Tak menunggu lama, Raihan datang ke rumah Naura dengan tangan yang penuh oleh makan siang mereka berdua. Serta aneka camilan dan minuman dingin kesukaan perempuan tersebut.
"Mas? Kok cepat sampainya?" tanya Naura yang membukakan pintu untuk Raihan. Lalu juga membantu membawakan bungkusannya.
"Iya, kebetulan pas kamu telepon tadi, Mas sudah tinggal ambil pesanan aja. Ayo, makan! Kamu pasti sudah lapar banget, kan? Belum makan mie instan, kan?" tanya Raihan sambil menatap Naura dengan tatapan curiga.
"Iya, aku nggak makan mie, kok. Rencananya, sih, kalau Mas nggak jadi ke sini, baru, deh, aku mau masak mienya. Sebentar, aku ambil piring, dulu," jawab Naura yang terkekeh melihat tatapan curiga Raihan terhadapnya.
Perempuan tersebut lalu ke dapur. Sementara Raihan, ia terkekeh sendiri menyadari sikapnya yang terkadang terkesan berlebihan pada Naura. Tapi mau bagaimana lagi, ia memang sangat menyayangi perempuan itu.