Ditengah malam yang semakin larut, mereka semakin tenang menikmati malamnya, denting gitar seperti tak ingin terhenti berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya.
Mereka bahagia dengan kebersamaan malam kni, dan mereka berharap jika hal seperti ini akan terjadi lagi dan lagi, kebersamaan itu akan selalu dirindukan mereka.
Fania tampak memisahkan diri berbaring di dalam tenda, kepalanya sedikit pusing mungkin karena Fania sudah terbiasa tidur sore-sore, sedangkan sekarang Fania harus bergadang lagi dengan mereka tentu saja itu membutuhkan penyesuaian lagi.
"Jangan asyik sendiri lo"
Ucap Raka seraya menjitak kepala Andra, lelaki itu menoleh dengan sedikit kesal, tapi sedetik kemudian kekesalan itu menghilang saat Raka melirik Fania.
Tentu saja Andra melihatnya dengan jelas karena pintu tenta yang masih terbuka, Andra lantas bangkit dan meninggalkan mereka tanpa mengatakan apa pun juga.
"Gue yakin Fania hanya sedang berpura-pura kuat saat ini"
