"Fan, mamah mau bicara serius sama kamu"
Ucap Gina seraya duduk, Fania mengangguk, silahkan saja Fania tidak akan melarang Gina untuk bicara saat ini.
"Tapi ini soal Farhan"
Fania mengernyit, apa harus membahas itu sekarang, Fania sudah berusaha melupakannya dan terbiasa tanpanya.
"Kamu tidak keberatan kan ?"
Fania hanya menggeleng saja tanpa mengatakan apa pun juga, Gina pasti mengerti kenapa Fania seperti itu sekarang.
"Ini soal outlet martabaknya Farhan"
"Kenapa memangnya ?"
"Semua outlet Farhan telah tutup sekarang"
"Ya udah, mungkin waktunya libur"
"Bukan"
"Lalu apa ?"
"Karena Farhan tidak bisa mengurusnya"
"Ya udah biarkan saja, itu kan usahanya ya biar jadi urusannya juga"
Gina diam, apa benar Fania tidak lagi mengingatnya sekarang, secepat itu Fania melupakan lelaki itu hanya karena satu kejadian itu.
"Fania, kamu sudah benar-benar melupakan Farhan ?"
"Ya udahlah, untuk apa lagi, kan dia sendiri yang seperti itu"
"Kamu tidak mau tahu alasannya kenapa ?"