Suara desahan Auristella semakin keras terdengar. Rasa sakit yang sejak tadi menjadi ketakutannya, seolah hilang dengan begitu mudah. Auristella kini tidak lagi segan untuk mendesah lebih keras sebagai ekspresi dari rasa nikmat yang dia terima.
Avnan yang merasa Auristella sudah terbiasa dengan miliknya, mulai menambah sedikit demi sedikit kecepatan temponya. Menggerakkan pinggulnya semakin cepat, sampai pada dia juga mendesah keras menikmati permainan mereka. Ruangan kamar itu menjadi saksi, bagaimana dua insan manusia sedang bersatu menikmati surga dunia.
"Avnan, aku ingin meledak. Aakh yah yasss aaakkkhh oouugghh oouugghhhh."
"Jangan menahannya, Sweety. Keluarkan dia untukku."
"Aku siap menerima kehangatan yang akan diberikan di dalam sana."
Merasakan miliknya dijepit semakin kuat oleh milik Auristella, dia menambah kecepatan geraknya. Semakin cepat sampai Avnan bisa merasakan Auristella akan mencapai pelepasan pertamanya.
"Aaakkkkhhhh, Avnan."
"Oouuh oohh oouuh, yah, yah."
Hingga pada suara desahan panjang Auristella mengiringi bagaimana nikmatnya dia mencapai puncak pelepasannya. Avnan menurunkan tempo gerakan pinggulnya. Dia membiarkan Auristella menikmati sisa pelepasannya. Sebelum akhirnya nanti akan kembali memacu untuk mencapai yang lebih nikmat lagi.
"Avnan, aku ...,"
"Aku ... Oouuhh."
Auristella sampai tidak bisa mengeluarkan kata-katanya. Dia hanya tersenyum puas sembari melihat pria yang saat ini berada di atasnya.
Keringat membanjiri tubuh Auristella, membuatnya semakin bergairah melihatnya. Avnan tersenyum simpul dengan keberhasilan usahanya malam ini.
"Sudah puas, hmm?" tanya Avnan lembut menatap lekat Auristella yang lemas setelah mencapai puncaknya. Pertanyaannya hanya dibalas oleh anggukan kepala Auri disertai senyuman manis di bibirnya.
"Itu belum seberapa, Auri. Aku akan membuatmu lebih melayang lagi dibandingkan yang baru saja kamu dapatkan," ujar Avnan sembari memberikan seringaian miring miliknya yang membuat Auristella horor melihatnya.
Avnan mencabut miliknya dari dalam sana. Auristella yang merasakan itu, terlihat sedikit kecewa. Walaupun dia sudah terasa lemas, tapi tidak munafik Auri ingin kembali merasakan kenikmatannya.
"Jangan bersedih seperti itu, Sweety. Aku hanya ingin kita berganti posisi. Mencoba berbagai macam gaya yang belum pernah kamu lakukan, tidak akan ada salahnya, bukan?"
Avnan mencium Auristella sekilas. Segala macam gaya bercinta yang sejak tadi terlintas di dalam pikirannya, itu sudah bisa dia praktikkan. Avnan akan mengajarkan banyak hal dalam bercinta pada wanita yang baru pertama kali merasakan kenikmatan ini.
"Miring, Sweety," perintah Avnan dengan pelan.
"Apa?" tanya Auristella tidak mengerti dengan kening berkerut sembari menatap Avnan bingung.
"Ikuti saja perkataanku. Miring, Sweety."
Melihat Auristella yang ragu mengikuti kemauannya, akhirnya membuat Avnan menuntunnya untuk melakukan itu. Beruntung dia masih mempunyai stok kesabaran yang tinggi. Jika tidak, Avnan pasti sudah mengambil ikat pinggang miliknya dan mencambuk wanita yang tidak mengikuti perintahnya. Sama seperti yang telah dilakukan sebelum ini.
