Seorang perempuan mulai membuka matanya secara perlahan. Mengerjapkannya berulang kali untuk menyesuaikan dengan cahaya yang ada di dalam ruangan ini.
Naura mengedarkan pandangannya. Sepi. Tidak ada siapa pun yang menunggunya siuman dari tidurnya.
Kecewa? Ya, tentu saja.
Dulu, saat masih ada Raihan. Orang pertama yang ia lihat adalah wajah khawatir suaminya tersebut. Jika ia pingsan.
Tapi kini, tidak ada siapa pun yang menunggunya bangun. Rasanya sangat menyedihkan dan mengecewakan. Seolah tak ada gunanya lagi. Entah ia bangun atau tidak.
Air matanya mulai kembali menetes saat teringat Raihan lagi. Naura merasa ini sangatlah sulit untuk bisa ia jalani. Hidupnya terasa kacau. Jiwanya seakan hilang sepenuhnya dari raganya. Tak ada semangat untuk tetap bertahan hidup lagi.