Dua hari kemudian. Raihan yang telah sampai kemarin dari New York. Segera masuk ke kantor dan di sibukkan dengan banyak hal tentang pekerjaannya.
Bayangan senyum manis Naura yang terlintas dalam angannya, semakin memacu semangat Raihan untuk segera menyelesaikan pekerjaannya dan menemui perempuan tersebut.
Malam harinya, Raihan bergegas keluar dari kantornya. Ia tak sabar untuk bertemu dengan Naura.
Pria itu sangat merindukan gadis manis yang selalu membuatnya tertawa. Perempuan sederhana yang ternyata satu frekuensi dengannya.
Bahwa bukan kemewahan yang membuat hati merasa bahagia. Akan tetapi, rasa nyaman dan aman yang tercipta bersama orang-orang terkasih. Meskipun bukan serta merta tentang kekayaan semata.
Dengan masih mengenakan pakaian kerjanya, Raihan menunggu Naura seraya menyandarkan tubuhnya di pintu bagian kemudi. Menunggu dengan setia sampai perempuan tersebut keluar dari mall.