'astaga, kenapa aku sampai bisa tidak sadar melakukan itu? Memalukan.' ejek Auristella pada dirinya sendiri.
"Ayo, kita selesaikan urusan dengan mereka. Setelah itu baru kita bisa menyelesaikan masalah kita."
Auristella beranjak dari pangkuan Avnan dan berjalan mendekati sahabatnya. Berusaha menyembunyikan kesenangannya, Setia menampilkan wajah muram sembari menggelengkan kepalanya. Terlihat jelas, Avnan merapikan pakaiannya dan mengencangkan kembali kemejanya.
"Bagaimana?" tanya Violeen berbinar-binar.
"Dia menolak untuk tidur bersamaku. Apa semua pria selalu jual mahal seperti itu? Begitu lama aku memuja dia dan mencintai dia hanya dari jauh. Saat aku ada kesempatan untuk mendapatkannya, dia justru menolak setelah mendapatkan semua sentuhan dariku. Padahal dia sudah merasakan gunung kembar milikku yang selalu aku jaga," keluh Auristella dengan panjang lebar.
Tidak lupa dia juga menampilkan wajah muram seraya melihat Avnan. Baru kali ini Auristella berbicara panjang lebar. Biasanya dia selalu mengeluarkan kata-kata singkat. Tapi demi menutupi semua sandiwaranya, Auristella rela melakukan hal yang tidak biasa dia lakukan.
"Kamu membohongi kami?" Tanya Emily dengan tatapan curiga.
"Kamu berlebihan. Apa untungnya aku membohongi kalian? Sedangkan aku sendiri sangat menginginkan untuk bisa bersamanya," dengus Auristella kesal.
Terlihat Avnan mulai beranjak dari sana bersama satu orang rekannya yang tadi terlihat begitu dekat. Bahkan tangannya tidak ragu untuk memeluk bahu pria itu.
Avnan akan berjalan melewati mereka. Namun saat di depan mereka dia berhenti sebentar menatap Auristella. Senyuman miring seperti mengejek terpatri di bibirnya. Rekannya sudah berjalan duluan. Avnan membuka suara dengan nada dinginnya.
"Perbaiki cara penampilanmu. Buat lebih besar gunung kembarmu itu agar bisa memuaskan aku. Dan satu lagi, aku tidak menerima bekas orang lain yang terasa longgar," sinis Avnan menatap Auristella yang membolakan matanya tidak percaya. Setelah mengatakan itu, dia pergi tanpa mendengar protes yang akan dikeluarkan Auristella.
'sial! Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu. Kalau ini bukan hanya sandiwara, sudah aku hajar wajah tampan itu.' batin Auristella tidak terima.
Avnan bisa begitu mudah menghinanya di depan para sahabatnya. Bahkan pria itu berakting dengan sangat natural. Sama sekali tidak memperlihatkan dia yang memujanya seperti tadi. Ah, jangan lupakan Avnan yang begitu menginginkan untuk bermain bersamanya.
"Sial! Apa-apaan dia berbicara seperti itu tentangku. Memangnya dia siapa? Jangan mentang-mentang tadi aku merayunya, dia bisa berbuat seenaknya." Auristella berkata jangan kekesalan yang berada di ubun-ubun. Tapi meski begitu, para sahabatnya pasti akan langsung percaya dengan perkataannya tadi.
"Kamu tidak perlu sedih, anggap saja pria sombong itu tidak pernah ada di dunia. Aku pasti akan memotong miliknya. Kalau sampai dia tidak bisa memuaskanmu jika kalian jadi bercinta," desis Gudytha yang juga merasa kesal mendengar perkataan Avnan barusan.
"Wajar saja kalau miliknya besar dan panjang lalu bisa memuaskan, dia bisa berbicara seperti itu. Kalau ukurannya tidak sesuai dengan keinginanku, aku pastikan dia tidak akan lagi bisa menjelajah ke mana pun dengan ukuran sekecil itu." Cristal yang ikut geram dengan Avnan juga mengeluarkan pendapatnya.
Pandangan mereka semua tertuju pada Avnan yang berjalan menjauhi mereka. Rasa kasihan timbul di hati saat mengetahui Auristella sudah ditolak cintanya secara tidak langsung. Tapi hal itu baik untuknya, agar tidak lagi memuja pria penikmat sesama jenis.
Lain yang mereka pikirkan, lain pula yang ada di hati Auristella. Dia justru tersenyum bangga dan tertawa penuh kemenangan di dalam hati. Reaksi mereka semua diluar dugaannya. Sungguh, Auri semakin menyayangi para sahabatnya meskipun mereka terkadang bertindak diluar akal kesehatan manusia.
"Kamu tidak perlu khawatir, Auri Kitty. Aku akan mencarikan banyak pria yang tampan untukmu. Bahkan lebih tampan dari bosmu yang gay itu. Dan pastinya akan memiliki senjata yang besar dan panjang juga berurat."
