Chereads / Impoten Without You / Chapter 14 - Impoten Without You part 14 menjalani hukuman dengan merayu

Chapter 14 - Impoten Without You part 14 menjalani hukuman dengan merayu

'sial! Aku bahkan tidak sanggup membayangkan akhirku nanti dengan Avnan.' Auristella membatin kesal. Kengerian yang akan dia lalui bersama Avnan sudah ada dalam bayangannya.

Auristella terdiam melamun sembari melihat Avnan. Dia tidak sadar para sahabatnya memperhatikan dia sejak tadi. Mereka saling lempar pandangan dan memainkan mata. Sepertinya Auri Kitty sudah tidak sabar berada dalam jarak yang sangat dekat dengan pujaan hati.

"Auri Kitty. Apa lagi yang kamu tunggu? Ayo cepat datangi dia dan goda bos tampanmu itu." Gudytha menyadarkan Auristella dari saling berpandangan dengan Avnan sejak tadi.

"Bisakah kalau aku hanya merayunya saja?" tanya Auristella pada mereka dengan wajah sedikit memohon. Berharap sesuatu yang mustahil itu akan terkabul.

"Kenapa Auri? Kamu keberatan untuk melakukan tantangan ini? Kamu tidak mau tidur dan bercinta dengannya?" Violeen menatap curiga Auristella. 

"Bukan begitu. Hanya saja, aku tidak siap jika harus bercinta dengannya," ujar Auristella tidak enak hati pada mereka.

Dia tahu benar apa konsekuensinya jika tidak melakukan tantangan itu dengan benar. Tapi tetap saja, menggoda dan merayu Avnan seperti sedang menggali kuburnya sendiri. Walau hal itu juga pantas diterapkan ketika dia tidak menjalani hukuman kekalahan secara sempurna.

"Kami tidak menerima alasan apa pun, Auri Kitty. Kamu harus melakukannya saat ini juga. Kami tidak akan pergi sebelum kamu menyelesaikan urusan bersamanya." Emily menyambung. Dia sudah jengah dengan drama basa-basi saat ini.

"Cepat lakukan sekarang atau aku yang akan mencarikan pria untuk melakukannya. Lalu kamu akan bercinta tepat di depan mata kami," ujar Cristal yang sudah mulai kesal karena Auristella seperti sedang mengulur waktu.

"Baiklah aku akan melakukannya sekarang. Tapi jangan memaksa berbuat lebih kalau dia tidak mau aku ajak bercinta." Auristella membuat perjanjian dengan mereka. Menurutnya ini adalah kesempatan yang baik untuk lepas dari jeratan tidak masuk akal para sahabatnya.

"Deal!" Dengan cepat Emily menjawab menyetujui.

Setelah mendengar jawaban dari Emily yang terdengar tidak sabar agar dia segera melaksanakan tantangan itu. Auristella beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan perlahan menuju kepada Avnan yang sedang duduk dengan tiga orang pria lainnya.

Rasa tidak nyaman langsung menghampiri Auristella ketika jaraknya dengan Avnan semakin dekat. Ditambah dengan tatapan tiga laki-laki yang ada di sekeliling pria itu, membuatnya menjadi gugup.

Auristella berpandangan dengan Avnan. Tiba-tiba dia ragu untuk melanjutkan tantangan ini. Pipinya seketika memerah teringat dengan kejadian di toilet. Dia melihat Avnan yang menaikkan sebelah alisnya ke atas. Seolah mewakili pertanyaannya. Untuk apa dia ke sana.

"Boleh aku berbicara denganmu?" tanya Auristella pelan.

Seharusnya suara itu tidak terdengar oleh Avnan. Mengingat mereka ada dalam ruangan yang begitu bising dengan musik dan lautan manusia. Tapi seolah, semua suara itu hilang dan hanya di gantikan oleh alunan lembut dari Auristella.

"Ada apa?" tanya Avnan singkat dengan dingin setelah di mengangguk.

"Apa kita bisa duduk bersama dan bercerita? Aku ingin berkenalan denganmu."

Auristella berkata dengan pelan. Avnan bisa mendengar dengan jelas. Tapi, tiga rekannya yang lain tidak tahu apa yang terucap dari bibirnya.

Mendengar perkataan Auristella, Avnan menyipitkan matanya. Lalu dia melirik pada para sahabat wanita di depannya. Mereka semua melihat ke arah dia. Seperti penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu mata Avnan beralih pada Leonard. Sekretaris pribadinya itu memberi kode, kedatangan Auristella ke sana untuk memenuhi keinginan dari para sahabat wanita itu.

