamu kelihatannya sangat takut dengan neraka padahal sebenarnya tidak apa-apa," jawab Madesh dengan santainya.
Mendengar apa yang Madesh katakan tentunya Azura memprosesnya. Azura pikir jika Madesh tidak akan bisa merasakan apa yang ia rasakan.
"Tentu saja kamu biasa saja karena dalam dirimu terdapat api yang berasal dari sana! Aku beritahu kamu ya di sana bukan hanya api yang panas namun juga siksaan yang tiada akhir. Kamu tidak akan pernah merasakan sakitnya berada di sana karena separuh dirimu ada di sana. Jika bagian atas saja sepanas itu bagaimana dengan yang membinasakan yang tercampur dari ketujuh api neraka yang disatukan?" ujar Azura panjang dan lebar mengutarakan pemikirannya.
Madesh tidak memikirkan mengenai hal itu karena ia memang tidak akan mungkin tinggal di sana sebab ia hanya mengantarkan roh ke sana sampai ke gerbang tanpa mengantarkannya masuk ke dalam.
Karena percakapan ini membuat Azura terbakar jadi Madesh tidak mau melanjutkannya karena itu bisa menimbulkan perdebatan. Jadi Madesh mencoba untuk mengalihkan pembicaraan itu.
"Baiklah terserah kau saja. Sebentar lagi kita akan sampai ke tempat tujuan kedua! Apakah kau merasakan hal yang berbeda setelah dari neraka?" tanya Madesh yang ingin tahu.
Yah, memang Azura merasakan hal yang sangat berbeda dengan tadi. Rasanya ada angin sepoi-sepoi yang menerpa dirinya dan udara yang begitu segar dan sejuk.
Sungguh berbanding terbalik dengan keadaan yang berada di neraka tadi. Dan Azura lebih menyukai ini.
"Iya, rasanya begitu menyenangkan! Apakah kita akan ke wilayah surga?" tanya Azura yang mencoba menebaknya.
"Yup! Kita akan pergi ke surga karena kau takut ke neraka. Padahal sebenarnya aku ingin mengajakmu berkunjung ke setiap neraka tetapi agaknya hal itu mustahil," ujar Madesh.
"Tidak usah repot-repot terima kasih! Kalau bisa aku berharap jika nanti aku mati aku akan masuk ke surga jangan ke neraka," jawab Azura.
Deg!
Perkataan Azura begitu membuat Madesh terkejut. Madesh menjadi teringat akan raja neraka yang mengalami hal serupa dengannya yang sampai merusak tatanan hidup manusia.
'Akankah itu benar-benar terjadi padaku?' batin Madesh yang tegang.
TBC...