***
Leon berdiri di balik jendela yang terbuka menatap sosok didalamnya yang Leon tebak dia sedang terisak, Leon mengambil satu batu kerikil dan melemparkannya tepat mengenai lengan sosok didepannya.
Seketika itu juga pandangan mereka bertemu, Leon menatap mata yang sudah sembab dan memerah, serta wajah yang sarat dengan kebingungan.
"Boleh aku masuk ?"
"Apa gak punya jam di rumah, bertamu malam-malam begini ?"
"Sengaja, aku harus mencari waktu yang tepat untuk menemui mu, dan ini waktu yang tepat."
Cessillya mendelik tak peduli, wajahnya kembali tertunduk dan kembali menikmati kesedihannya.
Leon pun dengan acuh melewati jendela didepannya, tak peduli dengan kemarahan Cessillya nanti atau bahkan jika warga meneriakinya.
Leon mendekat dan duduk disamping Cessillya.
"Ada keperluan apa, aku tidak ada urusan dengan mu, untuk apa kesini ?"
"Untuk menemani seseorang yang memang lagi membutuhkan ku."
