sudah menjadi hobi baru Sean dalam beberapa hari ini memperhatikan wajah damai Nina sebelum gadis itu terbangun. atau beberapa menit sebelum ia kekantor. sungguh wajahnya sungguh damai dalam lelapnya mimpi. sungguh menggemaskan dengan bibir yang sedikit dimonyongkan.
"pikirkan matang-matang dulu bang. aku g' bisa masak. malas beramai ramai. abang adalah orang yang banyak bergaul. dan juga aku g' bisa dandan. aku pemalas. malas mengerjakan rumah. aku g' mau dikemudian hari abang kecewa dan menyesalinya" tutur Nina disuatu ketika sore itu.
entah kenapa saat itu hati Sean merasa terenyuh. gadis pujaanya itu menimbang perasaannya dan itu membuat hatinya jatuh semakin dalam. " juga, aku belum mampu membalas perasaan itu" dengan nada bergetar gadis itu berbicara. " aku takut abang lelah. lelah berjuang sendirian" ujar Nina.
" jadi.. cantikan mana. Nina atau lia?" Nina bertanya usil.
"cantikan kamu.." ujar Sean santai.
Nina mendelik " bohong.." ujarnya.
Sean mendesah.