Aini membukakan pintu rumahnya, Yasmin sepertinya sedang tidur sehingga tidak juga membukakan pintu.
Aini tersenyum hormat melihat Siska disana, tak ada kabar apa pun tapi Siska sudah ada di hadapannya.
"Ada apa bu ?"
"Saya mau berikan undangan ini."
"Secepat ini bu ?"
"Kenapa memangnya, bukankah kalian sudah setuju untuk langkah ini."
"Maksudnya kan baru pembahasannya."
"Gak masalah bu, suami saya sudah atur semuanya, cetak undangan kan tidak begitu sulit, jadi waktunya juga bisa lebih singkat."
Aini tersenyum dan mengangguk, baiklah kalau memang seperti itu, bukankah mungkin itu memang keharusannya.
Aini sudah menyadari kalau untuk saat ini, Aini hanya bisa menerima semuanya, Aini tak memiliki pilihan apa pun selain dari pada menerima semuanya.
Aini lantas menerima apa yang diberikan Siska, menatapnya dan perlahan tersenyum, cantik dan sepertinya Yasmin juga akan menyukainya.
"Yasminnya mana bu ?"
"Yasmin sedang istirahat, silahkan masuk bu, biar saya panggilkan Yasmin"