Hani yang baru saja keluar harus sudah dikejutkan oleh tangan yang menyodorkan setangkai bunga merah padanya, Hani mengernyit dan melirik pemilik tangan tersebut.
Hani mengangkat kedua alisnya, apa-apaan Devan kenapa melakukan ini padanya, dan lagi pula apa yang sedang dilakukannya disana.
Warung masih tutup dan itu adalah perintah Cessillya, jadi untuk apa Devan datang sekarang atau mungkin Devan ingin membuat Hani kesal diwaktu sepagi ini.
"Devan."
"Jangan katakan apa pun sebelum kamu terima bunganya."
"Apa yang kamu lakukan ?"
Devan tersenyum dan mengangguk, Hani mengangkat kedua pundaknya sekilas dan menerima bunganya.
Tentu saja itu membuat Devan girang sendiri, Devan lantas memeluk Hani dengan eratnya.
"Apa sih, kamu belum jawab untuk apa ini dan untuk apa kamu disini ?"
"Aku disini untuk kamu dan bunga itu juga untuk kamu."
"Lepas ah."
"Enggak, kamu diam saja tanpa harus melakukan apa pun juga."