8 sekawan berjalan meninggalkan tempat parkir menuju ke kelas, semua mata tampak tertuju pada mereka.
Yasmin dan Cessillya pun ada disana menyaksikan apa yang menjadi kehebohan seisi Kampus, fokus Yasmin pecah saat seorang wanita yang tak sengaja menabrak Kevin.
Dan dengan sengaja Kevin mendorongnya hingga terjatuh.
"Lo kalau jalan buka matanya, lo gak lihat gue disini, hah ..."
Kevin membentaknya penuh kemarahan, kini semua pandangan beralih pada wanita yang.tertunduk tak berdaya.
"Lihat gue, gue lagi ngomong sama lo."
Kevin menarik wanita tersebut dengan kasar agar cepat bangkit dari duduknya, Kevin kembali mebentaknya berkali-kali tanpa rasa kasihan.
Yasmin sedih melihat semua itu, selama Yasmin mengenal Kevin baru kali ini Yasmin melihat Kevin sekasar itu terhadap orang lain.
"Pergi sana."
Kevin mendorong pergi wanita tersebut dan melanjutkan langkahnya ditemani dengan kawannya yang lain.
Saat lewat di depan Yasmin, Kevin sempat meliriknya, pandangan mereka bertemu tapi Kevin tak peduli dengan itu.
Kevin berlalu begitu saja dengan sejuta kemarahan dimatanya.
Kini Yasmin tak hanya merasa sedih, ada rasa sakit yang menyelinap masuk kedalam hatinya saat menatap Kevin.
"Dia kenapa Yas ?"
"Aku gak tahu."
"Ya udah yuk masuk, bentar lagi kelas di mulai."
Cessillya menggandeng Yasmin menuju kelas, Yasmin tak melepaskan pandangannya dari Kevin yang juga tampak menatap kedatangannya.
Ingin sekali Yasmin berbicara dengannya, jika saja Yasmin memiliki kebebasan untuk hal itu.
"Jalan yang benar, jangan sampai nabrak."
Ucapan Kevin begitu dingin seolah menusuk ke hati Yasmin, Yasmin memalingkan pandangannya saat mendengar banyak suara yang mentertawakannya.
Yasmin duduk dan terdiam tanpa berani melihat sekitarnya, Cessillya mengernyit melihat semuanya.
Ada apa dengan Kevin, kenapa jadi seperti itu bukankah dia satu-satunya yang baik diantara 8 orang tersebut.
Kelas dimulai, semua tampak tenang dan fokus mengikuti materi yang diberikan.
"Pak, saya izin ketoilet."
Kevin mengakat tangannya, dosen menoleh dan mengangguk mengizinkan Kevin untuk keluar.
Yasmin ingin menyusulnya tapi alasan apa yang harus dia gunakan agar dosen juga mengizinkannya keluar.
"Kamu kenapa Yas ?"
"Aku pusing Si."
"Ya udah kamu ke UKS aja, istirahat dulu."
Yasmin tersenyum, merasa mendapat ide brilian untuk tujuannya.
Yasmin langsung mengajukan izinnya pada dosen di depan, dan baguslah dosen pun mengizinkannya.
Yasmin berlari, berharap bisa menyusul langkah Kevin yang pergi lebih dulu darinya. tapi sayang Kevin sudah menghilang dibalik toilet.
Yasmin berdiam menunggu Kevin di depan toilet laki-laki, Yasmin harus bicara dengan Kevin tentang semuanya.
Yasmin tak ingin Kevin menjadi orang jahat seperti tadi.
Lama menunggu, akhirnya Kevin keluar dan Yasmin bernafas lega karena itu.
Yasmin tahu Kevin melihat keberadaannya tapi Kevin tidak peduli dengan hal itu.
"Kevin."
Yasmin memberanikan diri memanggil Kevin lebih dulu, Kevin menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Yasmin.
"Aku perlu bicara."
"Pembicaraan macam apa."
"Kamu kenapa, kamu gak boleh kasar sama orang Vin."
"Peduli lo apa, hah ?"
Yasmin mengernyit mendengar ucapan Kevin yang bernada kasar.
"Kalau marah sama aku, sama aku aja jangan sama orang lain."
"Terus gue harus apa menurut lo."
Kevin menatap Yasmin dengan segudang kemarahan, Yasmin merasa takut dengan hal itu.
Perlahan Yasmin melangkah mundur menjauhkan diri dari Kevin, beberapa langkah di lewati, tubuh Yasmin mentok pada tembok.