Setelah Auristella memiringkan posisi tubuhnya ke kiri, Avnan berbaring di belakangnya. Dia mengangkat sebelah kanan kaki Auristella ke atas. Lalu kemudian dengan perlahan, Avnan kembali memasukkan miliknya ke dalam sana melalui belakang. Tidak, bukan di gua belakang Auri, tapi masih di tempat yang seharusnya.
Secara perlahan, Avnan berhasil memasukkan seluruh miliknya ke dalam sana. Dia menggunakan tangan kirinya untuk menyangga tubuhnya sendiri. Avnan membawa kaki kanan Auristella untuk berpindah ke belakang terpaut pada bokongnya
Sedangkan tangan kanannya, setelah selesai melakukan tugas menuntun miliknya masuk dengan sempurna, Avnan membawanya untuk meremas kedua gunung Auristella. Dalam posisi seperti ini, dia bisa leluasa menguasai gunung kembar yang menggodanya.
"Avnan, aku merasa posisi kita ini terlihat sangat aneh. Tidak adakah gaya bercinta darimu yang lebih normal dibandingkan ini?" protes Auristella merasa dirinya kini bercinta dengan gaya yang tidak semestinya yang pernah dia pikirkan.
"Sssttt." Avnan berkata seperti itu tidak dengan membungkam mulut Auri. Tapi dia meremas lebih kuat gunung kiri Auri yang kini ada di tangannya.
"Sejak tadi kamu selalu protes, Sweety. Aku sampai pusing mendengarmu berbicara!"
"Cukup terima dan ikuti apa yang aku mau. Aku lebih berpengalaman daripada kamu dalam hal bercinta. Kamu tidak perlu banyak bertanya sedangkan kamu begitu menikmati setiap permainan ini."
Avnan mendesis menggoda seraya memberi peringatan. Dia merasa aneh kepada Auristella. Dari awal mereka bercinta, wanita itu selalu punya opini untuk menyanggah apa yang dia lakukan. Tapi ternyata, semua protes itu lenyap begitu saja seiring dengan kenikmatan yang diterimanya.
"Kamu menyebalkan, Avnan!"
"Tapi memberikan kenikmatan tiada tara," balas Avnan yang tidak mau kalah. Dia masih membiarkan mereka yang sudah bersatu di bawah sana. Avnan sengaja belum menggerakkan sama sekali. Dia ingin merasakan sedikit lebih lama sensasi bibir bawah Auristella yang saat ini menjepitnya dengan kuat.
Kesal dengan perkataan Avnan padanya, Auristella membelokkan kepalanya ke belakang. Belum sampai dia kembali membuka suaranya, suara pekikan darinya sudah lebih dulu keluar.
Avnan mendorong masuk miliknya dengan sekali hentakan kuat. Sampai tidak ada sedikit pun celah miliknya berada di luar.
"Akh!"
"Oouuhh, Auri. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya, ternyata bercinta denganmu bisa terasa senikmat ini. Kalau saja aku bertemu kamu lebih awal, Aku tidak yakin kamu masih bisa mempertahankan keperawanan sampai di umur yang setua ini," celetuk Avnan sembarangan. Setelah itu dia mulai memompa miliknya bergerak mundur keluar masuk lembah kenikmatan milik Auristella.
'apa dia bilang?! Aku sudah tua?!'
'yang benar saja? Umurku masih 24 tahun. Karena aku masih perawan, dengan begitu mudahnya dia mengatakan aku sudah tua. Padahal dia yang lebih tua daripada aku.'
'dan lagi, kalau aku tidak menjaganya dengan baik, aku yakin bukan dia yang akan mengambil mahkotaku yang sangat berharga ini. Bisa saja dia mendapatkan setelah menjadi bekas dari pria lain. Sama seperti wanita yang pernah menghangatkan dia sebelumnya,'
Auristella membatin tidak terima. Dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata itu. Mengingat saat ini, hanya suara desahan nikmat yang bisa keluar dari mulutnya.
Entah mengapa, walau Avnan mengatakan hal yang menyinggungnya, dia tidak bisa marah sama sekali. Mungkinkah karena kenikmatan yang Avnan berikan padanya saat ini? Auristella tidak bisa berbohong, kalau Avnan benar-benar sangat memuaskan untuknya.