"Boleh. Kamu ingin bercerita tentang apa?" tanya Avnan dengan dingin, datar, dan cuek. Dia tidak memedulikan keberadaan Auristella.  Avnan membuka ponselnya dan melihat notifikasinya yang masuk dari Leonard.

'Tuan, Nona Auri mendatangi Anda untuk memenuhi tantangan para sahabatnya. Nona Auri sudah kalah dalam permainan yang mereka lakukan. Dan hukuman harus diterima pihak yang kalah.'

'Nona Auri mengalami kekalahan. Hukuman yang diberikan adalah merayu Anda sampai berhasil mengajak Anda tidur bersama dan bercinta. Kemudian merekam semua kejadian itu dan diperlihatkan pada mereka sebagai bukti semua sudah dilakukan tanpa kecurangan.'

Isi pesan Leonard yang menjelaskan panjang lebar mengenai Auristella. Jangan ditanya bagaimana bisa mendapatkan informasi sedetail itu. Banyaknya mata-mata yang mereka miliki, tidak sulit membuat semuanya menjadi mudah.

'oke, Leonard. Terima kasih.' Avnan membalas singkat. Dia menyimpan kembali ponselnya. Lalu melihat pada Auristella ubah berwajah masam. Tentu saja, bagaimana tidak, sejak tadi dia di sana. Tapi Avnan mengabaikannya. Padahal, saat di toilet tadi pria itu begitu bernafsu dan memujanya.

Rekan Avnan yang berada di sana, mereka tetap diam menatap Auristella dengan pandangan yang berbeda-beda. Ada yang biasa saja, ada yang berminat dan ada yang menggoda. Tapi tidak satu pun berani membuka suaranya. Mereka tahu, hidangan mulus di depan milik Avnan. Dan tidak ada yang berani merusak penampilan yang terlihat begitu lezatnya.

'dasar pria banyak drama! Di toilet dia bernafsu banget. Sekarang, di depan banyak orang, dia merasa paling tinggi. Sombong!' Auristella membatin kesal dengan sikap Avnan yang tidak menganggap keberadaannya.

Dia melihat ke belakang, pada para sahabatnya. Memberi kode, pria yang akan dirayu tidak menginginkan dirinya.

Saat masih berdebat dengan sahabatnya melalui bahasa isyarat, Auristella terkejut ketika tiba-tiba tubuhnya seperti ada yang menarik kuat. Dia memejamkan matanya bersiap jatuh di tempat yang dingin dan keras. Tapi, yang dirasakan Auristella, sekarang tubuhnya sepeti ada dalam dekapan seseorang.  Sampai suara seseorang pria menyadarkannya.

"Buka matamu. Aku tidak akan membiarkan milikku terjatuh di tempat yang kotor," bisik Avnan tepat di telinga Auristella. Lalu memberikan kecupan singkat di telinga dan menghirup wangi khas yang ada di leher wanita itu.

"Apa yang kamu lakukan? Jangan sembarangan bertingkah seperti ini," ketus Auristella tidak terima. Tapi dia tidak begitu menyadari saat ini sedang ada di atas pangkuan Avnan dengan jarak wajah mereka yang begitu dekat.

"Kamu terlalu banyak melamun, Sweety. Aku kasihan melihatmu berdiri. Jadi, terpaksa aku menarikmu paksa."

" Tapi sepertinya, kamu terlihat tidak keberatan berada dalam pangkuanku."  Avnan menjawab santai semua perkataan wanita di atasnya. Sesekali, dia menjelajahi leher wanita itu dengan hidungnya. Rasa ingin menghisap dan meninggalkan banyak kissmark di sana mencuat begitu besar.

Mendengar perkataan Avnan, kini Auristella sadar akan keadaan dirinya yang ada di atas pangkuan pria itu. Di melirik Avnan sebentar. Lalu, pandangan matanya beralih pada para sahabatnya. Mereka memberikan kode padanya untuk cepat mengajak Avnan bermain di kamar.

Tidak lupa, Violeen mengajarkan dia dari sana untuk meraba dada bidang Avnan dan juga milik pria itu yang ada tepat di bawah bongkahan bawahnya. Seketika Auristella melebarkan matanya. Dia bisa merasakan milik Avnan mengeras dan siap tempur.

'aku tidak akan selamat. Kali ini, pasti aku akan habis oleh dia.' Auristella membatin dengan menelan kasar salivanya sendiri.