Kevin tampak leluasa dengan tubuh yang tak bisa menjauh lagi, kedua tangan Kevin menyentuh tembok untuk mengunci Yasmin agar tidak pergi darinya.
"Lo mau gue ngapain sekarang ?"
Yasmin memejamkan matanya kuat-kuat saat Kevin mendekat padanya.
"Lo mau gue ngapain, kalau gue marah sama lo sekarang ?"
Yasmin menggeleng tak berani bersuara apa lagi membuka matanya, semakin lama Yasmin bisa merasakan hangat hembusan nafas Kevin diwajahnya.
Jantung Yasmin berdetak hebat, tak ada siapa pun disana, apa yang akan terjadi padanya ditengah kemarahan Kevin.
"Lihat gue Yas."
Yasmin kembali menggeleng, dan tetap pada posisinya.
"Gue bilang, lihat gue Yasmin."
Yasmin kaget dengan bentakan Kevin yang tepat didekat diwajahnya, Yasmin perlahan membuka matanya dan menatap Kevin dengan sisa keberanian yang ada.
"Apa mau lo ?"
"Aku .... aku cuma ...."
"Cuma apa ?"
Yasmin kembali memejamkan matanya sesaat ketika Kevin kembali membentaknya.
"Aku gak mau kamu kasar Vin."
"Lo fikir lo siapa bisa atur gue."
Kevin mencengkram kedua pipi Yasmin dengan kuat dan membuat Yasmin kembali menutup matanya untuk beberapa saat.
"Lo fikir lo siapa .... untuk apa lo atur gue seperti ini, lo sendiri gak bisa menghargai gue untuk apa minta gue menghargai semua orang."
Yasmin menggenggam pergelangan tangan Kevin, pipinya terasa sakit karena cengkraman Kevin.
Perasaan Kevin mulai dicabik melihat ringisan Yasmin karena ulahnya, jika saja Yasmin laki-laki sudah jelas Kevin akan menghajarnya tanpa ampun.
Kevin melepaskan tangannya dan menonjok tembok disamping telinga Yasmin, Yasmin sontak menjerit dan menutup kedua telinga dan memejamkan matanya penuh ketakutan.
"Maaf, aku minta maaf."
Suara Yasmin bergetar saat mengucapkan kalimatnya.
"Pergi sekarang."
Yasmin menggeleng dan tak merubah posisinya sedikit pun, Kevin mengusap kasar wajahnya prustasi dengan keadaan saat ini.
"Gue bilang pergi."
Kevin mendorong Yasmin tapi Yasmin mampu menahan tubuhnya agar tidak terdorong oleh Kevin.
"Pergi."
Yasmin tetap saja menggeleng, rasa takutnya telah sampai ke ubun-ubun tapi Yasmin enggan untuk pergi.
"Pergi Yas .... Yasmin gue bilang pergi sekarang."
"Enggak."
Yasmin balik membentak Kevin dan menatapnya penuh takut, beberapa detik kemudian Yasmin tampak meneteskan air matanya, entah kenapa Yasmin merasa sakit dengan semua yang dilakukan Kevin, bukan untuk penindasan tapi untuk perasaannya sendiri.
"Kamu mau marah, ayo marah .... mau maki aku, ayo maki, lakukan apa yang membuat kamu puas, ayo la ...."
"Diaaam !"
Kevin benar-benar membentak Yasmin untuk menghentikan kalimatnya, bentakan Kevin membuat Yasmin terisak.
Kevin semakin prustasi dengan semuanya, Kevin lantas menarik Yasmin kedalam pelukannya.
Kevin tak bisa mengingkari sakit yang dirasanya karena melihat Yasmin seperti itu, Kevin mengecup kepala Yasmin penuh sayang dan mengusap lembut punggung Yasmin berharap Yasmin bisa tenang dalam dekapannya.
Tak ada lagi kalimat yang terdengar dari keduanya, yang ada hanyalah suara tangis Yasmin yang tak bisa Yasmin bendung.
Kevin melingkarkan kedua tangan Yasmin dipinggangnya dan kembali memeluk Yasmin, berusaha menenagkan diri sendiri juga menenangkan Yasmin saat ini.
Yasmin merasa lega, keyakinannya tentang sisi baik Kevin kembali terbukti, Yasmin membalas pelukan Kevin mencari kenyamanan tersendiri untuk dirinya.
Kevin memejamkan matanya sesaat dan kembali mengecup kepala Yasmin dengan penuh rasa sayangnya.
Kevin menyesal telah membentak Yasmin, tapi itu semua juga salah Yasmin, kenapa Yasmin begitu mengabaikan Kevin selama ini.