Avnan terus bergerak keluar masuk. Ini gerakan itu tidak lagi pelan dan lambat. Avnan bergerak cepat dan liar demi mendapatkan kepuasan hasratnya. Tangannya masih terus aktif meremas kuat gunung Auristella bergantian kanan dan kiri.
Dia juga membawa wajah Auristella untuk melihat ke belakang kepadanya. Kemudian dengan ganas dan penuh nafsu membara, Avnan menautkan bibir mereka. Tidak memedulikan sudah seberapa bengkak bibir Auristella karena perbuatannya.
Auristella melupakan segala kekesalannya kepada Avnan. Kenikmatan yang dia terima di gunung dan miliknya, berhasil membawa dia terbang melayang ke atas awan.
"Avnan, lebih cepat lagi. Akkhh aakkkhhh yass oohh oouuhh."
"Lebih dalam lagi, Avnan. Aku akan kembali meledak."
"Oouugghh, yah, Avnan. Seperti itu. Itu terasa sangat nikmat. Milikmu masuk lebih dalam pada inti tubuhku. Yah, Avnan. Terus, lebih cepat lagi."
Auristella terus mendesah seraya memberitahu bahwa dia akan segera mencapai pelepasannya. Avnan yang mengerti hal itu, menuruti keinginan Auristella.
Avnan semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Masuk lebih dalam ke sana, sampai pada milik Auristella yang semakin menjepitnya kuat. Saat ledakan cairan hangat itu menyapa miliknya di dalam sana, Avnan sekarang mencabutnya dengan cepat.
Gerakan secepat kilat yang berhasil merubah posisi mereka saat ini. Avnan kini berada di atas tubuh Auristella. Dia menyambut cairan yang keluar dari milik Auristella. Menjilati dari posisinya yang kini berada di atas.
Miliknya kini berada tepat di atas wajah Auristella. Mengerti akan kode Avnan yang tidak dikatakannya secara langsung, Auri memegang milik Avnan dan memasukkan benda besar yang menegang di atasnya ke dalam mulut.
Mengulum, menjilat bagai permen lolipop yang nikmat. Desahan mulutnya tertahan dengan milik Avnan yang berada di dalam mulutnya. Sedangkan Avnan di bawah, kini tengah menusukkan lidahnya masuk ke dalam gua yang tadi mengeluarkan cairan. Dia menghisap dan menelan seluruh cairan Auristella yang keluar.
"Aaakkhh, eemmhh, hhmmmpp, oouugghh yyaass."
" Akh, Sweety, ternyata kamu sangat pintar melakukan itu."
"Avnan, eemmh. Milikmu terlalu besar. Aku tidak bisa mengulum seluruhnya," ujar Auristella sudah payah memberitahu. Dia tidak hanya mengulum batang milik Avnan. Auristella juga memanjakan buah zakar yang menggantung indah di atasnya.
"Lakukan sesuai yang kamu bisa, Sweety. Jangan memaksakannya, atau itu tidak akan berakhir baik untukmu."
Avnan tahu, Auristella akan kesulitan dengan posisi seperti ini yang berada di bawah. Karena itu dia sedikit menahan tubuhnya agar tidak terlalu menindih wanita itu di bawahnya.
*
*
Note : kegiatan bercinta mereka belum selesai, yah. Avnan kan belum sampai pelepasannya. Dan lagi aku udah bilang, ini aku buat detail. Sebelumnya juga udah aku kasih tahu, kalau adegan ranjang mereka akan sampai beberapa chapter. Karena per bab isinya pendek. Kalau panjang, mungkin 3 bab sudah selesai.
Jadi jangan heran kalau ini masih akan kembali berlanjut. Selamat menikmati, semoga puas. Untuk melihat visual Avnan dan Auristella, juga penampilan hot mereka, bisa follow me Ig @putri_badrfier. FB Putri Badrfier.