"Kamu pasti akan puas dengan mereka. Setiap pria yang aku pilih tidak pernah mengecewakan," ucap Violeen yang saat ini merasa prihatin melihat keadaan Auristella. Pengalamannya yang hobi menjelajah banyak pria dari berbagai golongan, membuat Violeen dengan mudah menemukan pria yang tepat untuk sahabatnya. Jadi kalian jangan pernah menyepelekan petualangan yang di atas ranjang.
Violeen yang dengan bangga diri menyebutkan kriteria pria yang akan dikenalkan padanya, bukan membuat Auristella bahagia. Justru dia malah begidil ngeri jika hal itu terjadi. Apalagi ketika mendengar kriteria yang bisa memuaskan, besar, panjang dan berurat, malah semakin membuat Auristella saya ingin berakhir hanya dengan bersama Avnan.
Meski tidak memungkiri, Auristella juga ingin memiliki pria yang bisa memuaskannya. Bukan hanya sekedar celup sana sini. Tapi kriteria dari sahabatnya itu terlalu menyeramkan untuknya.
"Oh, Violeen. Please, kamu jangan berkata seperti itu padanya. Dia tidak seperti dirimu. Lihatlah Auri Kitty kita sekarang, wajahnya pucat seperti ketakutan setelah mendengar kata-katamu," tegur Cristal yang selalu bisa membuat suasana kembali kondusif. Perkataan bijak selalu keluar dari mulutnya ketika hal itu ada sangkut pautnya dengan Auristella.
"Lebih baik kita pulang. Auri Kitty sudah mendapatkan bukti seperti apakah pria yang dia sukai selama ini. Kita tidak perlu lagi repot menyadarkannya." Emily yang sering mengambil keputusan lebih serius membuat mereka mengakhiri semua permainan konyol itu.
"Yups, dia benar. Kalau nanti Auri Kitty masih nekad dengan terus mencintai pria Gay itu, sepertinya aku harus memeriksakan kondisi kejiwaannya. Takut ada yang sudah diracuni sejak awal dia melihat pria itu." Gudytha memberikan komentarnya dengan menyambung perkataan Emily.
Tidak terima dengan semua ucapan mereka, Auristella ingin membentak semuanya dan menceritakan yang sesungguhnya. Tapi dia harus menahan suaranya agar mereka tidak tahu kalau dia sudah membohongi mereka semua. Bayangan nasibnya akan menjadi lebih sadis dari ini, Auristella memilih untuk menampilkan wajahnya yang masam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun menanggapi.
Lima wanita cantik dan seksi itu berjalan keluar dari dalam club. Meskipun mereka semua menjadi perhatian para pria dengan tatapan lapar, mereka tidak akan mempedulikan hal itu sama sekali. Sudah biasa bagi para sahabat itu menjadi pusat perhatian.
Berjalan ke mobil yang masing-masing, mereka berniat meninggalkan tempat penuh ingat-ingat dunia malam itu. Tapi Auristella justru gugup saat ini. Otaknya sedang berputar mencari cara agar bisa lepas dari jeratan Avnan malam ini.
Tapi karena tenggelam dalam lamunannya yang sedang mencari alasan, keempat sahabatnya sudah pergi dulu meninggalkan dirinya. Kini hanya tinggal dia yang berada di parkiran itu. Tiba-tiba ponselnya bergetar, pesan masuk terlihat di sana dari nomor yang tidak diketahui siapa pemiliknya.
'tetap disana dan jangan pergi kemana-mana. Tunggu Aku, sebentar lagi aku akan sampai di tempatmu.' tanpa perlu memikirkan lebih banyak lagi, Auristella tentu tahu siapa yang mengirim pesan kepadanya.
"Dasar pria posesif. Tidak bisakah dia membiarkan aku istirahat sebentar malam ini? Aku ingin pulang dan bertemu dengan kasurku yang nyaman."
Ketika Auristella masih terus menggerutu, tiba-tiba mulutnya ada yang membekap dari belakang. Dia seperti di tarik dan di paksa menaiki sebuah mobil. Tapi Auri tidak tahu, siapa pelakunya.
'Avnan, tolong aku.'
note :
maaf baru up. lagi kejar tayang di sebelah yang lebih hot dari ini. jadi yang Auristella baru ke pegang.
setelah ini adegan panas mereka bakalan di mulai yah. aku sengaja bikin alurnya lambat. dan nanti di hotel dan di manapun ada adegan ranjangnya, semua akan aku buat sedetail mungkin.
jadi maaf untuk yang kurang berkenan dengan adegan hot yang detail. Karena bagiku, kalau detail dalam setiap kejadian, akan membuat para readers sekalian membaca dengan alur yang mengalir seperti air. tidak terkesan terburu-buru dan lompat. Selamat menikmati. semoga suka.