Pria tersebut menghela napasnya panjang. Tangan sebelah kirinya, terulur untuk mengusap lembut puncak kepala Naura.
"Maafkan, adik Mas yang keras kepala itu, yah? Dia pasti punya alasan kenapa nggak memberi kabar padamu. Tunggu saja, nanti juga pasti menghubungi kamu." Nasehat Raihan yang tersenyum tipis sambil menoleh sekilas ke arah perempuan tersebut. Sembari tangan sebelah kanannya memegang kemudi mobil.
"Iya, Mas. Aku percaya kok sama dia. Mungkin dia memang lagi sibuk mempersiapkan mau kelulusan. Tapi, nanti Mas dan Om sama Tante pergi ke New York, yah? Bukannya mau melihat Rico di wisuda?" tanya Naura yang mendongak, menatap wajah tampan Raihan.